[6] Satu Sama

699 97 10
                                    

Hallo gaes! Wkb alias welkam bek<3

Maaf baru update lagi karena minggu ini gua lembur tiap hari huhu numpang curhat dikit:(

Jangan kabur ya:(

⚠️ Agak 18+ sedikit, yang belum 18 nanti langsung scroll aja ya😂

Oke, happy reading fellas!

---

Rasa-rasanya pukul 5 sore adalah waktu paling menyebalkan bagi seluruh orang, karena pada pukul 5 sore banyak orang sedang sibuk di jalanan. Para pekerja sedang terburu-buru pulang ke rumah mereka untuk mengisi kembali energi yang mereka pakai selama seharian bekerja, para pelajar juga baru saja selesai dengan kewajiban mereka di sekolah maupun kampus. Dan mereka merasakan hal yang sama pada pukul 5 sore: padatnya jalanan, ramainya kendaraan, dan berisiknya bunyi klakson kendaraan yang senantiasa saut menyaut dengan sekumpulan burung yang sedang bernyanyi menghiasi langit jingga.

Begitu juga dengan Kim Minju, seorang mahasiswi semester 5 yang baru saja selesai dengan kelasnya hari ini. Minju memajukan bibirnya sedikit sebagai reaksinya saat dilihat nya kendaraan-kendaraan yang ada di depannya tidak bergerak sedikit pun. Bunyi klakson masih ramai terdengar di seluruh penjuru jalan, termasuk belakang mobil temannya yang sedang Ia tumpangi.

"You okay, Ju? Gelisah banget kayaknya." Zhong Chen Lee, orang yang sore ini mengantar Minju pulang menolehkan kepalanya ke arah Minju yang sedari tadi terus-terusan membenarkan posisi duduk nya. Sinar matahari yang kebetulan berada di samping mobilnya, menyinari wajah cendayam Minju. Chenle menelan ludah, sepertinya baru kali ini Chenle melihat ada anak kampus yang masih terlihat cantik saat sore hari setelah seharian mengikuti kelas, apalagi disinari semburat jingga seperti sekarang.

Minju menggeleng lemah. "Nggak papa, sih. Males aja sama macet. Lagian tumben banget Lo pake mobil. Nggak bisa gerak, nih."

Chenle tertawa mendengar Minju mengomel. "Hahaha. Maaf, maaf. Gue tadi pagi harus anter nyokap dulu, Lo tau sendiri nyokap Gue nggak mau pake motor."

Mendengar Chenle meminta maaf, Minju malah teringat dengan kejadian beberapa hari lalu saat dirinya tiba-tiba membatalkan janji untuk jalan berdua dengan temannya itu. Minju masih merasa bersalah hingga sekarang. Minju beralih pada wajah Chenle yang masih menoleh menghadapnya. "Oh iya, Chenle. Sorry ya waktu itu Gue tiba-tiba ada urusan mendadak, jadinya nggak jadi nyamperin Lo ke ruang siaran. Nggak ngabarin juga."

Chenle tersenyum, matanya masih menatap manik hitam milik Minju. "Nggak papa, Ju. Gue tau kok pasti ada hal yang mendesak sampe Lo lupa ngabarin. It's okay."

Minju mengulum bibirnya, bersyukur dalam hati karena temannya itu tidak mengambil pusing soal pembatalan janjian mereka untuk jalan berdua. Mata keduanya masih bertemu. Chenle yang sedang sibuk mengagumi wajah cantik Minju terpaku sesaat saat matanya fokus memandang bibir ranum milik Minju. Renjananya tiba-tiba memuncak. Chenle menangkup wajah Minju dengan satu tangannya. Ia memajukan wajahnya mendekat dengan wajah Minju. Chenle sudah bersiap mencium bibir Minju. Minju yang menyadari dengan apa yang sedang terjadi refleks menahan napasnya, kedua tangannya Ia gerakkan untuk mendorong sedikit bahu Chenle agar tidak terus maju.

TIINNNN~

TIINNNN~

Bersamaan dengan dorongan tangan Minju, bunyi klakson dari kendaraan yang berada di belakang mobil Chenle terus berbunyi. Chenle menjauhkan wajahnya dari wajah Minju. Dilihatnya mobil di depan mobil miliknya sudah maju beberapa meter. Dengan tergesa-gesa Ia menggerakan tuas persneling kemudian memajukan mobilnya. "Sorry, Ju."

Minju menghembuskan napasnya yang sedari tadi Ia tahan. Dirinya memilih untuk membuang muka, menoleh ke arah jendela. Ia memutuskan untuk melihat padatnya jalan raya saja dibanding harus menatap wajah Chenle lagi. Minju bingung dengan apa yang Ia rasakan sekarang. Hampir saja Chenle mengambil first kiss-nya. Ia merasa ingin marah dan takut sekaligus. Tapi Minju merasa bahwa tidak seharusnya Dia merasakan itu.

Housemate - Minyul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang