Warn!
Long chapters ahead, a lil bit spicy in the end.•••
Mahen benar-benar tidak fokus saat rapat berlangsung saat ini. Matanya terus saja melirik ke arah ponselnya yang menampilkan roomchat Mahen dengan Hera.
Hera menghilang, tidak ada sapa, tidak ada kabar hampir dua bulan, dimulai dari saat ujian nasional.
Tadinya Mahen mewajarkan, Hera butuh waktu untuk fokus belajar, demi mengejar kampus impiannya. Yang Mahen sendiri tidak tahu kampus yang mana.
"Hen." Panggil Mina.
"Hah?"
Mahen sampai tersentak mendengar seseorang memanggilnya, saking tidak fokus dengan kegiatan rapatnya hari ini.
"Rapatnya udah selesai. Lo kenapa, sih? Bengong mulu daritadi, untung bisa di-cover sama Raya. Lo sakit?" Tanya Rian.
Mahen menghela nafas lelah, dia memang sedang tidak enak badan juga, makanya pikirannya yang terus menerus memikirkan Hera ditindih lagi dengan kepengurusan HIMA. Makin-makin jadinya.
"Nanti hasil rapat sama catetannya tolong disalin buat gue, ya. Biar gue liat pas balik nanti." Kata Mahen.
"Gampanglah itu. Lo ada kelas lagi? Nggak balik aja? Muka lo pucet banget, Hen." Ucap Mina, gadis itu sekaligus mengecek suhu tubuh Mahen dari dahinya.
"Ih, tuh.. Badan lo anget, Hen. Balik aja sana, daripada ambruk di sini 'kan, nggak lucu." Tutur Mina khawatir.
Jangan salah paham, ya. Mina baik kok, gadis ini juga sudah punya pacar. Karena sesama anggota HIMA, mereka jadi dekat. Hera juga kenal dengan Mina kok, bahkan mereka tukar nomor ponsel juga.
Mahen memikirkan perkataan Mina, apa ia harus kembali saja, mengingat kondisi tubuhnya yang sepertinya makin parah.
Sekali lagi, Mahen melirik ponselnya, Hera benar-benar tidak membalas satupun pesannya dari dua bulan yang lalu.
"Ya Tuhan..." Gumam Mahen, memijat pelan pelipisnya yang berdenyut pusing.
"Gue masih ada satu kelas lagi. Yan, tolong kasih tau Hiro supaya absenin gue, ya? Gue balik duluan, sakit banget kepala gue." Putusnya pada akhirnya.
"Lo gapapa balik sendiri, Hen? Mau gue anter aja, nggak?" Tawar Rian.
"Gapapa, sorry ya, gue rapat gajelas, langsung balik pula. Nanti salamin permintaan maaf gue sama Raya karna udah ngerepotin dia." Ucap Mahen, sambil menepuk pundak Rian pelan dan melangkah keluar dari ruangan itu.
•
•
•"Lo beneran nggak mau ngabarin ini ke kak Mahen, Ra? Itu orang pasti ketar-ketir nggak lo kabarin udah dua bulan lebih." Kata Nana.
"Padahal udah selesai UN juga." Sahut Rani.
Hera, Rani, Nana dan Jeno sedang berada di salah satu kafe. Sedikit beristirahat sebelum mereka sibuk mengurus kepindahan mereka nanti.
Pengumuman SNMPTN juga sudah keluar, tenang saja, mereka semua lolos, makanya mereka di sini. Sedikit merayakan.
"Gue mau kasih kejutan ke dia. Dari awal, kalo dia tanya gue mau ambil kampus mana, gue nggak pernah jawab, cuma jurusannya aja." Balas Hera dengan cengirannya.
"Jahat banget." Kekeh Jeno.
Yakin seratus persen kalau sang kakak sekarang sedang gelisah dan khawatir setengah mati karena mantan kekasih nya ini malah hilang kabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
B.W.Y
RomansaBelong With You. COMPLETED . . . . Warning! GS! Harshwords, curses and some mature content. 17+ DLDR! January, 2022. ©hyucken_thu