Empat.

1.3K 186 3
                                    

Kalau ditanya, kenapa Mahen baru berani nyamper Hera? Setelah lebih dari satu tahun dia diem aja nggak ada kabar apa-apa ke Hera.

Jawabannya adalah karena Mahen sadar, seberapa sakitnya Hera, dia nggak mau menganggu Hera, dia ingin memberi waktu untuk Hera healing her self.

Mahen juga 'kan sibuk kuliah, apalagi dia ini ikut Himpunan, malah sedang dalam masa pelantikan untuk jadi seorang Kahim.

Mahen hanya punya waktu dua minggu di Jakarta, setelah itu ia harus kembali ke Malang.

Makanya, dimulai dari acara pentas kemarin, itu termasuk class meeting, karena memang semua murid baru saja selesai ujian dan remedial.

Kok bisa Mahen masuk jadi salah satu pengisi acara pentas itu?

Ya, nyogok Ketua Panitianya lah.

Si Galih, yang dibilang paling ganteng se SMA Neo itu, yang harusnya tampil bersama dengan Hera waktu itu.

Galih disogok sama Mahen biar dia bisa nyanyi bareng sama Hera, dan ternyata sukses.

Dia bisa meluk Hera dan bicara walau cuma sebentar karena pawang Hera yang sensi banget kayaknya sama dia.

Siapa? Ya itu, si Rani sama Nana, belum lagi sama dua antek-anteknya, Jeno sama Alin.

Tapi, nggak apa-apa, begitu aja Mahen sudah senang.

Sekarang, masih jam enam lewat dua puluh menit, tapi adiknya, Jeno, sudah duduk manis di kursi meja makan sambil minum susu putih.

"Mo ke mana, Jen?" Tanya Mahen parau, baru bangun tidur dia.

"Mo lari." Jawab Jeno setelah menghabiskan segelas susunya.

Mahen mengangguk sambil membuka kulkas, mau ambil air minum, tapi langsung kepikiran sama sesuatu.

"Eh, sama Nana, dong?" Tanya Mahen.

Jeno mengerutkan kening, lalu mengangguk mengiyakan.

"Hera ikut, nggak?" Tanya Mahen lagi.

Jeno mendengus, "Hera lah mau diajak lari pagi begini..."

Mahen langsung teringat dengan kebkasaan Hera, lalu terkekeh pelan, "Oh, iya ya."

"Tapi, ajakin aja, Jen.. Suruh Nana kek, biar dia mau ikut." Pinta Mahen.

"Anjir, lo mau ngapain sih, emang??" Kata Jeno, kesal juga lama-lama.

Mahen menyengir, "Pokoknya suruh aja, sampe Hera mau ikut!!! Gue mau ganti baju, tungguin gue, Jen!!" Serunya sambil berlari naik ke atas, ke kamarnya.

Jeno menggeleng pelan, "Ada aja sih, goblok." Sungutnya.

Jeno terpaksa menelepon Nana, dan meminta pacarnya itu untuk mengajak Hera ikut dengan acara jogging mereka berdua.

Ganggu aja emang si Mahen.

"Yang..." Panggil Jeno saat panggilan mereka tersambung.

"Apa? Kamu kenapa nelpon sih, aku mau ganti baju tauuu..." Keluh Nana di seberang sana.

"Yaiya, maaf.. Ini si Mahen ribet emang, dia minta tolong katanya kamu suruh ajak si Hera ikut lari.. Mahen yang minta, Yang.."

"Kakak, dia kakak kamu lho, Jen. Nggak ada sopan-sopannya. Hera, ya.. Aduh itu anak kayak yang bisa aja bangun jam segini.. Yaudah bentar, deh.."

B.W.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang