Chapter 7- Burung yang merindukan langit

505 7 2
                                    

Hari ini seperti biasa, aku dan Nakano-san menghabiskan bekal di taman belakang.

Nakano-san menceritakan jika dia baru saja di tembak oleh kakak kelas bernama Ryuga kojima senpai. Itu sedikit membuatku terkejut, karena Ryuga Kojima senpai sangat terkenal dikalangan para gadis kelas. Bahkan untuk kelompok Akasaka-san sempat membicarakan tentangnya.

Tapi... Jika semua orang tampak senang dan bersemangat ketika menyinggung tentang Ryuga Kojima senpai, mungkin hanya gadis di sampingku yang terlihat lelah dan kesal.

Dengan mendecahkan lidahnya dia berkata. "Aaah... Aku tidak ingin berpacaran dengan orang seperti dia!"

Itulah kata Nakano-san dengan raut wajah jengkel tanpa mengubah wajahnya dia mengambil karageku yang telah kususun dengan baik di dalam bento. Hari ini aku memasak karage dan sosis gurita dengan bumbu pedas manis, potongan mentimun yang kupotong dadu juga kuletakkan dengan bungkus seperti plastik mika. Tambahan tomat ceri juga tak lupa telur asin setengah yang kuletakkan di samping nasi.

Terlihat cukup mewah. Setelah mencoba memasak aku jadi sedikit ketagihan untuk mencoba beberapa masakan.

"Tapi... Bukannya dia terkenal? Para gadis sering membicarakan dia. Dia atletis dan tampan, apa yang kurang darinya?"

Ryuga Kojima senpai merupakan ketua tim basket dari sekolah Senjou. Dia berhasil membawa timnya pulang dengan kemenangan di ajang antar sekolah. Selain sifatnya yang baik, dia pengertian terhadap anggotanya menjadikan dia dihormati dan diagungkan sebagai cowok populer.

Tapi rasanya Nakano-san sangat membenci orang itu.

Bahkan setelah kukatakan hal baik yang kudengar tentang orang itu, wajah kesalnya masih saja belum lepas.

"Jika begitu, ambil saja orang itu, dan Genji akan menjadi milikku!" Itulah yang dia katakan dengan melihat kearah wajahku.

"Ke-kenapa jadi begitu?"

Kenapa dia malah marah padahal aku hanya ingin tau alasan kenapa dia menolak orang sebaik Ryuga Kojima-senpai itu.

Dengan menaruh tangannya di dagu, dia membuat wajah tidak tertarik dan berkata seolah dia ingin menilai pendapat orang lain.

"Aris-chan... Menurutmu, bagaimana Genji-kun itu, menurutmu?"

Dia menanyakan tentang Genji.

Aku bisa mengatakan seribu hal tentangnya jika dia mau.

"Hemm, Eto... Dia baik. Meski kadang sembrono, tapi... dia cowok yang baik." Aku merasa yakin dengan ucapanku sendiri.

"Jika begitu... Kau pasti paham."

Aku bingung harus menjawab apa.
Kadang aku tidak begitu memahami pikiran Nakano-san itu bagaimana. Dia memang gadis yang cantik dan menarik sehingga tidak jarang banyak rumor yang beredar tentang dirinya. Entah itu rumor baik maupun rumor jelek, Nakano-san adalah Nakano-san! Dan aku menyayanginya sebagai temanku.

Kutatap wajahnya yang sekarang melihat langit dan kumulai tenggelam dalam pikiranku sedikit tentang temanku yang sangat berharga ini.

Rambut hitamnya yang lurus dan pupil matanya yang terlihat keluar dengan tegas. Ada garis indah dilekukan alis yang membuatnya tampak seperti gadis Jepang modern. Dia tau banyak hal tentang fashion, parfum yang selalu dia pakai dan aroma shampo yang tampak lembut. Dia memang gadis cantik yang sebanding dengan Akasaka-san.

"Aku tidak ingin berhubungan dengan orang semacam itu... Dia lebih buruk dari pada sampah. Rasanya setiap orang yang menilai dengan apa yang mereka lihat, itu merupakan kesalahan! Memang benar jika hal yang dilihat manusia pertama adalah bentuk dan fisik. Kupikir ada yang lebih dari itu... Dan aku menunggu seseorang yang memahami ku bukan sebagai Nakano yang orang-orang kenal"

Arisu-chan no sekai toshokan -Hidoi matawa subarashī 3ttsu no ningen no tokuchō?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang