CHAPTER 2

149 167 51
                                    

–[Chp:2📝]

Keesokan harinya Alang kembali terlambat dan berakhir di Wc dalam bentuk hukuman yang di lontarkan Bu Ei padanya. Hari ini juga ia di temani oleh Gadis kecil yang centik teman sekelasnya.

Pagi ini Meysia di hukum bukan karena terlambat, melainkan karena telah Lalai dengan pesan Guru yang seharusnya ia sampaikan kepada anak-anak kelasnya untuk mengerjakan tugas, kemarin.

Meysia bernafas lega karena hukuman nya kali ini adalah membantu Alang membersihkan Wc.

'gapapa di hukum asal sama Alang'. Batinya sumringah.

"Nih ambil, Lo sikat ni Koslet sampe mengkilat!" Ucap Alang menyodorkan Sikat WC pada Meysia.

Perlahan langkah Meysia mendekati salah satu koslet toilet sekolah nya tersebut.

'gila kenapa ni lubang tai keraknya gabisa ilang?' Gumum Meysia berkedik jiji.

Matanya sesekali Melirik Alang yang tengah terduduk manis dengan kepulan asap rokok yang di hisapnya.

"Alang, ini gimana? Keraknya gabisa ilang". Protes Meysia padanya.

"Semprotin sabun dong bego!" Balas-nya santai.

"Bantuin". Pinta Meysia yang tentu di acuhkan oleh Alang.

"Gak, Lo urus ni WC dari Ruangan A-Z!" Jawabnya sambil menunjuk Ruangan WC yang lumayan banyak tersebut dengan Putung rokok yang tengah di hisapannya.

Meysia mengela nafas nya pelan dan berkata "untung gue sayang, kalo nggak udah gue pites lu pake higls gue".

"Apa Lo bilang!?" Tanyanya yang sempat mendengar ocehan Meysia yang remang-remang tadi.

"Enggak kok kek, Lo duduk aja Gue yang Hendel ni lubang tai". Ucapnya tersenyum kecut.

Satu jam kini berlalu, kini Meysia sudah selesai menjalankan hukuman-nya seorang diri. Matanya mencari keberadaan lelaki yang seharusnya sedang duduk di bangku sana.

Keringat dari pelipisnya pun telah mengering, tapi tidak dengan Rok nya yang sempat basah karena cipratan air yang di lakukan oleh keceroboha-annya sendiri.

Tangannya itu mencoba menepis-nepiskan rok nya yang basah, guna mencoba membantu mempercepat proses pengeringan.

Akan tetapi seseorang menyodorkan handuk kecil yang berhasil menghala-ngi penglihatan Meysia.

"Makas-". Ucapnya terpotong saat menyingkirkan handuk yang saat ini berada di depan mukanya.

"Alangkah!" Kagetnya setelah melihat Ternyata lelaki itu yang memberinya handuk.

'aaaa perhatian banget si !!' Batin Meysia merkicau merdu.

"Udah selesai kan? Tuh handuk keri-ngin rok Lo yang basah". Ujar Alang dengan nada Dingin.

"Makasii Alang, tambah sayang deh". Ucap Meysia tersenyum manis, lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Kayaknya Lo pinter bersih-bersih". Puji Alang dengan maksud tertentu.

"Jangan kan bersih-bersih, orang pasir di Mesir aja gue sapu ampe bersih". Balasnya omong kosong.

"Ow good girl, jadi gue nggak perlu repot-repot lagi cari pembantu kalo udah ada Lo". Ucapnya tersenyum miring.

Alangkah memang mempunyai niatan sejak awal saat melihat ketelatenan Meysia yang tengah mencoba membersihkan toilet saat di hukum tadi.

Untuk menggantikan posisi asisten-nya, yang tengah cuti dalam 1 Minggu ini.

"Ma-maksud Lo?" Beo Meysia sedikit terbata.

"Gausah banyak tanya, jawaban Lo cuma dua". Ucap Alangkah lalu mem-bungkuk menatap Meysia yang jauh lebih pendek ketimbang tubuhnya.

"Iya apa iya?" Sambung Alang.

"Iya dong maybe, jangankan cuma jadi pembantu, orang jadi satpol aja gue bisa". Goda Meysia menaik turun kan alisnya.

Alangkah hanya bisa menghela nafas nya sabar setelah Meysia dengan pede nya, mengucapkan hal yang di anggap nya begitu menggelikan tersebut.

'beli pedenya dari mana si ni anak?'

"Gue bukan pacar Lo paham!" Bentak Alangkah yang sontak membuat Meysia terkejut.

"Iya tau kok, Lo itukan mantan, mantan pacar yang sekarang udah jadi suami". Godanya yang tentu membuat Alang merinding geli.

"Gausah halu, gue jamin itu gak akan terjadi". Balas Alang dingin lalu melangkah pergi meninggalkan gadis itu.

◕———

Kini sudah jam istirahat keduanya hari ini. Meysia dan Linda pun sudah berada di kantin sekolah untuk membeli beberapa minuman .

Kedua sudut Meysia dari jam pelajaran kedua sampai sekarang tidak berhenti-henti tersenyum.

Hingga otak Linda sempat berfikir kalo sekarang temannya sedang mengalami gangguan jiwa.

"Jangan senyum-senyum mulu anjir, gue takut!" Bentak Linda frustasi melihat temanya itu.

"Kok gitu? senyum kan ibadah Linda". Balasnya lalu memperlebar senyuman nya tadi.

"Ibadah iya ibadah, tapi klo Lo terus-terusan kek gini jatuhnya kek orang gila tau nggak!" Ujar Linda .

"Umhhh bodo, Lo tau nggak Alangkah tadi minta gue buat jadi asisten magang di rumahnya, keren kan?" Balas Meysia dengan mimik muka bangga.

"Ha? Gimana-gimana gue gak ngerti!" Beo Linda tidak mengerti maksud dari perkataan Meysia tadi.

Meysia mencoba mengela nafasnya sabar dan menjelaskan kronologi kejadian dan penyuruhan yang di lakukan keidan tadi pagi.

"Apa! Seriusli?" Bentak Linda terkejut lalu tertawa Renyah.

"Jadi Ceritanya Lo mau cosplay jadi babu di rumah Alang?!" Maki Linda yang masih tertawa.

"Sutthh! Linda jangan keras-keras juga ngomng nya". Protes Meysia berdengus sebal.

"Nanti anak-anak pada iri sama gue gimana!" Desis nya.

"Gaada yang iri sama pembantu, Meysia". Cemooh Linda yang membuat Meysia tambah Kesal.

"Boleh dong kapan-kapan bersihin juga rumah gue". Ejeknya lagi.

"Wait sorry Lin, jasa gue itu limited edition pake banget, jadi gabisa di sewa sembarangan gitu aja, okey?" Sombongnya tersenyum miring sambil mengangkat satu alisnya keatas.

"Bacot banget deh lo, nih makan!" Ketusnya lalu menyumpelkan satu suap roti berukuran besar ke lubang mulut kecil Meysia yang sedang terbuka.

◕———

Meysia melangkah kan kaki kecilnya dan berjalan di area kroidor, matanya tak sengaja melihat gerombolan laki-laki yang sangat di kenalnya.

Senyumnya terukir ramah menyapa mereka berempat lebih tepatnya meyapa salah satu anggota yang begitu ia sayangi.

"Halo Rangga, Deny, Royan, ganteng". Sapanya mengabsen siswa sekelasnya itu .

"Lohk gantengnya cuma buat Langkah doang? Ga adil banget sii". Perotes Royan sambil melengkungkan bibirnya.

"Emang Alangkah mau di bagi, ganteng nya sama Royan?" Tanya Meysia pada Alang.

"Apansi drama banget". Balas Alang Acuh sambil melengos sebal menatap gadis yang selalu mengejar-ngejarnya .

"Tuh kan gara-gara Lo si, suami gue jadi ngambek, Dasar bauk!" Ketus Meysia memukul keras lengan Royan yang di anggap nya sebagai sumber permasalahan.

"Cewe halu, pacaran juga enggak berobat lo!" Sela Rangga padanya.

"Bukan enggak, tapi belum doain aja biar cepet sah, iya nggak by?" Balas nya ketus lalu menatap singkat Alangkah yang sedang menatapnya datar.

.
.

—P
Chapter 2 Segini dulu ya.
Yuk jangan lupa Vote ☆ dan komen 💬 !

ALANGKAH [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang