Tiga hari ini digunakan Diandra untuk menuntaskan semua pekerjaanya karena mulai besok dia sudah mulai terbang ke Bali. Kesempatan ini tidak akan mungkin bisa ia dapatkan tanpa bantuan seorang Vera. Dia beruntung sekali memiliki sahabat sepengertian dan sebaik Vera.
Walau pikiran tentang laki-laki itu masih datang namun kini tidak terlalu membebani pikiranya. Mungkin ini karena pengaruh rencana kepergianya ke Bali, mungkin? Entahlah, yang paling penting waktu seminggu kedepan harus benar- benar ia manfaatkan dengan baik.
Diandra sudah membuat list tempat mana saja yang harus dia kunjungi di Bali dan semua kegiatan yang harus ia lakukan disana.
Mereka berempat senang karena akhirnya Diandra mau bergabung lagi. Maksudnya, tidak murung seperti beberapa terakhir. Vera berhasil membuat ketiga temanya yang lain untuk tutup mulut, tidak mengungkit tentang seminggu yang lalu termasuk kejadian Diandra yang menangis di kantor beberapa hari lalu.
"Sumpah gue jadi iri deh lo bisa ambil cuti seminggu, pokoknya lo haru bawain gue oleh-oleh pie susu, Ndra." Ucap Pamela rekan satu divisi-nya.
"Semua ini berkat nona Vera. Gue gak bakal di kasih cuti seminggu kalau bukan karena dia." Perkataan Diandra sontak membuat semua tatapan di meja mereka menuju kearah Vera.
Vera melotot kearah Diandra, Diandra hanya menahan tawa nya memilih membuang muka dan menegak sisa Lemon tea nya. Semuanya menagih Vera untuk dibantu hal yang sama.
"Omong-omong lo semua tau gak sih, bakal ada Manager baru di divisi Marketing?" Ucap Meta mengakhiri ribut kecil itu.
Setelah hampir seminggu lamanya semenjak Bima, mantan Manager di Divisi Marketing memutuskan Resign, sementara belum ada yang mengisi posisi tersebut. Dan rupanya Vera mendapatkan info bahwa posisi itu akan segera diisi.
"Gue sih cuman tau dia dulu sempet satu perusahaan sama temen gue." Balas Rita tak acuh.
"Siapa emang? Ganteng gak orangnya?" Tanya Pamela si gadis yang dikenal 'centil' diantara mereka.
"Yeee, kebiasaan deh lo, cowok ganteng dikit bawaanya pengen di embat terus, tuh mendingan lu temenin si Joko." Balas Meta, sambil mengarahkan sudut mata nya kearah meja yang tidak jauh dari mereka dimana disana ada laki-laki bernama Joko si orang IT yang dikenal sangat pendiam dan cukup 'unik' sedang menikmati bekal makan siangnya bersama dua orang teman lainya yang terlihat tidak jauh beda dengan dirinya. Pamela dan teman yang lainya mengikuti arah pandangan Meta, sontak mereka tertawa kecuali Pamela.
Pamela cepat-cepat menegakkan badanya, memutar bola mata nya, lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak. Sembarangan lo, enak aja. Ogah! Lo aja sana, Met."
Tawa pun usai berakhir dengan Pamela memberengut kesal.
"Btw, kapan Manager baru itu mulai disini?" Tanya Diandra yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan tentang si Manager baru itu.
"Dua minggu lagi." Jawab Vera, yang sedaritadi hanya diam menyimak tiba-tiba membuka suara.
Semua mata kini tertuju kepada Vera. "Umm, lo tau darimana, Ver?" Tanya Pamela.
"Ohh.. itu." Ucap Vera. "Gue nguping dari pembicaraan anak HRD beberapa waktu lalu." Lanjutnya dengan yakin.
"Kalau gitu, lo tau dong siapa namanya?" Tanya Pamela tidak putus asa.
"Shh, sepenting itukah gue harus ngulik tentang dia?" Jawab Vera membuat Pamela mengerucutkan bibirnya. "Udah deh gak penting. Mau siapapun itu bukan urusan kita. Yang paling penting sekarang adalah kita mau nitip oleh-oleh apa dari Bali!"
Semuanya berseru. Sedangkan daritadi Diandra mengamati Vera seolah ada yang aneh. Tapi ia mencoba menepis pikiranya itu.
Satu persatu dari mereka menyebutkan apa saja oleh-oleh yang ingin dibawakan. Terdengarnya berlebihan, tapi percayalah ini bagian dari 'tradisi' antara mereka. Terakhir saat Mita pergi ke Jogja pun ia membawa satu koper kecil berbeda untuk membawa oleh-oleh titipan ke empat temanya ini dan tentu untuk teman-temanya yang lain juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Is How We Fall In Love
RomansaBagaimana jika masa lalu yang selama ini telah kalian lupakan tiba-tiba mengusik kembali kehidupanmu? Itulah yang di rasakan Diandra saat ini. Disaat dia telah memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dan pasangan yang sempurna, tiba-tiba seseorang d...