CHAPTER 9

89 99 88
                                    

—[chp:09📝]

Singkatnya sore ini adalah hari terakhir bagi Meysia menjadi asisten magang di rumah Alangkah.

Nafasnya terengah-engah setelah sampai pada rumah tersebut menggunakan sepedanya.

Seluruh tubuh nya kini pun basah, bukan karena keringat melainkan karena air hujan yang sempat mengguyur nya di saat perjalanan.

"Lo telat 10 menit, so gajih gw potong!" Teriak lelaki dari balik Jendela.

Siapa lagi kalau bukan Alangkah? Gadis itu hanya menghela nafasnya pelan, lalu menepis-nepiskan bajunya yang kini telah basah kuyup.

"Nih kering ngin". Tawar Alang sambil menyodorkan selembar handuk hangat pada Meysia.

"Kok baik sih?" Tanyanya seraya meraih handuk yang di berikan Alangkah tadi.

"Baik salah, okey lain kali gue kriminal biar Lo puas!" Balasnya dingin lalu menarik lengan kecil gadis itu dengan paksa.

Sempat meronta, akan tetapi cengkraman dari tangan berurat lelaki tersebut cukup lah kokoh untuk Meysia lawan.

Langkah nya cepet menuju sebuah ruangan yang di ketahui sebagai kamar Tidur Alang

'Kapan lagi coba? Alangkah bawa gue ke kamarnya'. Batin Meysia sambil menatap punggung lelaki yang masih menyeretnya.

"Gausah mikir macem-macem, buruan ganti". Ucapnya menyadari bahwa Meysia tengah tersipu-sipu.

Meysia lalu membuka lemari besar di samping tempat tidur Alang. Tentu berbagai macam jenis fashion dan merek mahal terjajar rapi di dalam sana.

"Daster nggak ada ya Lang?" Tanya Meysia sambil mencari di jejeran baju tersebut.

"Gada". Balasnya dengan ekspresi datar.

Akhirnya kaos polos berwarna pink yang dia ambil. Warna pink untuk style cowok sekarang sudah hal lumrah bukan?

"Eh bego Lo, bentar gue keluar dulu!" Bentak Alangkah tergaget saat melihat Meysia hendak membuka bajunya.

"Loh kirain mau liat". Jawabannya polos.

"Dasar Cewek mesum, siapa juga yang mau liat punya Lo!" Ketusnya lalu berlari keluar .

"Gapapa sumpah gapapa lang, kalo mau liat mah". Ujarnya berteriak pada Alangkah yang sudah berada di luar ruangan .

"Cewek gila!" Kesalnya lalu menendang Pintu kamar yang sudah tertutup itu.

Sesaat kemudian Meysia sudah siap Dengan baju pink yang di padukan dengan celana oblong Alang.

Ukuran Baju Alangkah yang besar itu, tentu membuat si pemakai Meysia terlihat kedodoran dan terlihat over size.

Itu tidak masalah baginya, yang terpenting adalah tubuhnya kembali berada di suhu yang hangat.

"Cantik". Lirih Alangkah saat menatap gadis itu keluar dari Kamarnya.

"Eh nggak biasa aja, biasa banget malah". Sambung Alang lalu memut-uskan pandangan nya tadi.

"Alang gimana cantik, cocok nggak?" Teriak gadis itu dari atas tangga pada Alangkah.

"Cantiknya nggak, cocok juga enggak, itu baju mahal awas kalo rusak". Ancamannya pada Meysia .

Sekarang langkah kecil itu kini berlari menuruni puluhan anak tangga yang berada di hunian besar rumah tersebut.

"Awas Licin hey!" Teriak Alang sontak bangkit dari duduknya.

Alangkah dengan kecepatan sinar nya, langsung bergegas menghampiri Meysia yang pasti akan terjatuh dari tingginya tangga di rumahnya.

BRUGH

"Auww ssttth". Rintih Alang yang ikut terjatuh saat hendak menangkap Tubuh Meysia .

Mungkin saja, jika Alang tidak cepat menolong pasti Meysia sudah terjatuh keras di lantai. Posisi keduanya bisa di bilang cukup intim

Dengan Alangkah yang berbaring bertindihan sambil memeluk Gadis itu, hingga melekat pada dada bidangnya di bawah lantai.

Sejenak sepasang manik mata indah itu. Menatap dalam satu sama lain dan membangun interaksi.

"Lo ngk papa?" Tanya Alang dengan nada khawatir.

"HEY KALIAN BERDUA !" Sela teriak lantang lelaki paruh baya pada kedua insan beda gender tersebut.

Pandangan dalam yang tengah di Translate kan itu kini terputus karena teriakan mengagetkan dari seorang Braham ayah Dari Alangkah.

"Apa-apaan ini Lang?" Tanya Braham saat melihat setengah kejadian tadi.

"Saya Cuma bantu ni anak doang kok!" Elaknya yang mengerti maksud dari pertanyaan Braham .

"Benar itu nak?" Tanya Braham memastikan pada Gadis tersebut.

"E-eiya om, saya yang salah maaf". Balas Meysia mencoba sedikit ramah, dan menahan sakit di pergelangan tangan yang sempat terkilir.

"Lagian Lo, udah tau itu lantai basah, malah lari-lari!" Bentaknya sambil menatap bak elang pada Meysia.

"G-gue minta maaf Lang". Ucapnya sedikit takut karena nada bicara Alangkah tadi.

"Alangkah!" Bentak Braham marah pada perilaku anaknya yang kasar dengan perempuan.

Alangkah hanya menghela nafasnya kasar lalu melangkah pergi sambil menabrak pundak kanan gadis yang sedang menunduk tadi.

"Sorry sengaja". Ucapnya dingin pada Meysia.

—P

Singkat-singkat dulu aja ya, biar ngk bosen.

[ Aku Nungguin Notif ☆💬 ]

ALANGKAH [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang