03 : Perpundungan dan Kemusuhan

105 16 11
                                    


Sejak chat kemarin, Wendy semakin ngerasa aneh. Soalnya Chanyeol—si mas pacarnya itu—kelihatan badmood terus waktu ngelihat Wendy.

"Seul, gue ada salah apa ya?"

Dengar pertanyaannya Wendy, kunyahan Seulgi langsung berhenti. Terus matanya ngelihatin Wendy, dengan pandangan yang kelihatannya nggak paham apa-apa.

"Salah lo mah banyak, Wen. Kalo salah lo nggak banyak, ya itu Sejarah kagak bakal sampe remed! Cilok gue minggu lalu belum diganti juga uangnya. Gapapa lah ya, sedekah." Dijawab gitu, Wendy cuma memutar bolamatanya malas.

Gitu aja terus. Temen-temennya sengklek receh semua, nggak ada yang benar. Wendy kemudian merogoh saku rok abu-abunya, mengeluarkan dompet. "Nyah, lima ribu kan?"

"Sebenernya ada bunganya, 10%... Lo soalnya nunggak sih!" Setelahnya Seulgi ketawa sebentar, apalagi waktu Wendy mulai menunjukkan ekspresi singa betina garangnya. "Lo ngomong nggak ada konteksnya, cantik."

Wendy melemaskan bahunya. Kalau aja kursi kantin ada sandarannya, udah tidur kali dia. Soalnya sejak chat kemarin yang tentang panggilan kesayangan itu, Chanyeol nggak balas apa-apa lagi.

Cewek itu mikirnya, Chanyeol mungkin ketiduran dan balesnya besok pagi. Bahkan sampai nggak sengaja, Wendy rela melek-melekin mata. Entah dia sengaja nunda tidur, atau tiba-tiba nggak bisa tidur sih.

Eh ternyata, sampai pagipun nggak ada balasan. Padahal mah, biasanya fastrespon anaknya! Panik? Iya dong. Chanyeol itu pacar pertamanya Wendy. Masa nggak bisa dipertahanin paling nggak sampai seminggu, sih? Apa kata Spotifai coba?

Roti dan selai, bunga dan kumbang, Romeo dan Juliet...

...yah, malah ngiklan...

Paniknya Wendy itu bertambah waktu masuk kelas. Chanyeol kelihatan bete aja waktu disenyumin Wendy. Biasanya mah, ikut senyum!

"Dahlah, kira-kira lo bisa paham ga, Seul?"

Seulgi makin manyun. "Lo kagak cerita apa-apa ya, nyet! Gimana caranya gue bisa paham? Bener kata Sehun, cewek tuh nggak bisa dimengerti."

"Heh, cowok juga ya anjir! Chanyeol tuh, tiba-tiba aja bete nggak jelas ke gue. Kemaren padahal chat masih uwa-uwu, ini doi pundung dadakan ke gue, Seulgi!"

Tatapan jahil itu mendadak muncul di mata Seulgi. Entah apa yang ada di benak gadis itu, tapi Wendy jadi semakin risih. "Cieee, khawatir ini pacarnya cuek? Baguslah, udah nggak tsundere begitu!"

Agak nyesel tanya Seulgi, tapi doi udah berpengalaman. Masa gue kudu lari ke kampusnya mbak Irene cuma buat konsultasi? -Wendy

"Gitulah pokoknya. Pacar ngambek, diapain ya?" Wendy memulai sesi curhatnya, yang sebenarnya memang bisa disingkat jadi dua kalimat. Intinya, nggak sampai satu paragraf.

Mulai dari mereka chat yang menggemaskan dan cringe menurut mbak Wendy. Sampai pagi ini, waktu keliatan Cagak kesayangannya bete sama Wendy.

"Diajak ngewe aja, bebski." Kalimat pertama yang keluar dari congor Seulgi. Beuh, bikin makin sebel. Sengkleknya nggak ngotak deh. Wendy langsung menabok temannya itu, sampe bunyi that's our queendom yeahh~

"Seenak jidat lo nyuruh gue kaya gitu. Lo sendiri kagak pernah kasih ponakan ke gue!"

"Heh, gue tuh jomblo bermartabat. Emangnya mau bikin sama siapa, cuk?"

Wendy lagi-lagi cuma puter bolamatanya. "Lo tuh kenapa jadi suka ngamuk sih, sejak pacaran sama Cahyo? Katanya uwa-uwu, tapi makin demen ngambek sama gue, ih!"

"Sekali-sekali kasih saran yang bener gitu coba." Wendy kelihatan berusaha keras menjadi siswi teladan dan kalem, seperti selama ini. Walaupun gagal sih, karena sebenarnya Wendy itu bar-bar banget anaknya.

Sweet Talk [WenYeol] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang