Delapan

1.2K 51 0
                                    

Samudra ikut berbelanja ke mall lagi, karena perintah dari Gia. Tumben sekali, wanita tomboi itu mau membeli alat makeup untuknya, setau Samudra Gia tak pernah dandan.

"Bawa ini," suruh Gia memberikan paper bag. Samudra mengangguk dan menerimah.

Gia yang sekarang sedikit berubah, wajahnya kini selalu tersenyum semenjak bertemu pria boncel kemarin. Itu membuat hati Samudra sakit.

"Apalagi yaa? MakeUp udah, gaun udah, perhiasan udah, lengkap semua." Gia berseruh riang, tak sabar berkencan dengan Lucas nanti malam.

"Loh nanti malam, gak usah ikut sama gue. Gue mau kencan sama mas doi!" sombongnya.

Raut wajah Samudra berubah, masam-masam gitu.

"Baik nona."

"Ehh, mas!" panggil dua gadis yang tak sengaja melewati Samudra dan Gia.

"Saya?" tunjuk Samudra pada dirinya.

"Iyaaaa! Boleh foto mas. Ughhh, masnya ganteng bangat!" puji salah satu gadis pendek berambut kriting.

Samudra mengangguk antusias. "Bolehh-boleh."

Merasa di kacangi, Gia bergerutu melihat bodyguardnya di kerumini oleh gadis-gadis centil.

"Sok seleb bangat, iuwwww!" seakan jijik, Gia dengan tak sabar, menarik lengan berotot Samudra agar menjauh dari mereka semua.

"Ehh, mbak! Jangan sok cantik dehh, kami mau foto!" marah gadis tinggi.

Gia melotot. "Loh ngatain gue?"

"Iya, siapa lagi kalau bukan mbak!"

Ehh buset, minta di ulek nih bocah. Berasa di tantangin, Gia melepas cengkraman Samudra dan maju di hadapan gadis tinggi.

"Loh berani sama gue?!"

"Mbak pikir saya takut?" tantangnya.

Kesabaran Gia di ambang batas. Samudra sedikit resah dengan Gia yang mulai keluar amarahnya.

Gia menarik rambut gadis tinggi itu, membuat sang empu meringis. Karena tak mau kalah, gadis tersebut menarik rambut Gia juga.

Terjadilah tarik-menarik. Mereka berdua jadi tontonan pengunjung mall. Samudra saja sampai kewelahan memisahkan mereka.

"Berani bangat loh!" marah Gia terus menarik rambut gadis itu.

"Aaaaaaa!" teriak gadis itu sedikit kesakitan saat Gia dengan sengaja mencakar mukanya menggunakan kuku-kuku panjangnya.

Gadis pendek memisahkan temannya, ia takut kalau terjadi apa-apa padanya.

"Hey! Sudah!" teriaknya.

Samudra menarik lengan Gia, menjauh sedikit darinya. Pria itu memeluk erat tubuh Gia saat hendak menyerang lawannya.

"LEPASIN GUE JIGONG!!" murkanya meronta-ronta.

Dengan sekuat tenaga, Samudra memeluk terus. Lalu berbisik. "Jangan jatuhkan harga dirimu di depan semua orang."

Bisikin lembut seakan membuat kemarahan Gia lenyap dalam sekejab. Gia berhenti memberontak, dan masih di dalam pelukan Samudra yang menurutnya nyaman.

"Loh!!'

"Apa?!" sahutnya sambil membersihkan darah di wajah gadis tinggi itu akibat cakaran dari Gia.

"Pria ini cowo gue! Jangan kurang ajar loh sialan!"

Mata lawan Gia melotot. "Serius kah?"

"Loh gak percaya? Nih gue tunjukin buktinya." Gia mendongak menatap wajah Samudra, lalu mecium bibirnya.

Gadis di hadapannya melotot, termasuk Samudra yang tak menduga dengannya.

"Muachhhh!" Gia melepas ciuman romantis itu, pandangannya ke arah lawannya lagi.

"Percaya kan? Dia pacar gue!"

Wajah murung tercetak pada lawannya, akhirnya mereka pergi dari tempat itu.

Selepas kepergian gadis-gadis tersebut, Gia bersorak riang. "Yuhuyyy, gue menang!"

"Ayo pulang!" ajak Samudra menggenggan lengan Gia. Gadis itu tak memberontak, ia masih senang dengan semuanya.

Menang bagi Gia adalah keistimewaan utama yang harus di laksanakan dalam hal apapun.

Saat di mobil, Samudra melepas tangan Gia, dan menatap dengan pandangan sulit di artikan.

"Loh gak boleh deket-deket sama cewe lain!"

Samudra mengedipkan matanya, tanpa menunggu waktu. Ia mencium Gia kembali.

Kini Giliran Gia yang syok. Mendapat ciuman dari Samudra tidak ada di pikirannya.

Beberapa menit, Samudra melepas ciuman itu dan memandang Gia. "Kamu ngambil first kiss saya."

"Hah?" cengangnya.

"Gara-gara kamu."

"Hah?"

"Hey, sadar lah kunyuk. Itu emang fakta!" Samudra mencubit pipi Gia sedikit keras. Membuat sang empu meringis.

"Gila loh!"

•••••

Follow Pena0716

Strong WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang