"Kasih kesempatan buat gue ngambil hati Lo.kalau masih gagal,gue pastiin Lo gakan pernah liat gue dimanapun."
~Aileen Lavina~
• • •
Seorang lelaki Manis tengah mengendarai motor sportnya
membelah jalanan yang begitu padat akan kendaraan lain,dengan gadis cantik yang ia bonceng dibelakang sedang menyandarkan kepalanya pada punggung tegap Bryan.Sejak pulang sekolah tadi Aileen tak seceria biasanya,mata sembab dengan hidung merah yang kentara."Hey,mau ice cream?!!" Tanya Bryan sedikit berteriak karna bisingnya jalanan.ia tidak tau apa yang terjadi,lebih baik jika Bryan menghiburnya daripada membuat mood Aileen semakin hancur dengan bertanya alasan gadis itu menangis.
Aileen mengangguk.selain sesuatu yang berbau telur,ice cream masuk dalam daftar camilan favorit gadis itu.Dan Bryan mengetahui semuanya.
Motor sport hitam itu berhenti ketika sudah sampai di sebuah gerai ice cream dengan dekorasi pernak pernik yang unik.Aileen segera turun memilih tempat duduk yang nyaman, sedangkan Bryan memesan ice cream dan beberapa camilan lainnya.Aileen memilih menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan,memikirkan alasan apa yang tepat jika Bryan bertanya tentang wajah sembabnya.ia tak ingin lelaki itu tau jika Galeen lah penyebab utamanya, bisa bisa akan terjadi perang ketiga nanti.Aileen tersadar dari lamunannya ketika merasakan usapan lembut tepat di kepala.Ia mendongak melihat Bryan dengan senyuman manis terukir diwajahnya.lelaki itu segera duduk tenang dihadapan Aileen yang menunjukkan senyumnya,berusaha meyakinkan Bryan bahwa dirinya baik baik saja.
"Kenapa nangis,hmm?"tanya bryan lembut setelah merasa bahwa mood Aileen mulai membaik.
Aileen menggaruk tengkuknya tersenyum canggung, ia bingung ingin menjawab apa "Emmm,gue tadi kepleset pas di toilet sakit bangett suerr terus nangis deh hehe" alibi nya.Tangannya membentuk tanda peace untuk meyakinkan Bryan yang hanya menganggukkan kepala.Beruntungnya pesanan mereka segera datang,Aileen terlihat heboh melihat ada ice cream coklat dengan beberapa topping diatasnya dan seporsi telur gulung ukuran jumbo dengan saus serta mayonaise."Bryaann!! Kenapa ga dari dulu Lo ngajak gue kesini? astaga." pekik Aileen.Sepertinya bagi sebagian perempuan,makanan adalah hal sederhana yang bisa menaikkan mood dengan mudahnya.
Bryan tertawa melihat Aileen yang begitu bersemangat.Ia senang bisa menjadi alasan gadis itu bahagia "Your smile is my favourite" batinnya.
• • •
Saat ini jam dinding menunjukkan Pukul 20.15,Aileen tengah bersiap siap.Ia berniat untuk pergi ke taman kota sendirian,berjalan jalan menikmati angin malam.Rumah besar ini selalu terlihat sepi,dirinya pasti akan merasa hidup sebatang kara jika saja tak ada Bi Surti yang mengurus dan membantunya membersihkan rumah,hanya saja ia akan pulang sebelum Maghrib tiba.
"Holaa para demit! Tolong jagain rumah dulu ya,gue mau pergi nih" Teriaknya seolah ada penghuni lain dirumah selain dirinya.Ia berjalan menuruni tangga,berniat membuka pintu sebelum suara dentingan sendok di dapur mengejutkannya.
"lahh,beneran ada demit yaa?" Aileen bergidik ngeri,berlari keluar rumah dengan jantung berdegup kencang.Aileen adalah gadis pemberani jika berhadapan dengan manusia lain halnya jika sudah menyangkut hal yang berbau mistis.ia segera menaiki taksi yang sudah menunggunya didepan rumah,untung saja dirinya sudah memesan lebih dulu.Angin malam yang dingin menerpa kulit Aileen.saat ini ia tengah duduk sendirian di taman, memperhatikan lalu lintas yang begitu padat sembari memakan satu cup ice cream coklat yang ia beli di supermarket tadi.Seketika bayangan peristiwa tadi siang di sekolah kembali terlintas,ia berpikir bagaimana caranya meminta maaf pada Galeen? gadis itu benar benar merasa bersalah karena sudah memaksanya makan bersama.Jika ia tak memaksa,pasti Galeen tidak akan semarah itu padanya.
Saat tengah asyik melamun,ia dikejutkan dengan seseorang yang sudah duduk manis disampingnya.Menatap lurus keatas sembari melihat cerahnya bintang."Galeen,kenapa disini?" Tanya Aileen bingung tak biasanya lelaki itu mau berada disekitarnya dan sejak kapan lelaki itu berada disini?.Galeen mengalihkan pandangannya,menatap Aileen seperti biasa,dingin."gaboleh? Oke gue pergi!" Jawab Galeen.
"Tunggu dulu! Aku mau ngomong" cegah Aileen menahan tangan Galeen yang langsung ditepis kasar,ia risih.
"Gue juga mau ngomong" ucap Galeen,kembali duduk disamping Aileen tak lupa menjaga jarak. "Lo duluan" lanjutnya.
"Maaf udah maksa kamu buat makan bareng,padahal udah jelas banget kalau kamu risih deket sama aku.Maaf..." lirih Aileen menundukkan kepalanya,takut jika lelaki itu akan kembali marah padanya.
"Jangan bodoh! Ga seharusnya Lo minta maaf" ketusnya. "Maaf gue yang salah udah kasar" lanjut Galeen.Ia merasa bersalah walaupun hanya sedikit,selama ini Galeen berpikir bahwa semua perempuan tak ada yang tulus,mereka hanya memikirkan uang dan uang.Pikiran bodoh itu ia dapatkan dari luka yang diberikan ibunya.
"Aku maafin,tapi ada syaratnya" ucap Aileen tersenyum membuat Galeen menyesal telah meminta maaf pada gadis itu.
"Apa?" Tanyanya.ia merasa penasaran akan syarat yang diberikan Aileen.Gadis itu merapatkan jaketnya ketika merasakan udara dingin menelusup masuk menusuk kulitnya,mengalihkan pandangan melihat gemerlap bintang sama seperti yang Galeen lakukan.
"Kasih kesempatan buat aku ngambil hati kamu.Kalau masih gagal,aku pastiin kamu gakan pernah liat aku dimanapun." Ucap Aileen serius.Galeen beralih menatap Aileen disampingnya,ia mengangguk setuju "oke,coba aja!" Jawabnya yakin.
• • •
Jangan lupa vote and komennya yaaa!! Karna ngedapetin vote and komen adalah harga mati bagi author.
Komen pake emot yang menurut kalian bisa menggambarkan Aileen,Galeen, Bryan atau bahkan Nayya sebanyak banyaknya yaa!!✨
See you orang baik🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
From Aileen To Galeen
Teen FictionDia Aileen Lavina,paras cantik dengan kulit putih yang kontras mampu memikat hati lelaki dengan mudahnya.Terkecuali sang ketua osis tampan dengan seribu pesonanya, Galeen adelard. Disaat ia sudah mulai mendapatkan apa yang diinginkan,semuanya beruba...