Chapter 4

546 57 6
                                    

"Huh huh huh" Vio terbangun dengan nafas memburu, entahlah ia benar benar ketakutan.

Gadis itu melihat ke sekeliling, ia berada di kamarnya.

"Gila mimpi apa gue semalem??" Vio menjambak rambutnya frustasi.

Mimpi? Ia tidak yakin.. Bahkan Vio terus teringat tentang kejadian itu. Tapi kalau nyata, mana ada manusia biasa sepertinya bertamu semacam iblis atau apalah itu.

"Bun.." ucap Vio menahan tangis, ia terlihat ketakutan

Pintu terbuka, menampakan sosok bundanya yang membawa segelas air dan mangkok berisi bubur.

"Kamu udah sembuh?" Bunda meletakan tangan di jidat Vio "Masih panas gini, jangan sekolah dulu ya"

"Vio semalem kenapa?"

"Bunda kurang tau, tapi temen kamu bawa kamu kerumah, katanya pingsan.."

"Temen aku?"

"Iya, cowok. Bersyukur dia mau anterin kamu pulang" ujar bunda

"Namanya siapa Bun"

"Emmm kalo ga salah si Skala, iya keknya skala deh. Anaknya ganteng, kakak kelas katanya"

"Skala?"

Deg

Seketika Violin merasa tidak baik baik saja.

***

Vio duduk merenung di atas kasur, seperti yang bunda katakan ia memang tidak masuk sekolah. Tubuhnya panas, lengan Vio juga nampak lebam, mungkin karena kejadian semalam.

Pikiran Violin menerka nerka, jujur saat ini nama Skala terus berputar di pikirannya. Skala itu misterius, terlihat keren memang, tapi siapa sangka kalau lelaki sekeren Skala ternyata bukan manusia biasa.

Benar kan?

Vio melihat sendiri kalau Skala, memiliki sayap? Sejenis apakah dia? Apakah hantu? Atau iblis?

Vio terus berpikir, hingga tiba tiba

Cup

Pipinya dicium seseorang

"Sakit?"

Suara itu mengejutkan Vio. Dia menoleh, disana terlihat wajah tampan skala dengan sorot mata tajamnya.

"HUAAAAAAAAA " Violin reflek menjerit, ia memundurkan badan.

Vio bergetar, kenapa tiba tiba ada skala di kamarnya.

Laki laki yang tampak mengenakan seragam sekolahnya itu terlihat tersenyum smirk.

Skala sangat menakutkan, tapi setidaknya tidak se menakutkan tadi malam.

Skala mendekatkan wajahnya ke wajah Violin hingga jidat mereka bersentuhan.

"Ng-ngapain?"

"Lo tau rahasia gue" ucap skala

Vio menelan ludahnya, ia tampak takut

"Ma-maaf kalo ganggu semalem, gue ga sengaja sumpah.. Gu-gue janji gabakal kasi tau siapapun, plis jangan ganggu gue " ucap Vio lirih

"Gue ga bego" kata skala

"Cuma lo satu satunya manusia yang tau, lo pikir gue bakal ngelepasin lo gitu aja?"

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang