Chapter 7

457 47 0
                                    

Enjoy guys🥰

"Kenapa ini pangeran?" Seseorang membuka tudung jubah yang terletak di kepalanya. Itu Vien, Vio melihat wajahnya dengan jelas.

"Sial! Dia punya penjaga! Tumbal ini tidak di terima" ucap seseorang dengan suara serak, itu Skala.

"Penjaga apa yang pangeran maksud?" Kini giliran Kai bertanya.

"Gue ga tau, tapi dia di pasangi penjaga. Gue rasa sedari dia bayi. Makanya kita ga bisa numbalin dia"

"Lalu bagaimana ritualnya?" Vien tampak cemas, apa semua berantakan.

Skala gelisah, semua rencananya gagal.

Dari arah depan ruangan, derap langkah terdengar. Seperti ada yang mau masuk, apa dia mau menolong Vio? Vio mohon hal itu benar.

Cklek..

Pintu terbuka menampilkan sesosok wanita modis. Rambutnya berwarna coklat terang, dress selutut dengan merk gucci, tas putih balenciaga, sepatu hak berwarna hitam, serta beberapa perhiasan menghiasi leher dan tangannya. Tak lupa kacamata hitam dan lipstik merah menghiasi bibirnya yang tebal.

Perfect, penampilan yang mencolok itu seperti sedang memamerkan kekayaan yang berlimpah ruah.

"Skala, Vien, Kai!! Keributan apalagi yang kalian perbuat!!! Dasar iblis iblis nakal, mami lagi live instagram di bawah kalian malah berisik!!" Wanita itu menggeram kesal lalu menjewer telinga anak anaknya.

Vio menyaksikan semua itu, apa dia ibunya Skala? Vio pikir Skala tak memiliki keluarga mengingat asal usulnya tidak jelas.

Dan

Tunggu

Vio seperti mengenal wanita itu.

Itu Melinda Desara. Pengusaha sukses yang wajahnya kerap kali muncul di televisi. Melinda memiliki banyak sekali bisnis mulai dari makanan, kosmetik, butik, swalayan, hingga menjadi pemilik saham di beberapa sekolah dan kampus. Vio sering melihatnya menyampaikan kiat-kiat sukses muda, membuat Vio dan bundanya mengidolakan wanita itu.

Tapi apa yang Vio lihat sekarang? Melinda adalah maminya Skala? Padahal di media manapun Melinda dikabarkan belum menikah meskipun usianya sudah menginjak 40 tahun. Ia cukup shok melihatnya, ternyata media tidak pernah mengungkap sosok Melinda lebih jauh.

Tapi mengingat Skala adalah iblis, apakah Melinda juga sebenarnya iblis. Oh tidak, bagaimana mungkin..

"Mii, kami hanya sedang melakukan ritual.." Kai menyahut sembari mencoba melepas jeweran Melinda di telinganya.

"Ritual kok tengah malam begini, kalian bisa ganggu orang tidur. Kalau ada pelayan yang curiga bagaimana,  Mami gamau ya kalian bertiga kena masalah nanti ujung ujungnya mami juga ikut kebawa" ucap Melinda kesal.

"Lagian ritual itu gak harus dilakukan sesering ini juga, kalian sudah hebat"

Sebenarnya ritual penumbalan ini dilakukan untuk menambah kekuatan para iblis. Baik Skala, Vien maupun Kai, ketiganya sama sama terobsesi dengan kekuatan. Sepertinya semua iblis begitu, mereka ingin menjadi yang terkuat.

Kekuatan ini Skala gunakan untuk membantu bisnis Melinda, oleh karena itu Melinda sukses besar, ya meski atas bantuan kekuatan hitam.

Skala, Vien dan Kai hanya mengangguk. Meskipun mereka bertiga kuat, tapi tak mampu melawan Melinda.

Melinda menatap seorang gadis yang tengah terbaring.

"Apa dia tumbal hari ini?" Tanya nya

Skala mengangguk, "Tapi tak ada yang menerima dia, dia punya penjaga"

Melinda mengangguk paham.

"Kalian bertiga keluarlah, aku ingin bicara dengannya"

Vien dan Kai segera menurut, mereka keluar dari ruangan ini. Sementara Skala ingin protes "Tap--" ucapan Skala dipotong oleh Melinda.

"Tenanglah, hanya sebentar"

"Jangan lepaskan dia, dia tawananku" ucap Skala dingin.

"Tentu, aku akan mengembalikannya padamu setelah selesai bicara" ucap  Melinda.

Skala melangkah gontai keluar.

Melinda berjalan mendekat ke arah Vio, gadis itu masih berpura pura tidur.

"Saya tau kamu tidak tidur, bangulah" ucap Melinda angkuh.

Vio membuka matanya, dibantu Melinda ia duduk sekarang.

Melinda melepas kacamata hitamnya dengan angkuh, ia duduk di kursi samping tempat tidur Vio.

"Kamu pasti mengenal saya, saya Melinda salah satu pengusaha terkaya di negara ini" Melinda begitu sombong memamerkan kekayaanya.

"Well, saya maminya Skala, Vien dan Kai. Mungkin media tidak tahu kalau saya memiliki anak. Hanya kamu satu satunya orang yang tahu rahasia kami"

"Saya harap kamu tutup mulut, jangan bocorkan hal ini ke publik karena dapat menggangu citra baik saya" ucap Melinda

Vio hanya mendengar apa yang Melinda bicarakan, ia belum berani menjawab.

"Soal Skala, Vien, dan Kai sepertinya kamu juga sudah tau kalau mereka iblis. Tutup mulutmu dan jangan ceritakan rahasia itu pada siapapun.." ucap Melinda menekan kalimatnya.

Vio hanya mengangguk "S-saya a-kan jaga rahasia. Ta-tapi tolong bebaskan saya" ucap Vio memohon.

"Saya tidak bisa menjamin. Bebas dari Skala adalah hal yang mustahil. Kamu tahu, sebenarnya Skala tidak terlalu buruk asal kamu menuruti keinginannya" ucap Melinda

"T-tapi anda maminya Skala, a-apa tidak bisa menyuruh anak anda untuk berhenti mengganggu saya. Saya ingin hidup tenang" Vio memohon sembari memegang pergelangan tangan Melinda.

Dengan perlahan Melinda menyingkirkan tangan Vio.

"Saya hanya manusia biasa, saya bukan iblis seperti mereka bertiga. Saya tidak cukup kuat untuk membebaskanmu. Menurutlah pada Skala dan kamu akan baik baik saja"

Baik baik saja bagaimana? Jelas jelas Skala itu sangat berbahaya.

Vio dibuat terkejut kala Melinda meletakan sebuah koper kecil di pangkuannya.

"Koper itu berisi uang, totalnya ada 200 juta. Anggap saja sebagai imbalan karena kamu mau tutup mulut. Istirahatlah, saya permisi"

Melinda melirik sebentar ke arah kalung Violet yang berbandul ukiran bunga Phoenix. Itu mengingatkan nya pada seseorang di masa lalu.

Wanita itu kembali memakai kacamata hitamnya lalu berjalan keluar ruangan ini.

Sementara Vio terpaku di tempat. Menatap uang di depannya dengan tatapan kosong.

To be continued
Hii
Jangan lupa vote and comment nya yaa
See you 🥰

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang