IMP #14

637 88 43
                                    

"Apa?! Bagaimana bisa, ia kabur begitu saja? Untuk keamanan Konoha sudah ku perketat dan kau tenang saja akan hal itu, Chakra yang kau kirimkan kepadaku belum ada yang terdeteksi oleh kami." Ino Yamanaka seorang kepala sensorik Konoha yang kali ini sedang berkomunikasi jauh dengan Naruto.

Naruto menghubunginya sesaat setelah menghilangnya target mereka tanpa jejak sama sekali, tetapi dibalik semua itu Chakra dari target mereka diam-diam didapati oleh Katasuke Tono, walaupun pria tersebut awalnya banyak sekali membuat kesalahan tetapi disetiap penyelia hari ini ia berhasil mendapatkan jejak Chakra dari target mereka.

Setidaknya ada sesuatu yang membuat mereka bisa mendapatkan jejak kembali.

"Mika sampaikan kepada Sakura untuk melakukan penanganan kepada Shinobi kita yang terluka." Perintah Ino kepada asistennya.

"Tapi, Ino-san, Sakura-san dari tadi pagi pihak sensorik susah sekali menghubunginya. Kami sudah menghubungi Tsunade-sama akan tetapi, beliau mengatakan jika Sakura-san sedang melakukan misi solo." Ujar asistennya membuat Ino mengernyit bingung.

"Misi? Ah... Um, baiklah. Panggilkan saja Shizune-san."

"Baik, Ino-san."

Ino yang tengah mengamati keadaan Konoha kembali menambah pikirannya, memikirkan ucapan dari asistennya yang mengatakan jika Sakura melaksanakan misi solo? Ditengah-tengah terjadinya sebuah penyerangan. Dan Ino yakin Sakura, bukanlah seseorang yang mampu melupakan rencana yang dibuat para pillar minggu-minggu yang lalu.

Tsunade juga tidak semena-mena memberikan Sakura misi yang saat ini sudah menjabat sebagai kepala departemen kesehatan Konoha, pastinya wanita itu akan memikirkan dua kali untuk mengangkat misi yang akan diemban oleh Sakura. Apalagi dengan persetujuan dari Naruto sebagai Hokage.

Ditengah kekalutannya, ia kembali mendengar salah satu dari clan Yamanaka juga yang berteriak mengatakan jika ada seorang wanita yang ingin bertemu dengannya. Ino menjawabnya dengan mengangguk lalu duduk di sebuah kursi yang terletak tepat didepan sebuah layar Monitor didepannya.

"Maafkan aku, Ino-san. Tapi wanita ini tetap memaksa untuk bertemu denganmu, ia berkata akan memberitahumu sesuatu jika tidak dia akan memberontak dan mengatakan kau menyesal." Ucap clannya.

Ino menatapnya bingung. "Kau sudah memeriksanya sebelum membolehkannya untuk masuk kedalam ruangan ini?" Tanya Ino serius ia tidak ingin lalai dalam tugasnya.

Gadis itu mengangguk. "Sepertinya para penjaga sudah melakukan nya." Jawab gadis tersebut sambil menatap Ino dengan raut wajah takut.

Ino akhirnya mengangguk. "Bawa dia menghadap kepadaku, pastikan apapun yang terjadi selama ia berada di ruangan ini. Kita jangan sampai lalai."

"Baik!" Gadis tersebut mulai berjalan menuju pintu luar.

Tak lama datanglah seorang wanita berambut putih, ia menggunakan baju yang lumayan sopan serta wajah yang sedikit berbinar setelah bertemu dengan Ino. Kedua tangannya ditahan oleh penjaga yang berada dibelakang nya.

"Kumohon suruh mereka melepaskan ku." Ucapnya lirih, memperlihatkan kedua pergelangan tangannya yang memerah akibat digenggam terlalu kuat.

Ino menatap penjaga dengan tatapan bertanya, 'apakah kau sudah memeriksa gadis ini?' saat mendapati anggukan, akhirnya Ino memutuskan untuk mengambil tindakan melepaskan gadis itu.

Ino berdehem sebentar dan mulai berbicara. "Eum, baiklah ada apa kau-,"

"Kau harus mempercayai ku!" Potong wanita berambut putih dengan wajah panik.

"Ada hal yang membuatku harus percaya kepada orang asing sepertimu?" Tanya Ino.

Wanita berambut putih itu mengangguk. "Namaku Aruka! Aku datang kemari hanya mengatakan kepadamu jika aku merasakan chakra asing dari arah ujung sana!" Tunjuk Aruka dengan wajah panik, tentu saja Ino menggerutkan keningnya. Hal ini berada diluar nalar, seorang ketua sensorik Konoha tidak dapat mendeteksi keberadaan chakra asing?

"Jika ada Chakra asing tentu saja kami dapat merasakannya, kau membual?"

Aruka menggeleng. "Kumohon, periksa lah kembali! Disana ada adikku yang terjebak didalam rumah, a-aku ketakutan untuk ke-sana." Aruka mulai menangis didepan Ino dan itu membuat Ino menghela nafas pelan.

Ino menoleh menatap Mika. "Mika kau lihat arah sensorik Chakra di arah timur Konoha." Mika mengangguk sebagai jawaban dan segera mencari keberadaan Chakra yang keluar dan masuk dari arah Timur.

"Ada kendala?" Tanya Ino.

Mika mengangguk. "Memang ada keberadaan Chakra asing tersebut, tetapi untuk saat ini Chakra tersebut telah pergi. Jika anda setuju, saya akan meminta beberapa pertolongan Anbu elite untuk menjaga diwilayah sana."

"Lakukan untuk itu, Mika." Ino merasakan ada kejanggalan yang terjadi. Bagaimana bisa dirinya yang sedari tadi memantau keberadaan Konoha malah tidak bisa mendeteksi Chakra asing yang berada tepat di timur Konoha? Ino berani bersumpah selama ia memantau, sama sekali tidak menemukan chakra asing di sekitar Konoha.

"Baik!"

Ino menoleh kepada gadis yang kelihatannya lebih kecil darinya itu. "Hei, Aruka." Panggilnya.

Aruka menoleh menatap Ino dengan gugup, tangan Ino mulai mengarah kepadanya ia menutup mata jika seakan ia akan kembali dipukul tapi nyatanya, wanita keturunan Yamanaka itu hanya menepuk-nepuk kepalanya. Aruka kembali membuka matanya menatap mata milik Ino yang menatapnya penuh kebingungan dan sedikit seringai.

"Terima kasih atas penyampaian mu, mungkin ini salahku yang tidak fokus akan keamanan desa. Pulanglah, akan ada beberapa Anbu yang menemanimu dan menolong adikmu." Ujar Ino dan dibalas senyuman Aruka.

"Terima kasih, Ino-san."

Ino kembali tersenyum tipis. "Sama-sama."

Aruka pergi bersama dengan para penjaga disana, Ino hanya menatap kepergian Aruka dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.







































Yang tanpa Ino sadari, telapak tangan milik Aruka berisikan sebuah bekas aliran Chakra.

Well,

Mengubah transfer Chakra wanita merah muda itu dan menggantinya dengan Chakra milik Kakashi Hatake sepertinya tidak salah.

Ia tersenyum tipis.

"Kita lihat siapa yang ahli disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita lihat siapa yang ahli disini." Ucapnya sambil mempersiapkan kekuatannya untuk kembali menjadi orang dewasa.

-TBC-

A/n:

Aku benar-benar sayang sama kalian yang nungguin. Ini sebagai bentuk respect aku kepada kalian yang emang menunggu cerita ini.

Aku up satu chapter untuk kalian, walau di chapter sebelumnya belum sampai 60 vote 😊❤️

(Lanjut jika vote sudah 60 dan komen 25 saja)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMPOSTOR(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang