Sembilan.

1K 157 1
                                    

"Mas Mahennn.. Huhu, capekkk.." Keluh Hera.

Saat ini, Mahen dan Hera tengah melakukan panggilan video. Terlihat Mahen yang juga tengah mengotak-atik laptop dan mencorat-coret di atas segala macam kertas yang ada di hadapannya.

Terdengar suara kekehan Mahen dari seberang sana, "Sabar, cantik.. Sebentar lagi." Katanya.

"Tapi, Adek capek..."

"Yah, belajar nggak ada yang nggak capek, Adek sayang.. Semangat, yuk. Biar masuk univ yang kamu mau juga, 'kan?"

"Eunghhh..." Hera menggeliat di atas kursi belajarnya, meregangkan tangannya ke atas, membuat piyama satin berwarna hitam yang ia kenakan naik ke atas hingga perut ratanya terlihat.

Untung Mahen nggak liat, hehe.

Mau apa? Mau si Mahen liat, gitu? Oh, tidak bisa.

"Eh, omong-omong. Kamu tuh mau masuk univ mana? Jurusannya apa?"  Tanya Mahen.

Karena memang, setelah pulang ke Malang, dan LDR-an selama empat bulan ini, dengan kondisi di mana Hera yang mulai sangat sibuk karena sudah memasuki fase Pedalaman Materi setiap pulang sekolah, dan Mahen juga yang tengah mempersiapkan ujiannya.

Mahen belum pernah dengar Hera bilang ingin ambil universitas mana dan jurusan apa.

Lebih ke Hera yang enggan membahas hal itu pada Mahen, sebenarnya. Kejutan katanya, mah.

"Kalo univ nya nggak tau. Kalo jurusannya, kemaren kata bu Mia, Adek bisa ambil HI atau Komunikasi. Tapi, Adek minat ke Psikologi.. Gimana, ya.. Adek bingung." Balas Hera.

"Passion kamu di mana? Karna kamu ambil SNM, coba liat rapot kamu, bisa masuk ke mana. Kalo udah disaranin HI atau Komunikasi sama guru BK, ya coba aja ambil dulu di situ, siapa tau cocok. Tapi, kalo nilai dan niat kamu kuat di Psikologi, boleh ambil itu juga. Sekuat dan sebisa passion dan tekad kamu aja, Dek."

Hera bengong, bingung mau membalas ucapan Mahen seperti apa.

Dari awal saat ia mulai konseling dengan guru BK dan Bidang Kesiswaan di sekolah, Hera disarankan ambil Hubungan Internasional atau Ilmu Komunikasi, nilainya memumpuni di sana.

Tapi, minat dan niatnya di Psikologi.

Walau kecil kesempatan, mengingat memang sebanyak itu peserta yang ingin ambil jurusan Psikologi, Hera hanya concern and a lil bit insecure(?). Takut hasil akhirnya mengecewakan. Walaupun, bu Mia juga bilang Hera bisa ambil Psikologi.

B.W.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang