IMP #11

478 85 45
                                    

"Sarada!" Panggil seorang gadis berambut dua diikat ke arah kanan dan kiri, ia melambai-lambai kan tangannya kala melihat seorang gadis berambut raven berjalan menuju rumah kediaman Uchiha.

Sarada yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh menatap gadis yang lebih tua darinya itu. Ia tersenyum lalu membalas lambaian tangan tersebut. "Ah, Moegi-nii!" Sapa Sarada, memang beberapa bulan terakhir ini, Sarada dengan Moegi selalu bersama setiap ada waktu luang. Bahkan karna kebersamaan itulah, ia jadi jarang bermain dengan Chouchou yang dimana Chouchou juga sedang fokus berlatih tim InoShikaChou dalam strategi.

Sedangkan tim 7 saat ini, diliburkan sementara akibat ulah Boruto yang terlalu sempoyongan membuat mereka cuti dalam menjalankan misi.  Karna hal itulah, rasa bosan kadang mampir di dalam dirinya sendiri. JIka dirumah saja, ia merasa dirinya sendirian. Karna mama beserta papanya sibuk bekerja. Bermain diluar? Chouchou dengan yang lain sibuk dengan misi mereka. Dengan Boruto? Ah, si bodoh itu sedang menjalani tradisi clan Hyugaa dengan Himawari sekaligus hukuman yang diberikan bibi Hinata kepadanya.

"Sarada, aku mencarimu sedari tadi. Kau darimana saja?" Tanya Moegi dengan senyum lebar.

 Kau darimana saja?" Tanya Moegi dengan senyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarada terkekeh pelan. "Aku baru saja bertemu dengan Mitsuki untuk membicarakan sesuatu kepadanya. Kau sendiri kenapa bisa mengetahui aku disini?" tanya Sarada sedikit tersenyum simpul.

Moegi menyilang-nyilangkan tangannya di depan wajah miliknya. "Tidak, tidak. Aku akan pergi ke rumah sakit tak sengaja melihatmu disini. Bagaimana keadaanmu, Sarada?" Moegi bersikap lembut menatap Sarada yang hanya tersenyum sendu.

Sarada menoleh kedepan, tak ingin Moegi menatap dirinya. "Aku... Baik-baik saja, ya, baik-baik saja... Kurasa." Ucap Sarada tak yakin. Ia kembali menoleh menatap Moegi dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku pulang dulu, Moegi-nii." Lanjut Sarada sembari berjalan menuju rumahnya berharap sang mama ada didalam rumah dan menyambutnya dengan kehangatan yang dimilikinya.

Tapi belum saja ia melangkah, suara Moegi kembali terdengar oleh nya.

"Tunggu, Sarada!"

Sarada berhenti melangkah, ia kembali menoleh menatap Moegi. "Ada apa?"

Moegi tersenyum lembut. "Bagaimana jika kita bermain sebentar? Sembari menunggu Sakura-san kembali?" Ujar Moegi.

Sarada mengernyitkan dahinya bingung. "Kau tahu mamaku belum pulang?" Tanya Sarada dengan tatapan aneh menatap Moegi.

Moegi tersedak, ia lalu terkekeh pelan. "Tentu saja! Aku tadi bertemu dengan Ino-san, ia mengatakan jika Sakura-san sedang berada didalam kantornya sejak tadi pagi." Ucapnya sembari menggaruk-garuk rambut belakangnya yang tidak gatal.

"Ah, berarti tidak ada orang dirumah ya..." Ucap Sarada dengan nada lirih.

Moegi menatap Sarada dengan tatapan sendu. "Ne Sarada, bagaimanapun dan kapanpun Sakura-san tetaplah menyayangimu. Maka dari itu, melihat dirimu sedih aku yakin Sakura-san ikut sedih melihatnya. Maka dari itu, aku akan membantumu untuk membuang rasa sedih itu!"

Sarada tersenyum tipis melihat hal itu. "Bukankah neesan sedang berdua bersama Konohamaru-san, tadinya? Aku melihat kalian berdua di jembatan." Ucap Sarada menggoda Moegi yang memerah menatapnya, sekaligus mengalihkan pembicaraan. Moegi menggeleng kembali menyanggah hal tersebut.

"I-ITU kami hanya membicarakan masing-masing anggota tim kami! Itu saja!" Decit Moegi.

"I-ITU kami hanya membicarakan masing-masing anggota tim kami! Itu saja!" Decit Moegi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarada tertawa melihat hal itu. "Baik, baiklah! Aku menerima ajakan neesan untuk melakukan sesuatu yang mengusir rasa bosan ini."

"Y-ya seharusnya kita membicarakan hal itu!"

"Aku yakin di masa depan kau akan berhadapan dengan bibi Hanabi, nee~"

"Tidak akan mungkin!"

Sarada kembali terkekeh pelan, ia sedikit merasa tenang. Melihat pengalihan topik pembicaraan Moegi ini sama seperti mamanya.

"Nee neesan, aku ingin bertanya." Ucap Sarada tiba-tiba disaat mereka sudah berjalan menuju sebuah taman.

Moegi mengangguk. "Ya, tanyakan saja."

"Kenapa kau ada disaat aku merasa kesepian akhir-akhir ini?" tanya Sarada heran. Setiap ia merasa sendiri dan bosan, Moegi pasti akan ada disana bersamanya. Apalagi setiap pengalihan topik mengenai absennya Sasuke beserta Sakura sangat mirip dengan metode yang selalu Sakura berikan kepadanya. "Apakah kau me-"

"Tidak seperti yang kau pikirkan." Kali ini Sarada mendengar suara milik Moegi tidak seriang tadi, suaranya terdengar serius. Moegi menatap Sarada dengan lembut, "Aku melakukan ini semua ikhlas, aku hanya tidak ingin kau merasa kesepian. Karna kutahu, kau akan mendapatkan hal-hal yang tidak dapat kau mengerti kedepannya."

"Apa maksudmu?" Sarada menggerutkan keningnya.

Moegi menggeleng, lalu tersenyum tipis. "Lupakan, aku sepertinya terlalu fokus terhadap misi akhir-akhir ini."

Sarada memelankan langkah kakinya, menatap punggung Moegi yang semakin lama semakin menjauh darinya. Dahinya mengernyit heran.








Bukankah team 10 sedang fokus menjalankan taktik InoShikaChou?










Tapi kenapa, Moegi mengatakan jika ia sibuk akan misi? Misi apa dimaksudnya? Dan juga ditambah penjagaan di Konoha di perketat tak mungkin paman Naruto memberikan misi kepada pemimpin dari setiap team.









Sarada tetap menatap kepergian Moegi secara dalam.

















Ia berbalik, dan tersenyum tipis.






















-TBC-

A/n:
Lanjut jikalau vote sudah mencapai 60 dan komen sebanyak 25 :)

Don't spam🥰
Salam hangat dari ku :D

IMPOSTOR(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang