06 : Gara-gara voice note!

77 15 20
                                    


Di pagi hari yang sangat amat cerah anjay gurinjay itu, untungnya Wendy tidak bangun terlambat lagi. Mungkin, gara-gara mimpi tadi malam. Dia mimpi, sedang berciuman mesra dengan Chanyeol, di bawah hujan salju.

Sejak kapan negara Indonesia kita yang tercinta ini menurunkan salju?

Dan mana mungkin, seorang Wendy yang dari sananya punya 0 pengalaman dalam hal percintaan itu, malah memilih cium-cium Chanyeol?

Ih, tidak make sense! Bukan mukhrim! Ciuman itu harusnya kalau sudah menikah saja, itu baru prinsip Wendy.

Jadi, bisa terbayang Wendy bangun dengan ekspresi cringe?

Hari itu, malah giliran Seulgi yang malah bangun terlambat. Tapi tidak separah Wendy, sih. Buktinya, dia sekarang masih bisa naik angkot bersama Wendy. Sampai-sampai, Irene sedikit melebihkan porsi bekal Seulgi.

Sekalian sarapan, katanya. Gadis bermarga Kang itu menghabiskan sesi sarapannya di angkutan umum. Wah, benar-benar sesi makan pagi yang sangat elegan.

"Lo tau nggak sih, kenapa gue telat?"

"Nggak... Kenapa emangnya? Berantem lagi ama Sehun, ya?" Wendy menebak.

Seulgi mengangguk. "Tuh anak nyebelin banget, anjir! Pengen gue geprek mukanya, argh..." Ucapnya terlihat sebal, di sela kunyahannya.

"Dikasih sambel, gak?"

Sambil mengunyah, Seulgi menabok lengan Wendy yang masih ketawa-ketawa tidak waras. Memang serendah itu selera humor cewek cantik. Jadi, mohon dimaklumi.

"Sumpah ya, si Sehun itu. Kemaren malem kan webtoon kesukaan gue update. Nah, si Sehun baca webtoon itu juga ternyata. Kita ngobrol lah...." Dan masih berlanjut cerita Seulgi, perihal berantemnya dengan Sehun itu.

"... I fancy you, Princess..." Suara itu, terdengar di rungu Wendy tiba-tiba. Matanya mendadak kosong, ada semriwing di benak. Kaya sedikit merinding gitu. Tak lama, Wendy keselek sendiri. Tapi Seulgi nggak peduli sih, kan fokus dia curhat.

Voice note kemarin, benaran bikin kupu-kupu beterbangan di perutnya. Geli, gemas juga. Dia baper banget, sampai pipinya memerah kaya tomat. Makanya, dia pengen cepet-cepet tidur.

Lama-lama, cerita Seulgi nggak kedengeran di kuping Wendy. Padahal jaraknya aja nggak ada satu milimeter. "Nah, mentang-mentang si Sehun itu..."

"... I fancy you, Princess..."

Kalau diingat-ingat, suara itu juga yang ngebangunin Wendy. Makanya, Irene tadi pagi juga kaget ter-neomu kamchagiya waktu liat Wendy tiba-tiba buka pintu kamarnya. Irene menilai, perempuan kelahiran Februari itu sedang tidak waras agaknya.

Tapi, ketidakwarasan itu malah bagus. Bangun subuh, lumayanlah bisa bantu-bantu Irene buat cuci piring.

"Gue sebel banget dia kasih spoiler! Komiknya jadi angst, ga sesuai harapan gue di awal baca. Dia tuh ngerti aja gue mis— wait. Lo... Nggak dengerin gue ya, Wen?"

"Wendy...?"

"... I fancy you, Princess..."

"Hah! Iya! Gimana, Seul? Kenapa bisa berantem sama Sehun lagi kemaren?"

Ekspresi Seulgi langsung berubah masam. "Budek banget anjir? Sia-sia gue udah ngomong limabelas menit, lo nggak dengerin gue! Kecewa berat gua sama lo, Wen..." Ucapnya sambil geleng-geleng sok dramatis. Tangan satunya juga dia letakkan di dadanya, dengan ekspresi sedih yang.... Minimal cepet main sinetron lah, Gi.

"Aaaaah, maaf! Gue ke-distract banget serius! Keinget, ada tugas gue yang belom selese keknya."

"Halah, biasanya juga nyontek." Sinis Seulgi, sambil bersedekap dada.

Sweet Talk [WenYeol] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang