"Giaaa!"
Langkah Gia dan Samudra terhenti saat seseorang memanggilnya, tepat memanggil Gia bukan Samudra.
"Siapaa?" tanya Samudra padanya. Gia menggeleng dengan cengo.
"Kamu apa kabar?" tanya pria itu manis.
"Ehh, buaya! Jangan sok akrab dehh! Kita kenal?" Gia menatap jijik padanya.
"Kamu gak ingat aku?" pria itu tak percaya yang Gia katakan.
"Siapa loh? Babu gue?"
"Aku mantanmu," jawabnya.
Gia tak menjawab, ia malah memasang wajah datar. Malas sekali melihat mantan yang sok manis plus akrab dengannya.
Samudra menyimak percakapan mereka berdua. "Mantanmu Gia. Apa kamu ingat?"
Pria bertubuh atlentis itu mengguncangkan pundak Gia seraya memberitahukan padanya, bahwa pria asing itu alumni hatinya.
Padahal Gia tahu dengan Gino, namun dia sengaja tak mengenalinya.
"Siapa yang nyuruh loh ngomong?!" Gia akhirnya menatap Samudra dengan jengkel, pria itu berani sekali ikut campur.
Samudra diam.
"SIAPA YANG NYURUH LOH NGOMONG, GUE TANYAA?!!!!" teriak Gia lantang, kesabaran Gia habis. Wanita itu sudah muak.
Samudra menunduk, seperti anak kecil yang sedang di marahi. Sementara Gino terbengong akibat teriakan Gia.
"Ayo, balik!" titah Gia pada Samudra menghampiri mobilnya yang terpakir tak jauh dari sana.
Gino menatap kepergian Gia. "GIAAA AKU MASIH SAYANG SAMA KAMU!!!!"
Gia menulihkan telinganya.
_
Gia bersender di kursi kemudi depan, menekuk wajahnya. Samudra yang sedang menaruh barang-barang Gia tak sengaja melihat wanita itu, merasa gemas.
"Galak, tapi gemesin," gumamnya tersenyum. Akhirnya Samudra masuk ke mobil, dan melajukannya ke rumah.
"Gino itu mantan gue!" percakapan Gia di mulai, Samudra mendengarkan dengan baik.
"Dulu gue suka bangat sama dia. Tapi, semenjak dia ciuman sama waria gue jadi jijik," curhatannya lantas membuat Samudra ingin tawa, namun ia tahan.
"Ciuman sama banci dong," celutuk Samudra terkekeh, melirik ke Gia.
Gia mengangguk. "Iyaaaa, gak habis pikir gue sama jalan dia. Padahal gue ada."
Alis Samudra terangkat. "Maksudnya?"
"Gue kan ada, sebagai cewenya. Kenapa harus cium waria yang jelas-jelas cowo kek dia. Kalau mau cium, kenapa gak ke gue aja gitu," ujarnya dengan wajah kesal.
"Kamu itu cewe! Harus punya harga diri. Kamu beruntung, karena belum di grepe sama dia. Termasuk di cium!" Samudra kebablasan memarahi Gia.
Gia menautkan alisnya, seraya menatapnya tak percaya.
"Kok luh marahh?"
Samudra tersadar. "Maaf, tersulut emosi."
"Dasar monyet!" umpat Gia ke pria itu dengan kesal.
"Kalau aku monyet, berarti kamu gorila," balasnya.
Mata Gia langsung melotot. "Kunyuk!"
"Kamu bagong." Samudra tak kalah dengan ucapan wanita liar tersebut.
"Manusia purba!" teriak Gia di samping Samudra yang menyetir. Samudra terkekeh, melihat Gia yang marah karena ulahnya.
"Kamu itu mirip sesuatu," ucap Samudra mulai lagi.
Gia yang kesal, kembali menatal Samudra. "Mirip apa?!"
"Monyetttt," jawabnya santai.
"SAMUDRA DOWERRRRR!!!" dengan sekuat tenaga, Gia berteriak di dalam mobil, membuat gendang telinga Samudra berdengung.
"Astagfirullah, telingah sayaa." bengongnya.
"Sukurinnn!"
Berdebatan mereka akhirnya selesai saat sudah sampai di perkarangan rumah. Gia membuka pintu mobil dengan kesal, turun dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Samudra membawakan belanjaan wanuta bawel itu yang sedikit kesusahan. "Ck! Cewe emang ribet!"
••••
Follow Pena0716
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman
Fanfiction"Diem di situ atau gue cium!" ancam Gia seraya melayangkan tatapan tajamnya pada Samudra. "Gia mau cium, aku? Mau dong ...." "Idiot!"