IMP #12

450 76 24
                                    

Buagh!

"APA MAKSUDMU SIALAN?!"

Buagh!

"KENAPA KAU BISA BERPIKIRAN KONYOL SEPERTI ITU HA?!"

Naruto yang terkena pukulan dari Sasuke pun hanya bisa menatap tajam rival nya yang tampak setelah mendengar teori darinya langsung tersulut amarah hingga membuat mereka berbeda argumen.

"Sudah kukatakan kau tak akan mengerti!" Teriak Naruto menyeka darah yang keluar dari bibirnya, tampak sampai saat ini Hokage tersebut belum mengeluarkan pukulan pembalasan terhadap Sasuke.

Sasuke mencengkram erat kerah jubah Hokage tersebut, Sharingan telah aktif tanpa ia komando. Bahkan Tomoe yang selama ini jarang ia keluarkan pun terlihat jelas oleh mata Saphire milik Naruto tersebut. Naruto tahu, Sasuke saat ini bukanlah Sasuke yang biasanya. Melainkan Sasuke yang ia temui di waktu mereka berumur enam belas tahun.

Perasaan kecewa dan ketidakpercayaan kembali meluap ke titik dalam hati milik Uchiha bungsu tersebut. Ia tidak ingin seseorang yang berharga baginya kembali untuk menghianati dan menusuknya dari belakang, Sasuke tidak ingin terjadi kesalahpahaman sama seperti yang ia lakukan pada saat membunuh Itachi. Nyatanya ia adalah orang paling bodoh yang dikuasai amarah, dendam, juga ambisi yang membuatnya melupakan kasih sayang , cinta, dan kekeluargaan yang ada di sekitarnya.

Sasuke tidak ingin mengambil tindakan bodoh lagi, ah lebih tepatnya Naruto yang mengambil tindakan bodoh.

Setelah ungkapan Naruto sebelumnya membuat Uchiha Sasuke menjadi sangat tidak terkontrol kepadanya.

Flashback

"Ceritakan apa yang kau pikirkan." Ucap Sasuke setelah mereka benar-benar sampai di tempat yang lumayan sepi.

Naruto hanya menghela nafas kasar melihat sikap ketidaksabaran dari Sasuke, ia sendiri sebenarnya sangat ragu untuk mengatakan hal ini kepada Sasuke. Ia, ia hanya merasa takut perkiraan nya dengan Kakashi salah besar.

Naruto berbalik menatap Sasuke serius. "Aku hanya akan mengatakan ini, dan ku harap kau tidak melakukan hal diluar kendali. Sasuke." Ujar Naruto.

"Hn."

"Bagaimana jika yang melakukan ini semua adalah seseorang yang berharga bagimu?" Tanya Naruto.

Sasuke mengernyitkan dahinya bingung. "Kau mengatakan hal yang mustahil, bodoh." Sasuke masih memelankan suaranya.

Naruto tersenyum tipis. "Awalnya aku juga tidak percaya dengan hal ini, tapi sudah banyak clue yang kita dapat, dan hal itulah yang membuat diriku setengah yakin."

"Jangan bertele-tele, intinya saja!"

Naruto menghela nafas kasar, ia menatap Sasuke tajam. "Kau ingat serpihan gelang kaca yang kita dapatkan di gua penyimpanan gulungan rahasia kemarin?" Naruto memperlihatkan pecahan tersebut yang berada didalam plastik sampel.

Sasuke memicing tajam, ia tak berniat untuk memotong ucapan Naruto saat ini.

"Kemungkinan besar ini milik, Sakura-,"

Buagh!

Belum selesai Naruto mengucapkan kalimatnya, Sasuke lebih dulu memukul rahang Naruto hingga pria itu terjatuh ke tanah yang membuat serpihan kaca tersebut terjatuh jauh dari mereka.

Sasuke menatap dingin Naruto yang berada di tanah, tanpa berniat menatap dirinya sama sekali.

"Jadi, kau berfikir JIKA SAKURA ADALAH PELAKUNYA BEGITU MAKSUDMU?!" Sasuke menaikkan nada suaranya tak peduli dengan jabatan saat ini, yang ia pedulikan adalah bagaimana bisa istrinya dijadikan tersangka akibat serpihan kaca!

Naruto menghela nafas pelan. "Sudah kukatakan kau tak kan mengerti." Desisnya tajam, ia menatap Sasuke tak kalah dingin. "Gelang yang digunakan Sakura sekarang sangat mirip bahannya dengan itu dan juga penemuan ceceran darah oleh para Anbu yang memiliki percampuran dengan golongan darah Sakura-chan!" Ujar Naruto.

"Hanya itu? Hanya itu hal yang membuatmu percaya bahwa istriku yang melakukan semua ini?!"

Naruto menatap Sasuke tajam. "Kau tidak mengerti! Maka dari itu, aku tidak memberitahumu kalau ini adalah perkiraan bodoh!" Sambung Naruto marah.

Sasuke menggeraskan rahangnya kembali. "Kau dijebak, badebah!" Pria itu mecengram erat bahu Naruto.

Flashback end.

"Kau tak mengerti? Aku hanya mengatakan teori! Bukan menuduh Sakura-chan, kau tidak mengerti!" Balas Naruto menatap Sasuke dengan tatapan tajam.

Sasuke membalasnya tak kalah tajam. "Sama saja dengan kau ingin menjadikan Sakura sebagai tersangka." Tekannya dingin yang mampu menceloskan hati seseorang.

Naruto menatap Sasuke tak percaya. "Bagaimana bisa aku membuat Sakura-chan sebagai tersangka? Aku hanya berteori dan teoriku ini hanya diketahui oleh Kakashi-sensei sendiri! " Lanjut Naruto menatap lurus, lalu menggeleng pelan dan terkekeh pelan. "Jikalau pun itu, Sakura-chan yang melakukannya aku akan menanyakan secara baik kenapa ia melakukan hal itu." Sambung Naruto.

Sasuke melepaskan cengkramannya, lalu berbalik berjalan pelan. "Apapun yang kau rencanakan terhadap Sakura, aku yakin peraturan akan tetap kau jalani bukan?" Ucapnya tanpa membalik menatap Naruto.

"Sampai hal itu terjadi, aku adalah seorang yang berada di garis terdepan yang akan melindungi wanitaku." Sasuke mulai beranjak pergi dari sana menahan segala kekecewaan yang ada dalam dirinya atas ucapan Naruto.

Naruto menatap kepergian Sahabatnya dengan tatapan sendu, ia tak masalah Sasuke menghajarnya bahkan kembali mengajaknya berduel di lembah Kematian jika pria itu ingin. Karna dirinya sendiri, juga berusaha untuk meyakinkan diri bahwa semua ini adalah jebakan yang dilakukan oleh musuh untuk menumbangkan Kunoichi kebanggaan Konoha.

Selepas kepergian Sasuke, terdengar sebuah ledakan dan dentuman hebat dari arah tempat penyergapan seseorang misterius yang mereka tangkap tadi. Membuat Naruto menatap arah kumpulan asap dengan mata melebar.

"NANADAIME-SAMA!"

Suara seorang Anbu memanggilnya dari arah jauh, "ORANG MISTERIUS ITU TELAH KABUR, KAMI TAK DAPAT MEMGEJARNYA, CHAKRA KAMI DISERAP HINGGA TITIK INTINYA. KAMI TAK BISA BERGERAK!"









Saat itulah,

Naruto merasa dia tak bisa lagi menjalankan aturan Shinobi.










-TBC-

A/n:

Aku tahu sebenarnya ini cerita ga ada menariknya sama sekali, jadi mungkin ini bagian terakhir dari ff impostor. Kalau mungkin aku semangat aku up ajadeh, soalnya cerita ini aku benar-benar buat sampe bab mendekati ending huhu tapi sepinya Masya Allah😢

Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini, aku menghargai kalian yang sangat lama menanti-nanti lanjutan cerita ini. Terima kasih banyak🙏

IMPOSTOR(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang