Tujuh.

1.3K 166 1
                                    

"Ihh... Pake baju apa, ya?? Aduh, gue bingunggg!!"

"Mamiii!!"

Cita yang tengah mengaduk susu untuk diberikan pada Hera langsung memutar bola matanya malas setelah mendengar teriakan Hera pagi-pagi itu.

Selesai dengan susu untuk Hera, Cita membawa gelas itu menuju kamar anaknya.

"Apa, sih? Kenapa kamu?" Tanya Cita, jengah.

Saat sudah masuk ke dalam kamar Hera, "Ya Tuhan... Ini kenapa bisa berantakan kayak begini kamarmu, hah?!" Sentak Cita.

Terkejut dengan situasi kamar Hera yang sudah seperti kapal pecah. Dari dress sampai celana jeans bergeletakkan di kasur dan lantai kamar gadis itu.

Hera terkekeh, menyengir seolah tidak merasa bersalah, lalu menggapai gelas susu yang ada di tangan Cita.

"Hehe, ya abis aku tuh bingung mau pake baju apa, Mami..." Keluh Hera, meminum susunya perlahan.

"Emang mau ke mana sih kamu? Ini masih pagi, lho. Udah berantakan begini, siapa yang mau beresin coba, hah?"

"Hehe..."

"Haha-hehe-haha-hehe.. Serius, mau ke mana, emangnya? Jangan cengar-cengir aja!" Kata Cita, gemas dengan Hera yang malah menyengir seolah tidak bersalah dengan situasi kamarnya ini.

Bukan apa-apa, masalahnya, yang akan merapihkan kamarnya ini siapa nanti kalau bukan Cita juga? Hera mana bisa merapihkan semuanya sendirian.

Ngeselin aja emang anaknya ini, begitu pikir Cita.

"Mamiii... Hera tuh diajak ke pasar malem sama kak Mahen, Hera bingung dong mau pake baju apaaa.." Keluh Hera sambil meletakkan gelas susunya di atas nakas samping ranjang.

"Ya Tuhan... Cuma ke pasmal aja sampe ngacak-ngacak lemari?? Gimana kalo diajak formal dinner kamu?? Emang dasar anak muda." Geram Cita, kesal.

"I'm sowwyyy..."

Dan akhirnya, sembari Cita merapihkan kamar Hera dan memasukkan kembali pakaian Hera yang berantakan di atas kasur atau yang tergeletak di lantai, ke dalam lemari, Cita juga memilihkan pakaian untuk dikenakan oleh Hera nanti saat pergi bersama Mahen.

Cita memilihkan simple outfit untuk Hera kenakan, hanya Croptop cardigan warna hijau muda dan celana jeans lalu ia gantung di hanger dan digantung di pegangan pintu lemari.

SIB, Simple Is Best. Gitu, kata mami Cita.

"Nih, udah, pake ini aja nanti malem. Jangan pake yang gelap-gelap, 'kan ke sananya malem, kalo pake yang gelap-gelap dinyamukin nanti kamu."

"Ya ampun, secepet itu milihinnya?? Gila, emang cuma Mami deh yang ngerti outfit date begini, haha.. Mami nggak nge-date  juga sama Papi?" Ledek Hera.

"Yee, Mami mah sering keluar sama Papi, kamu aja yang nggak tau, wlee." Ledek Cita balik, lalu mereka tertawa bersama sambil membereskan isi lemari Hera yang berantakan itu.



"Bu?" Panggil Mahen pelan.

Ia berdiri di tengah-tengah anak tangga sambil mengusak-usak rambutnya yang berantakan.

Mahen baru bangun tidur kalau kalian mau tahu.

Jam besar lantai yang berada di ruang tengah menunjukan pukul satu lewat enam belas menit, tengah hari.

"Iiibbbbuuuuu...." Panggil Mahen lagi dengan nada panjang yang terdengar menjengkelkan.

"APAAN, SIH?! DI BELAKANG SINI!!" Teriak ibu dari taman belakang.

B.W.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang