bab. 1

43 11 0
                                    

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_

_

Saat bayangnya sampai di ambang pintu
berbeda dengan yang Jimin lihat lewat
pantulan cermin. Pria itu selalu tersenyum
seperti minta dihajar, menipunya dengan
kemanisan iras padahal dirinya berdosa
besar. Benar-benar minta ditendang.

Jimin tidak bisa tidur jika ada kumpulan
benang yang melilit tubuhnya, tidak
nyaman. Pria itu hanya kenakan celana
pajama satin sebatas lutut dan duduk
di bibir kasur.

"Ju ya bisa kita bicara" suara Jimin.

"Biasanya kau akan berbicara tidak penting,
jadi aku tidak bisa" dibalik meja mahoni
istrinya sibuk mengotak-atik laptop
setelah memajang sebuah lukisan
disamping lukisan laut lepas yang dirinya
dapat dari pelelangan di Paris. Cantik sekali
meski goresan warnanya tentu tidak
sekeren karya disamping nya, tapi
Jaemin putranya tampak berbakat dalam
seni lukis.

Untuk jawaban itu Jimin diam memaku,
maksudnya apa selama ini setiap kata
yang ia lontarkan hanya angin lalu, tidak
penting dan tidak perlu didengar lagi.
Jimin menghela nafas, sejenak kepalanya
merunduk menatap jari-jari kaki dibalik
sandal rumah.

"Aku akan ke Amerika selama empat hari"
Kini kepalanya tampak jelas terlihat,
dengan begitu Myeong Ju pindahkan
pandangan nya pada wajah si tuan
selingkuh yang manis.

Demi tuhan tidak apa-apa, ia juga tidak akan
bertanya lagi lebih rinci mengenai
perjalan kali ini, dimana pria itu menginap
dan bertanya siap saja yang akan ikut.
Tapi satu pertanyaan yang ingin sekali
ia dengar sebagai kemantapan hati untuk
bercerai.

"Bisnis?"

Jimin mengangguk putus-putus, matanya
dihiasi garis hitam tipis-tipis tanpa
kerutan faktor u. "Aku akan pergi besok"

"Hmm, kau bisa berkemas sendiri bukan.
aku sibuk" gemelatuk keyboard adalah
bukti nyata dari kata sibuk itu, tak
sekalipun Myeong Ju membiarkan
netranya kembali menatap pribadi itu
setelah sempat ia lirik beberapa detik
diawal.

Jimin mengerti tapi rasanya tentu aneh,
dan dengan brengseknya ia mengingat
momen haram sebelum kakinya
meninggalkan kawasan Hannam The Hills.
Dulu Jimin kira ia bisa benar-benar jatuh
cinta pada wanita hebat yang memberinya
buntalan kembar kelewat genius.
Di dunia ini banyak kasus yang
menyimpang dari realita, seperti dirinya
yang akhirnya begitu yakin bahwa selama
ini yang ia tujukan pada Myeong Ju bukan-
lah cinta, tapi peduli. Kang Sae Hyeon
adalah pelabuhan yang ia cari selama ini,
wakil manager keuangan yang
membuatnya setiap saat dimabuk cinta.

Pelukan yang ia terima tentunya punya
cita rasa yang berbeda, Jimin akan senang
saat dipeluk Sae Hyeon, tapi saat
Myeong Ju yang melakukannya rasa
hormat lah yang ia terima.

Sedikit keluhannya kenapa ia harus
bertemu Yoon Myeong Ju lebih dulu,
mabuk-mabukan di club sampai menjerumuskan anak perawan dari
perwira tinggi Korea Selatan dalam lubang
neraka. Membuatnya di kucili keluarga,
dengan aib yang ia berikan. Setelah malam
itu hari-hari nya kembali berjalan baik
sampai gadis yang ia tidur datang kembali
membawa surat terseram yang pernah
Jimin terima kala itu. Sifat ceroboh bisa
terjadi pada siapapun, apakah dia orang
cerdas atau biasa saja, dan Jimin
mengalaminya. Karena kecerobohannya
tidak berhenti mabuk seorang gadis yang
tersesat oleh sebuah alamat menjadi
tempatnya menyemburkan hasrat tertahan
sampai benar-benar lega.

Sebelum wajahnya hancur dihantam tangan
yang terbiasa memegang senjata api
ia memberanikan diri untuk datang,
meminta maaf sampai bersujud pada
tuan Yoon, berjanji akan bertanggung
jawab sebagaimana seharusnya.

Tentu saja tidak semudah itu, Jimin
bahkan dianggap lebih rendah dari penjudi.
Sang jendral murka, seluruh tiang-tiang
rumah adalah saksi bisu dimana si
pria berdarah Korea-Rusia-Prancis-Jerman
itu dipukuli sampai koma tiga hari.

Lalu jika ia datang meminta izin atas
jalan perpisahan, ia tak yakin jika kejadian
itu tidak terulang lagi. Dengan brengsek-
nya ia memilih tetap bertahan, mendua
disaat semuanya dipenuhi tipuan,
baik-baik saja tanpa mengubah sikapnya.

Myeong Ju lebih sering tidur saat jarum
berada diangka dua, ketikan keyboard
itu sama sekali tidak mengganggunya--
tapi iras itu seolah tampilkan bahwa ia
sedang bersedih tanpa memberi tahu,
roman itu netral terlihat nelangsa yang
dicover menjadi lebih baik.

Saat ranjangnya memantul dan pendar
mulai rendah, remang-remang seperti
biasa namun wajah dari anggota lainnya
masih bisa dibilang terlihat jelas. Hatinya
tidak bergejolak, tidak ada rasa apalagi
cinta, tapi gerakannya seringan kapas
saat memeluk daksa yang tidur diujung
sana, aneh tidak seperti biasanya.

"Jim panas, gerah. Jangan peluk aku"
tangannya ditepis lengkap dengan mimik
yang kurang enak diterima.

Apa lagi ini, dimana embel-embel oppa
khas Myeong Ju yang biasa ia terima saat
sang wanita memanggilnya. Age gap
diantara mereka cukup jauh--hampir
satu dasawarsa. Jimin tak masalah, tapi
keluarga Myeong Ju punya manner yang
sangat bagus, sejauh ini Myeong Ju adalah
wanita dengan attitude terbaik yang
pernah ia kenal. Karena itu perubahan
inilah yang membuatnya bingung seperti
orang gila.

Jimin turuti ia tidak memeluk lagi, tidak
juga tidur terlalu dekat sampai sosok
disampingnya menarik selimut hingga
telinga dan tidur membelakangi.

Atau mungkin karena perubahan hormon?
ia lupa kapan masa subur Myeong Ju
tapi ia ingat betul terakhir mereka
melakukan nya lima hari yang lalu,
saat ia tidak dapat jatah dari Sae Hyeon
sebab wanita itu pulang ke Daegu
menemui keluarga besar. Juga setelah pergulatan itu selesai samar-samar isakan Myeong Ju yang ia tangkap. Pilunya
menarik siapapun yang dengar ikut-ikutan
untuk bersedih.

"Apa kau hamil?" Ia pikir begitu karena
tujuh tahun lalu Myeong Ju juga begitu,
sering marah-marah tanpa sebab dan
menangis hanya karena pelukannya
kurang.

Padahal ia ajukan baik-baik tapi yang
ia dapati pukulan di jidat, suaranya yang
perih mengudara sampai Jimin
mengerang akibat sakit yang tidak biasa.

"Jangan bicara lagi atau kau tidur diluar"
Katanya kembali marah-marah.

Lebih rumit dari filsafat, lebih misterius dari tasawuf, Apa itu? hati seorang wanita.
wanita adalah tentang tidak yang berarti
iya dan diam yang berarti iya.
Kadang-kadang bisa juga menjadi tidak.

Seperti Myeong Ju, katanya p a n a s,
g e r a h, tapi malah berbuat lain--
menarik selimut sampai batas telinga.
Seperti kepompong di pohon jambu.

Tbc.

Terima kasih buat yang sudah baca

Borahae💜
By🐝

Blue and grey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang