[0] Prologue / Main Cast

1.5K 103 15
                                    

Seorang perempuan tengah berjalan keluar dari pintu kedatangan Bandar Udara (Bandara) kota tempat Ia rantau. Netranya Ia ajak berkeliling mencari teman satu atapnya yang sudah berjanji untuk menjemput nya.

"Jo Yuri!" Teriak Minju ketika matanya sudah menangkap orang yang dicari. Ia melihat sosok Yuri dengan balutan celana jeans hitam pendek dan hoodie berwarna putih, dengan wajahnya yang terlihat masih mengantuk. Minju berlari menghampiri Yuri yang juga sudah melihat nya dengan mata menyipit.

Minju merangkul bahu Yuri setibanya Dia di samping Yuri. "Maaf ya, Yul. Gara-gara Chenle nggak bisa jemput Gue, jadinya Gue ngerepotin Lo. Lo nggak kesel kan jam 7 pagi gini harus udah jemput Gue?"

"Apaan sih, Ju. Kayak baru kenalan di angkot."

"Hahaha. Ya kan biasanya jam segini Lo masih tidur. Kok Lo jemput sendiri? Yako sama Hitomang kemana? Katanya mereka kangen liat Bandara?"

Yuri mengedikkan bahu. "Nggak tau, tuh. Gue teleponin nggak ada yang angkat. Pasti masih tidur. Nanti juga paling ke rumah buat nyerbu Lo. Nggak mungkin mereka nggak nyari oleh-oleh."

Minju terkekeh mendengar penuturan Yuri. Benar apa yang dikatakan Yuri, kedua teman mereka yang sedang mereka bahas tidak mungkin tidak mencari oleh-oleh dari Kota yang baru saja didatangi Minju.

Minju memindahkan lengannya dari bahu Yuri, sekarang menjadi menggandeng temannya itu. Mereka berdua berjalan ke arah tempat parkir motor.

Minju berhenti saat melihat Mi Ayam Bakso 24 jam di kantin Bandara, Ia menoleh pada Yuri. Minju berpikir bahwa Yuri pasti belum sempat sarapan untuk menjemput nya. "Lo laper? Mau makan dulu, nggak?"

Yuri menggeleng. Dirinya memang lapar. Tapi Ia tidak ingin makan di luar. Alih-alih tergoda dengan deretan rumah makan di kantin Bandara, Yuri malah ingin makan masakan Minju saja. "Gue mau dimasakin sama Lo aja, Ju."

Meski sebenarnya sering bertengkar dengan teman serumahnya itu, Yuri sebenarnya rindu dengan Minju, dan yang paling Ia rindukan adalah masakan Minju. Selama ditinggal Minju 1 Minggu untuk pelatihan kewirausahaan, Yuri tidak pernah memasak sendiri. Untuk masak air saja Dia bisa membakar panci, apalagi Yuri mencoba masak yang lain? Bisa-bisa Yuri membakar dapur.

Yuri makan di rumah jika Hitomi dan Nako sedang main ke rumah mereka, yang jelas tetap bukan Yuri yang memasaknya.

"Yaudah nanti Gue masakin nasi goreng kimchi kayak biasa, ya."

Yuri menggeleng. "Nggak mau nasi goreng. Lagi nggak mau makan pedes juga."

"Lahhh, biasanya juga sarapan nasi goreng. Terus mau apa?"

"Apa yaaaa." Yuri mengetuk-ngetuk dagunya menyiratkan gaya orang berpikir.

Minju menghela napasnya kasar. Masa baru bertemu sudah berantem karena sarapan, sih? "Ngga usah sok mikir ya lo, Jo Yuri. Kayak punya otak aja. Pokoknya Gue cuma mau masakin Lo nasi goreng buat sarapan. Titik." Minju berjalan mendahului Yuri, pura-pura ngambek.

Yuri yang sadar telah ditinggalkan Minju pun sedikit berlari demi mensejajarkan langkahnya dengan Minju. Yuri mengerucutkan bibirnya. "Iya iya, tapi sama ceker ayam, ya? Nanti kita beli dulu di tukang sayur depan komplek."

Lagi, Minju menghela napasnya kasar. Mana ada orang yang mau makan nasi goreng pake ceker ayam selain Jo Yuri, coba? Tapi sedetik kemudian Minju mengangguk. "Iya iya terserah Lo, deh. Bawel amat."

Housemate - Minyul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang