Hari yang cerah di belahan bumi bagian Singapura.
Matahari yang akhir-akhir ini lagi bersinar cerah sepanjang hari di Jakarta, ternyata berlaku juga di sana. Sepertinya sama cerah dengan raut muka dua anak laki-laki yang duduk tak jauh satu sama lain.
Ngomong-ngomong hari ini sedang ada kelas gabungan untuk mata pelajaran bahasa Mandarin.
Kelihatan keduanya nggak memperhatikan sedari awal, malah asik sendiri. Yang lebih tua memberi isyarat tanda oke dengan jarinya, dan yang lebih muda mengangguk kecil.
"Jadi siapa yang mau nulis kalimat ini dalam bahasa Mandarin?"
Beberapa anak langsung mengacungkan tangan tinggi. Termasuk gadis kecil dengan rambut hitam sedikit bergelombang.
"Hera? Come here!"
Tepat saat gadis yang ditunjuk gurunya melangkah maju, dua anak laki-laki ini bersamaan menarik tangannya ke belakang, menyebabkan tali yang entah sejak kapan ada di antara mereka jadi tegang dan membuat gadis tadi jatuh tertelungkup.
"Mateo! Noah!"
Yang dipanggil segera berdiri bersama.
"Yes, Maam?" jawab Matero sambil nahan ketawa. Karena demi apapun dia tadi nggak sengaja sempet ngeliat rok Hera tersingkap dan menampilkan underwearnya yang bergambar bunga matahari.
"Apologize to Hera! Now!"
Gadis yang keserimpet barusan mengaduh dan merapikan seragamnya kembali.
Sedangkan guru mata pelajaran bahasa Mandarin tadi menghela napas dan memijit pangkal hidungnya. Mau kaget tapi kok udah biasa. Emang pada dasarnya dua kakak beradik ini suka usil sih, ya.
"Sorry."
Noah dan Mateo bergantian menjabat tangan Hera yang memasang wajah kesal karena malu udah jatuh di depan kelas gini.
Di saat begini, sempat-sempatnya Mateo sedikit menjulurkan lidahnya, hampir aja bikin Hera memukul kepala kakak kelasnya itu.
"You two come here. Take it!" ucap guru tadi sambil menyerahkan kertas poin masing-masing 5 poin untuk Mateo dan Noah yang udah mengacaukan kegiatan KBM.
Kakak beradik yang mendengar perintah sang guru berhigh-five kecil, pasti setelah ini mereka disuruh keluar kelas dan gaboleh mengikuti pembelajaran sampai jamnya usai.
Tapi ketika mereka maju buat mengambil kertas poin tadi, si guru berpesan.
"Kalian ke ruangan Mrs. Kim."
Mateo menatap gurunya kaget.
"Excuse me, Maam?
"She will call your parent."
Mateo dan Noah refleks berpandangan.
"Oh shit!"
"+3 points for cursing!" teriak guru tadi membuat Mateo dan Noah langsung ngacir sebelum sang guru sempat menuliskan tambahan 3 poin.
"When will she come?" tanya guru konseling mereka yang beberapa kali melihat jam di pergelangan tangan. Kemudian berdiri untuk mengecek ke ambang pintu.
Tadi saat ditelfon, ibu dari Mateo dan Noah bilang iya bakal datang ke sini. Tapi ditunggu hampir 45 menit malah gaada tanda-tanda bakal dateng.
Mateo cuma memutar bola matanya malas.
"She probably would not come."
"And why is that?"
Mrs. Kim menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
making family
Fanfiction[on going] dua kakak beradik mencoba mencari pendonor sperma mereka. jaeyong (gs) lokal au ft. mark and jeno