Jika satu kali kehidupan memperbolehkan seseorang membuat pengakuan, tanpa beban, tanpa mengingat asal-usul mereka, tanpa rasa takut dan penyesalan.
Sepenuh hati ia ingin mengaku…
Bahwa Park Sehun sangat mencintai Park Jongin.
Hari ini.
Tolong beri dia kesempatan untuk jujur terhadap perasaannya. Ijinkan dia, melupakan siapa dirinya.
The Twins
..
..
..
Kehangatan begitu terasa meski air dingin terus mengguyur dari berjam-jam yang lalu. Duduk memangku bersandar pada bilik kaca kamar mandi. Sehun memejamkan mata seiring tangannya terus bekerja demi mengupayakan sang kakak agar lepas dari rasa sakitnya.
Bibir remaja tujuh belas tahun itu senatiasa terbuka, kepalanya bersandar pada pundak kokoh dibelakangnya, lantas bibir kemerahan itu mengeluarkan desahan keras mengiringi pelepasan yang terjadi untuk kesekian kali.
Tubuh telanjang itu mengejang dengan napas yang tersenggal-senggal. Matanya terbuka sayu, lelah dan sakit. Kulitnya terasa dingin namun terasa percuma ketika tulangnya seperti menyimpan bara api.
Park Sehun berharap ini adalah yang terakhir kalinya. Namun harapan itu hanyalah sebuah asa ketika Park Jongin tiba-tiba berbalik, mencium bibirnya demi mencari pelampiasan.
Mengumpat dalam hati. Sehun kembali harus menahan dirinya lagi dan lagi. Jongin melumat bibirnya dengan rakus tidak teratur dan terasa frustasi. Hati sang adik bergetar nyeri. Ini salah perbuatan mereka adalah sebuah dosa. Tapi Sehun tidak bisa membiarkan Jongin merasakan kesakitan.
Meminta maaf dalam hati. Kali ini, Sehun membalasnya.
Bunyi kecipak yang berasal dari penyatuan bibir mereka menggema di dalam ruangan kecil tersebut, bahkan suara deras shower pun tak mampu menyamarkannya.
Gairah itu kian lama kian tersulut.
Tangan sehun merambat, merabai punggung Jongin dan ke bawah, menuju pada bulatan kembar milik saudaranya. Jemari Sehun merabai sesuatu yang berkedut milik Jongin. Mengusapnya lalu sedikit ditekan. Perbuatan kecil itu membuat kakaknya mendesah diiringi jeritan tertahan, melengkungkan tubuhnya serta mendongak. Leher jenjang didepan mata mengundangnya untuk dijamah. Tampak noda keuguan yang sangat banyak di sana. Hati Sehun sakit, mengingat seseorang sudah mencicipi leher itu. Sehun lantas menciumnya, menyapu area itu dengan lumatan kasar, seolah ia ingin menghapus jejak yang ditinggalkan oleh si biadab Lucas.
Sehun menjadi bajingan selanjutnya. Tangan kembali meraih kehangatan diantara kedua kaki kakaknya, mengurut dan menggerakan secara seduktif sehingga tubuh si sulung kembali bergetar hebat.
"Akkkh.. hh.." Desahan payah keluar dari bibir Jongin yang sudah pucat.
Tidak ada kenikmatan, hanya ada rasa sakit yang serasa ingin merenggut nyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑯𝑬 𝑻𝑾𝑰𝑵𝑺 ; 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒊 𝑭𝒕 𝑪𝒉𝒂𝒏𝒃𝒂𝒆𝒌 BL
FanfictionPerasaan asing itu tidak seharusnya singgah di hatinya. Seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa yang lebih kompleks dari sekadar kakak beradik. Dirinya sadar apa yang ia rasa adalah sebuah kesalahan. Maka dari itu ia memilih untuk mundur. Mengub...