[8] Girl in Red (M)

1.2K 98 27
                                    

WKB ALIAS WEL KAM BEK SADAYANA

⚠️ Content warning /// nc, giggs, alcohol, daaannn harsh words seperti biasa

PERMISI INI RADA 18+ DIKIT, YANG BELUM CUKUP UMUR MINGGIR WKWKWK

DEMI TUHAN INI BAHASANYA VULGAR BANGET, YANG MASIH MINOR JANGAN BACA CHAPTER INI YA, SAYA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB HEHE

Btw maaf banget minggu kemarin gua nggak jadi double update, gomensorry pokoknya soalnya ada kendala dikit:( jangan kabur ya wkwkwk

yauda gitu ajaaa hehe, Happy reading y'all!

---

"Jo Yuri, saya duluan ya!" Dosen yang menjadi pengawas kegiatan ujian kelas Yuri pamit untuk keluar ruangan terlebih dahulu.

Yuri mengangguk sebagai tanggapan dari pamit sang Dosen. "Terima kasih, Pak. Hati-hati!"

Tadi, Yuri menjadi orang paling terakhir yang mengumpulkan lembar jawaban ujian tengah semester yang dilakukan sore ini. Bukan, bukan Yuri tidak bisa menjawab pertanyaan ujiannya, tetapi selama ujian berlangsung Yuri lebih sering bengong hingga tanpa sadar semua teman-temannya sudah selesai, meninggalkan Yuri sendirian. Tetapi, saat ingin kembali ke mejanya untuk merapihkan barang-barangnya sebelum pulang, Yuri merasa jengah melihat ruang kelas yang kotor.

Yuri berdecak. Yuri yang notabenenya tidak suka melihat sesuatu yang kotor dan berantakan, langsung mengurungkan niatnya untuk keluar kelas. Dengan gontai Ia melangkahkan kakinya, mengambil sapu yang berada di balik pintu, kemudian menyapu seluruh sudut ruang kelasnya. Tidak lupa juga Yuri membuang sampah plastik yang berceceran di lantai. Begitulah keadaan ruang kelas di seluruh penjuru fakultasnya saat sore hari. Pasti dipenuhi oleh sampah berceceran dari para mahasiswa yang memakai ruang kelas tersebut dari pagi hingga sore.

Jeongin muncul di ruang kelas tepat pada saat Yuri menaruh kembali sapu yang habis Ia gunakan ke belakang pintu. "Anjir lu ngapain sih nyapu segala. Kan nanti juga bakal dibersihin sama OB."

Yuri mengangkat bahunya, "Ya nggak papa, anggap aja Gue mempermudah pekerjaan orang lain. Kan nambah pahala."

"Nggak usah sok-sokan ngomongin pahala deh Lo, biasanya juga buat dosa. Ayo cepet keluar!" 

Yuri mengernyitkan dahinya mendengar penurutan Jeongin, perasaan Yuri, Ia tidak ada janji pulang bareng dengan temannya itu deh. Jeongin ngapain mengajak nya keluar kelas bareng?

Sebelum Yuri membuka mulutnya untuk protes, Jeongin sudah lebih dulu menarik pergelangan tangan Yuri yang sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. "Hari ini kita jadi asistennya Pak Jae, Joyulll. Ayo! Si gondrong udah nunggu tuh ngajak berangkat bareng."

---

Minju mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Lampu LED yang menyala di layar jam tangannya menunjukkan angka 18:49. Minju membuang napas lega, bersyukur karena sore ini jalan raya tidak terlalu macet, sehingga tidak memakan waktu perjalanan yang lama untuk dirinya menuju rumah kontrakan. Jika dalam kondisi macet, perjalanannya dari kampus menuju rumah kontrakan atau sebaliknya yang hanya butuh waktu 20 menit berubah menjadi 40 menit, bahkan bisa hingga 1 jam. 

Minju mendorong pintu rumahnya sesaat setelah melepas sepatu beserta kaus kakinya. Pintu yang tidak terbuka menandakan bahwa teman satu kontrakannya belum di rumah. Ia mengambil kunci yang biasa disembunyikan dalam sepatu, kemudian dengan segera membuka pintu rumah. Minju melangkahkan kakinya perlahan menuju sofa yang berada di ruang tamu. Ia ingin merebahkan tubuhnya. Lelah sekali rasanya hari ini menyelesaikan 4 ujian sekaligus, ditambah rapat Himpunan yang tidak pernah gagal membuat Minju merasa bosan.

Housemate - Minyul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang