00 : Maunya apa?

266 31 19
                                    


"Seulgi, cariin gue cowok!"

"Gi, mana cowok buat gue?!"

"Ajarin gue PDKT!"

"Seulgi, kumau diaaaaaaa!!"

Serius, malam ini rasanya Seulgi ingin segera mengakhiri hidup saja. Tak kuat mendengar jeritan teman satu kosnya itu. Seenak jidat sendiri menyuruhnya cari cowok.

"Kalo gitu, lo kenapa nolak Chanyeol?!" Wendy langsung diam ketika ditegur demikian oleh Seulgi. "Katanya suka cowok brengsek. Terus, kenapa nolak Chanyeol?!"

Perempuan berambut pendek itu langsung mengerucut sebal. Iya juga ya, jadi menyesal. Padahal adegan keju dari drama Korea yang sedang ia tonton itu, tampaknya sangat menyenangkan.

"Kan lo sendiri yang ngomong 'awas nangis terus' kalo gue terima dia jadi pacar!" Wendy membantah, menolak disalahkan. Memang benar, kemarin Seulgi bilang begitu. Kemakan sinetron perselingkuhan, sih.

"Hahaha, salah lo! Nurut amat sama gue, hu!" Ledek Seulgi. Baru saja Wendy mau jawab, ada seorang lagi keluar dari kamarnya.

"Buset, udah jam sepuluh malem ini! Masih nyawer aja!" Irene, anak kos-kosan tertua, sambil berkacak pinggang. Dia mengenakan kaus tipis, dengan rambutnya dijepit ala emak-emak.

"Udah panas, lo berdua ribut aje!" Joy baru masuk rumah. Biasa, pulang dari kerja kelompok. Emang malem banget, kerja temen-temennya lama soalnya. Dia langsung bilang begitu sambil teriak juga. "Neraka bocornya makin deres, nih!"

"Biasanya lo juga ikut-ikutan!" Ucap Wendy dan Seulgi, tanpa sadar bebarengan.

"Ya cepet tidur makanya! Dunia ayem banget kalo kalian berdua berantemnya di mimpi!" Yeri si penghuni termuda ikut marah-marah. Dia keluar kamar dengan muka bantal dan rambut tak karuannya. Beuh, dasar masih anak SMP kelas 8 sih! Masih keliatan gemes, padahal tidurnya kebangun.

Tapi bukannya marah lagi, keempat orang lainnya malah cekikikan liat Yeri. Soalnya lucu, dia malah makin imut kalau ngomong pedes.

"Maaf ya dek. Udah sana, bobo lagi. Ga gelut kok."

Yeri langsung balik badan. Kemudian berjalan linglung sampai ke kasurnya. Terdengar 'bruk', sampai keempat penghuni lain mengecek Yeri.

"I'm okay!" Serunya dengan suara parau.

-[♡]-

"Jadi, lo minta dicariin gebetan?" Wendy mengangguk semangat ketika mendengar pertanyaan Irene.

"Lo kira, punya pacar bakal keju-kejuan terus gitu?" Memang si penghuni tertua itu yang paling berpengalaman kalau soal urusan hati.

Maklum, dia yang paling cantik dan mantan pacarnya sudah sebanyak pelamar Akademi Militer. Chanyeol itu, termasuk mantan Irene juga.

"Di drakor sama novel gitu. Tapi, gue ga percaya." Jawab Wendy sekenanya.

"Emang lo kira bakal kaya gimana?"

"Ya ada berantem-berantemnya. Tapi, bisa cepet baikan kalo kesalahannya nggak vital menurut mereka." Tepukan tangan kecil hadir memenuhi rungu Wendy. Iya, benar begitu kan?

"As expected, realistis parah." Puji Joy. "Tapi, udah tahu mau deketin siapa kak?"

"Jangan gitu dulu, Joy. Dia ngajak ngobrol cowok aja, kagak tahu mau ngobrolin apa." Sinis Seulgi, mengabaikan pelototan Wendy.

Sweet Talk [WenYeol] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang