05 : Dari Jendela

78 17 6
                                    


Malam itu, mereka berdua sleep call. Sepulangnya Wendy sehabis mengobati luka Chanyeol, diiringi suara omelan ibu si laki-laki tentunya, mereka bertelepon. Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya sejak mereka jadian.

Haha, pacaran macam apa itu? Bisa-bisanya baru ini sleep call. Ah, lupa. Mereka ini kan cuma uji coba pacaran. Iya, kan?

"Jam segini tidur sana, Yeol."

Layarnya sekarang, penuh wajah si tampan-yang menyebalkan. "Belum ngantuk, Wen. Gapapa kalo kamu mau tidur duluan."

Jujur saja, sekarang ini Wendy sedang tersipu malu. Kamu. Tadi begitu katanya, Kamu. Ah, berbunga-bunganya tidak lama. Karena beberapa detik kemudian, Wendy langsung bergidik merinding.

Cringe! Chanyeol, please back to 'lo-gue'! Cringe banget, gila, geli woy!

"Tapi yang abis ditonjokin kan k-kamu..." Terkejut, Wendy sontak mengulum bibirnya sambil mengalihkan pandangan. Bisa-bisanya keceplosan; jadi ikutan panggil kamu.

Chanyeol di seberangnya tertawa gemas. "Lucu banget, anjir?"

Wendy kemudian menjauhkan ponsel dari hadapannya. Dia taruh lagi di atas kasur. Lalu, kedua tangannya diletakkan di kedua pipinya. "Lemah amat, cuih. Gitu doang masa nge-blush? Aneh!"

"Wen? Wendy? Lah, ngilang..."

Buru-buru Wendy ambil lagi ponselnya. "Dahlah, gue ngantuk. Awas aja abis ini malah ngegame..."

"Cie, salting ya?"

Tuuuutt!

Wendy langsung mematikan panggilan itu. Bahaya, tidak baik untuk jantungnya. Chanyeol terlalu menyebalkan. Terlalu gemas, terlalu tampan, terlalu lucu, terlalu usil, terlalu... ah... terlalu apa lagi, ya?

"Gue kenapa jadi baperan gini, sih?" Entah sudah malam ke berapa, Wendy galau begini. Dia masih belum mengantuk. Memang, jam-jam sepuluh malam ke atas adalah waktu yang sangat baik untuk overthinking.

Biasanya, jam-jam malamnya dia pakai untuk memikirkan kemungkinan alur cerita drama Korea yang dia tonton. Apalagi kalau genrenya seperti Kelas Kebohongan. Kadang kala, dia pakai untuk membaca komik di ponsel. Atau yang lebih random, menonton video absurd di sosial media-yang entah kenapa berhasil membuatnya tertawa.

Tapi, kali ini tidak. Justru Wendy tidak mood untuk sekadar ngerandom seperti malam-malam di pekan yang lalu. Dia malah memikirkan suatu hal, yang sebelumnya tidak pernah dia gubris.

Cinta... Chanyeol...

Apa jangan-jangan, dia jadi benaran suka ya?

"Apa gue putus aja ya mending?"

Tak lama, Wendy menggeleng keras.

"Jangan dulu! Gue belum jago pacaran!"

-[♡]-

Chanyeol sebenarnya juga sama saja. Belum bisa tidur-lebih tepatnya memang tak biasa tidur jam sepuluh malam. Kalau kemarin-kemarin sih, tidurnya pukul 1 pagi.

Tetapi ibunya memang ajaib. Benar-benar berbakat untuk menjadi alarm pribadi Chanyeol. Cukup dengan gerakannya membuka pintu dan ucapan sebatas "Yeol, bangun!"

Iya, hanya itu. Chanyeol langsung bisa bangun. Keren, kan?

Benar-benar PR yang berat bagi Wendy, kalau ingin menjadi istri Chanyeol.

Ah, kejauhan...

Pemuda itu membuka jendela kamarnya perlahan. Di kamar, memang agak panas. Jadi sewaktu jendela dibuka, langsung saja Chanyeol merasa segar.

Sweet Talk [WenYeol] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang