"Bagaimana kabarmu, Taeyong?" tanya Baekhyun pada adik ipar yang kini tengah duduk bersamanya.
Lelaki bermarga Lee itu tersenyum tipis, terlihat menawan dengan kemeja putih dengan outer khaki untuk menyamarkan perut buncitnya. "Aku baik. Kakak bagaimana?"
"Puji Tuhan, kami semua baik dan sehat. Sudah lama ya tidak bertemu denganmu. Terakhir kali kita bertemu kalau tidak salah, saat di Jepang?" Baekhyun memastikan.
"Iya Kak, saat kunjungan terakhir kita ke Jepang." Keduanya tertawa kecil.
Saat ini mereka tengah berada di kediaman sang mertua untuk memenuhi undangan makan malam dari Ayah Park.
Menghindari pertengkaran, Baekhyun pun akhirnya terpaksa mengikuti keinginan suaminya untuk datang. Padahal Chanyeol baru saja kembali dari Jeju, dan demi menjaga perasaan orang tuanya, suaminya itu bahkan mengabaikan tubuhnya yang letih.
Baekhyun begitu sesak berada di tempat ini, jadi setelah makan malam yang sama sekali tidak menyenangkan untuknya, ia mengajak Taeyong untuk memisahkan diri dan mengobrol berdua saja di ruangan lain.
"Kau terlihat cantik dengan perut besar seperti itu, Taeyeong," puji Baekhyun lalu menyesap tehnya. Membuka obrolan lagi sebab adik iparnya ini tumben sekali jadi pendiam.
"Kak Baekhyun terlalu memuji, aku tidak seperti itu," kata Taeyeong malu, pria hamil itu menatap perutnya dan mengusapnya lembut. "Mana mungkin cantik dengan tubuh yang membengkak," lanjutnya lirih.
"Serius, kau terlihat lebih cantik tahu! Ibuku mengatakan, saat carrier hamil, mereka akan membawa energi positif yang berasal dari surga. Karena kita spesial dan diberkati."
"Benarkah?" Taeyeong tersenyum. Sepertinya mulai tertarik dengan obrolan yang diciptakan Baekhyun.
Baekhyun mengangguk. "Kau tahu, kakak iparmu Chanyeol itu tak bosan memujiku cantik sewaktu mengandung si kembar dulu, padahal dia adalah orang yang jarang memberi pujian macam itu. Kalau Jaehyun pasti sering memujimu kan?"
Senyum di bibir Taeyong memudar, hal itu langsung disadari oleh Baekhyun. Kenapa? Apa ia salah bicara?
"Taeyongie? Kau tidak apa-apa?"
Taeyeong segera menggeleng. Sepertinya raut wajahnya terlalu memperlihatkan suasana hatinya saat ini.
"Jaehyun tidak pernah memujiku, Kakak tentu tahu jika Jaehyun menikahiku tanpa perasaan cinta seperti yang dimiliki kak Chanyeol untuk kakak. Kita dijodohkan."
"Apa?" Baekhyun cukup terkejut dengan penuturan Taeyong. "Maksudmu?-"
"Kakak tidak tahu?"
Baekhyun menggeleng lemah, ini adalah kali pertama ia mengobrol banyak dengan Taeyong, dan Baekhyun tidak menyangka akan mendengar fakta macam ini.
Taeyong mengusap tangan kakak iparnya yang tampak khawatir. "Aku baik-baik saja Kak, Jaehyun memang tidak mencintaiku, tapi dia memperlakukanku dengan baik, dia juga tidak pernah berbuat kasar padaku," tuturnya lembut.
"Maaf Taeyong. Aku sungguh tidak tahu. Hubunganku dengan keluarga ini tidak sebaik yang orang pikir," sesal Baekhyun.
Taeyong menatap Baekhyun dengan seksama, berpikir apakah ia bercerita saja tentang kegundahan hatinya? Taeyong sungguh tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah. Ia seorang anak tunggal juga piatu, sementara sang ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan. Ia terbiasa terabaikan sejak kecil sehingga tidak memiliki satupun sandara selain ibunya yang telah lama berpulang. Dan sepetinya, kakak iparnya ini dapat membantu mengatasi kegelisahan hatinya.
Ya, paling tidak ia tidak merasakan sesak ini sendirian.
"Kak Baekhyun tahu cinta pertama Jaehyun?" tanya Taeyong dengan suara lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑯𝑬 𝑻𝑾𝑰𝑵𝑺 ; 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒊 𝑭𝒕 𝑪𝒉𝒂𝒏𝒃𝒂𝒆𝒌 BL
Fiksi PenggemarPerasaan asing itu tidak seharusnya singgah di hatinya. Seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa yang lebih kompleks dari sekadar kakak beradik. Dirinya sadar apa yang ia rasa adalah sebuah kesalahan. Maka dari itu ia memilih untuk mundur. Mengub...