bab. 5

40 12 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_

_

Melodi pengiring berhenti di tangga F, putri
ber iras elok membungkuk dan jumpai
ayah dan ibu di barisan depan dengan
tepuk tangan meriah tamu beri apresiasi
sebagai pengiring langkah kecilnya.
Bagaimana caranya sang ibu menahan
haru saat suara itu begitu memanjakan
rungu dan menghangatkan relung. Ia tak
pernah harapkan hal yang berlebihan,
seadanya saja--tapi garis keturunannya ini
terlalu luar biasa. Pasangan ini sudah dibuat
terpekur saat si sulung berdiri tegap didepan
membaca isi tulisannya sendiri, saat
Jimin rasakan rungunya begitu menerima
kata-kata itu ia jadi berpikir, bocah itu--
anaknya bagaimana bisa memikirkan
hal luar biasa seperti itu.

Cinta tak terbatas, kebiasaan manusia
yang datang dan pergi, dua hal istimewa
yang begitu dalam maknanya. Pergi
memang menyakitkan, tapi datang adalah
rasa manis dari pergi itu sendiri. Sedangkan
cinta sebanyak air, memenuhi Milky way
setelah berlabuh pada pemilik yang tepat.
Jimin mengizinkan pipinya terburai air
mata, ia rasa setiap kata dari suara serak
Jey adalah yang terbaik. Dan untuk Jisoo,
ia semakin memukau dengan bakat itu.
Jimin tahu tarikan merdunya adalah warisan
dari diri sendiri, ia bagus dalam itu dan juga
tidak kurang dalam hal lain. Dan untuk
Myeong Ju terima kasih, walaupun dari kesalahan, hasil itu lahir sebagai sosok
berguna dan menjadi segalanya. Jimin
tidak pernah anggap hasil itu hal yang buruk
meski jalan yang mereka tempuh bukan
yang patut diapresiasi, tapi mereka
membesarkan dua hal itu dengan baik.

Jimin tak lupa pada kebiasaannya yang
sering lupa waktu, ia sibuk sampai saat
Jae mulai berusaha berjalan ia pun tidak
tahu kapan itu terjadi. Tujuh tahun ini
adalah sama, kesibukan yang diiringi
keluarga empat puluh tujuh persen.

Entah Myeong Ju menangis atau termangu
penuh bangga saja, entahlah Jimin tidak
perhatikan sebab ia rasa tak harus,
meskipun peduli Myeong Ju bukan lagi
poin utama. Tapi daksa disamping nya ini
merengkuh putra putri nya dengan
tampang bangga, beranda mata sudah
berkabut sebabkan kelabu asa disana
ditutupi bahagianya.

Myeong Ju pribadi tak ingin menangis
meski ia cukup berat menahan air itu
untuk tetap bertahan sampai sana, tidak
boleh bersentuhan dengan kulit. Dulu
menjadi ibu bukan hal yang pernah
dipikirkan, hanya ada cita-cita dan
cita-cita saja. Namun rencana tuhan
siapkan ia garis bintang lain--saat ia
meniatkan hati ingin ikut bergabung
bersama Irene dan temannya yang lain,
ikut berpesta setelah sempro. Lalu Jimin
datang saat ia tersesat dan posisi inilah
yang kini ia cintai, menjadi ibu sekaligus
meraih cita-cita, dua hal itu adalah utama
karena Jimin sudah ia geserkan keluar dari galaxy esensial.

"Pa kenapa menangis, suara Jisoo bikin
sakit telinga ya" tentu saja salah besar,
tapi si putri dengan rambut ala pencipta
Olav itu hanya pikirkan satu alasan, tapi
ia juga berpikir tidak mungkin sebab mama
bilang benar-benar bagus.

Jimin mulanya tampak diabaikan mulai
tunjukkan presensi lebih lekat, ia
mengambil sapu tangan membersihkan
sisa-sisa keharuan. Saat ia berganti
memeluk dua garis keturunan Jimin ingin
menangis lagi, ia bangga dan semakin
merasa jahat. Jimin memang tak punya
setiap moment bagi duo J ini tumbuh
dewasa, tapi apa saja yang sudah ia lalui
maka itu yang terbaik. Rasanya bagai
bunga tidur, nyatanya mereka bukan lagi
sepanjang jarak antara jari dan siku, tapi
semakin bertumbuh hingga setinggi meja
ruang kelas.

Lantas Jimin menggeleng karena opini
itu sama sekali tidak benar.
"Jae dan Jisoo terbaik, maafkan papa
karena menangis, papa sangat-sangat
bahagia sampai menangis" lantas Jimin
ciumi lekat-lekat buntalan lucunya,
lalu memeluk mereka lagi dengan air
mata tersentak-sentak ingin terobosi
beranda.

Ok Myeong Ju dapat mengontrol amarah
saat ini, sampai rasa ingin memeluk itu
bersorak-sorai, namun kenapa lelaki itu
harus begitu jahat sampai-sampai netranya
menangkap wajah merah itu seolah di
tempeli tulisan brengsek yang begitu besar.

Saat ia mengesampingkan egois maka
yang ia lihat adalah sejauh ini Jimin seorang
ayah yang baik. Ya dia memang tak
sesering dirinya menghabiskan waktu
dengan anak-anak, tapi ia salut dengan
sikap yang kepala keluarga itu berikan
untuk kedua anaknya. Sabtu dan Minggu
selalu menjadi milik penghuni rumah,
tapi sialnya akhir-akhir ini Sabtu dan
Minggu milik mereka pelan-pelan mulai
mengendur. Mengenai keturunan Han
selanjutnya ia tak bisa berspekulasi buruk,
sebab bisa jadi iya, Jae dan Jisoo akan
dapat teman baru yang berstatus adik tiri.

Myeong Ju memang tak pernah dapati
pengaman dalam saku Jimin, kecuali
beberapa kali bekas lipstik merah gujala
di bagian kerah--tentu bukan miliknya
karena dari tiga puluh tujuh koleksi lipstik
miliknya hanya ada dua berwarna merah
(ruby dan apple), itupun tak sepekat yang ia sering lihat akhir-akhir ini--serupa wine.
Juga tanpa temuan benda elastis itu bukan berarti mereka bebas dari prasangka bahwa belum pernah melakukan seks, bisa jadi
Jimin sudah menyimpan nya ditempat lain
atau ia memang ingin cepat-cepat punya
keturunan dari wanita yang benar-benar
dicintai..

Tbc.

Yang lagi PAS tetap semangat ngambis-
nya 🙂🙏maaf up nya sekarang dimasa
sibuk, tapi saranku bacanya nanti aja,
belajar aja dulu. Arigato

Nih biar ga penasaran lagi dan ga perlu
bolak-balik google.

Nih biar ga penasaran lagi dan ga perlu bolak-balik google

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan terima kasih buat yang sudah baca.

Borahae 💜
By 🐝

Blue and grey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang