21

14K 809 139
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_____________________________________________

Game Over
-
"I'm not playing anymore"

*****

Author Pov

Bela pikir, semuanya akan jauh lebih mudah untuknya jika Jimin mengatakan hal yang sejujurnya saja perihal perasaan pura-puranya selama ini padanya. Dia tau bahwa Jimin hanya mempermainkannya, semuanya hanya untuk sebatas kesenangan Jimin saja. Tapi ini bukan salah Jimin, kan? Ini salah Bela yang tidak bisa melupakan pada awalnya, lalu malah memohon untuk Jimin bersamanya lebih lama.

Bela tau, ini salahnya. Semua hal di dunia ini rasanya adalah salahnya. Sepertinya tugasnya di dunia ini hanya terus meminta maaf pada banyak orang disekitarnya. Jadi kini, Bela juga ingin meminta maaf pada Jimin. Maaf, karna pernah mencintai dengan senekat itu, dan pernah ingin memiliki dengan sekuat itu. Hingga dia berjuang melawan semuanya hanya untuk tetap bisa terus bersama pria itu.

Bela salah, dia ingin minta maaf.

Maaf, karna salah mengartikan semua perlakuan baik Jimin padanya, dan malah mengharapkan Jimin punya rasa yang sama. Bela tau dia bodoh bahkan untuk sempat memikirkannya. Tapi sekarang Bela sudah mengerti. Dia sudah paham, bahwa...memang hubungan ini tidak akan berjalan kemana-mana, ini tidak akan menjadi hal yang selalu dia minta.

Tapi tidak apa-apa. Dia tau, karna semua ini...adalah salahnya.

Jadi kini, dia berharap Jimin dengan mudah mengatakannya saja, kalau memang semua ini seperti itu adanya. Bahwa Bela tidak lebih berharga dari sebuah koleksinya, sehingga Bela bisa dengan rela untuk meninggalkan semuanya. Walau Bela tau, meninggalkan Jimin akan menjadi hal terberat yang pernah dia coba.

Tapi Jimin memilih jalan yang sulit. Dia selalu memilih untuk menarik Bela sekali lagi, mendekat sekali lagi, mempertahankan sekali lagi. Dan seolah semua ini belum cukup berat untuk Bela, kini Jimin malah menjawab,

"Kau...milikku" Gumam Jimin dengan suara paraunya, menatap Bela seolah tidak rela. Jimin tau Bela berniat pergi kali ini, jadi Jimin mengatakannya dengan lebih jelas. "Kau...milikku" Gumamnya sekali lagi. Memastikan Bela mendengar ucapannya dengan baik, membuat hati Bela malah semakin sakit.

"Tapi...kau bukan milikku, kan?" Tanya Bela dengan sebuah sesak yang makin menekan, seraya satu tetes lagi air matanya jatuh. Dia tau selama ini dirinya adalah milik Jimin. Dia sendiri yang telah memberikan semuanya pada Jimin, bahkan tanpa Jimin harus meminta lebih banyak. Tapi Jimin tidak begitu, kan? Bela tidak memiliki Jimin, dia hanya terus dimiliki oleh Jimin.

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang