05 : Pertemuan yang tak terduga.

1.5K 41 0
                                    

Yuhuu aku update nih
Jangan lupa vote sebelum membaca

Tandai jika ada kata yang typo⚠️

Tandai jika ada kata yang typo⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05 : Pertemuan yang tak terduga.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, tanda berakhirnya kegiatan di SMA Cipta Bangsa. Para siswa mulai berbondong-bondong keluar dari kelas, menuju gerbang sekolah. Sedangkan suasana di kelas 11 IPA 1 tengah disibukkan oleh para anggota The Mechanic Squad yang terlihat terburu buru untuk keluar.

"Ayo, pulang. Udah siap semua, kan?" ajak Vanya, sembari memakai ransel hitamnya ke bahu.

"Udah, ayo keluar," balas Nanda sambil menatap sekeliling.

Ketujuh gadis itu melangkah serentak keluar dari kelas. Namun, saat mereka tiba di pintu, seorang siswa kelas 11 IPA 1 menghadang jalan mereka.

"Heh, stopp!!" sergah Ami, berdiri di tengah jalan dengan sapu di tangan.

"Lauren, Nanda, kalian nggak boleh pulang! Hari ini jadwal piket kalian,"

Nanda menghela napas panjang, lalu memutar matanya. Niatnya kabur, tapi malah tertahan oleh teman sekelasnya. Sial sekali, pikirnya.

"Udah bersih, Mi. Apalagi yang mau dibersihin?" Lauren berdecak kesal, melipat tangan di dada.

"Kalian tadi pagi nggak piket, kan? Masa sekarang pulang juga nggak piket?" Ami balas menantang.

Nanda akhirnya menyerah. "Ya udah, kita harus ngapain?"

"Kalian pel lantai. Gue sama Wawan udah nyapu."

Lauren dan Nanda mengangguk malas. "Girls, kalian duluan aja. Gue sama Nanda piket dulu," ucap Lauren kepada teman-temannya yang masih menunggu di belakang.

Acha terkekeh sambil melambai. "Oke, semangat ya, babu kelas!" ejeknya sambil lari keluar sebelum Lauren sempat membalas.

☁️☁️☁️

Brak!

Saat anggota The Mechanic Squad tengah asyik berjalan menyusuri koridor sekolah, tiba-tiba tubuh Zea ditabrak oleh seseorang sehingga cewek itu sedikit terdorong. Pop Ice yang digenggam erat di tangannya terjatuh, dan tumpah mengenai seragam putihnya. Minuman dingin itu segera menyerap ke kain, membuatnya merasa lengket dan tidak nyaman.

Zea memandangi seragamnya yang basah, sembari meremas bagian yang terkena tumpahan. Napasnya mulai memburu. Saat ia mendongak, matanya bertemu dengan seorang siswa yang tampak tak peduli, berdiri di depannya. Tanpa ragu, Zea menatap tajam cowok itu, penuh amarah. Rasa kesalnya meletup-letup di dadanya.

The Mechanic Squad [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang