Jeffrey memainkan kunci mobilnya seraya bersenandung saat keluar dari lift apartemennya. Masih kepikiran sebenernya sama apa maksud pesan temen dari jaman kuliahnya dulu itu.Anak?
Yang bener aja.
Terakhir kali Jeffrey pacaran adalah waktu dia awal tinggal di Amerika. Itupun ternyata dia cuma dijadiin bahan taruhan sama cewenya sebab wajah, dandanan, dan cara dia bergaul emang cukup menarik di antara teman sepermainannya kala itu.
Sayangnya dia bukan tipe yang mempergunakan ketampanan aja makanya dia yang dikadalin.
Ya tapi itu dulu banget dan mereka gaada main di atas ranjang. Jadi kalo sampe ada anak beneran rasanya mustahil.
Langkah Jeffrey terhenti saat dia melihat tenda kecil memenuhi lorong.
Siapa siang bolong begini bangun tenda? Mana di depan unit orang pula?
Dengan rasa bingung, laki-laki ini pun berjongkok dan menggoyang tenda tadi.
"Halo? Ada orang di dalam?"
Gaada sahutan.
Tapi dari bentukannya memang sepertinya ada orang di dalam. Waktu diguncang juga tendanya cukup kokoh.
"Haloo?"
Jeffrey mengguncang dengan lebih keras dan beberapa saat kemudian barulah resleting di tenda tersebut terbuka.
Sreeet!
Menampilkan satu anak dengan rambut acak-acakan dan keringat di mana-mana.
Aneh sih ya, udah tau udara Jakarta panasnya kaya apa, malah bangun tenda siang bolong di lorong apartemen.
"Hai dek, bisa pindahin tendanya ga? Ini saya mau lewat."
Anak yang diajak ngobrol cuma berkedip beberapa kali. Alis burung camarnya mengerut bingung.
"Pardon?" celetuk Mateo ngelag sama kalimat yang dilontarin Jeffrey barusan.
Jeffrey yang sadar kalo anak di depannya mungkin sekolah di sekolah inter atau memang anak orang asing yang gabisa bahasa indo, lantas berdecak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
making family
Фанфик[on going] dua kakak beradik mencoba mencari pendonor sperma mereka. jaeyong (gs) lokal au ft. mark and jeno