Prolog

699 52 15
                                    















Karina, gadis berparas cantik yang terlahir di keluarga kaya raya. Keluarganya memiliki beberapa perusahaan besar di kotanya. Ia memiliki dua kakak, yaitu Irene dan Taeyong. Mereka berdualah yang kini mengelola perusahaan keluarga mereka. Sedangkan orang tuanya harus berada di luar negeri karena mengurus sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan mereka pula. Semua anggota keluarganya memang bergaya layaknya orang kaya, tetapi tidak dengan Karina yang gaya hidupnya lebih merakyat. Itulah kenapa tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya ia memiliki keluarga yang kaya. Ia tinggal sendirian di apartmentnya, hanya itu saja yang teman temannya tahu.

Kini gadis itu masih belum berkutik dari tempat tidurnya. Ia terus terusan mengetik sesuatu di ponselnya. Siang ini ia harus pergi ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok, itu kenapa sendari tadi ia terus mengetik sesuatu di ponselnya.

Hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana ia bisa bersantai di rumahnya. Karina akhirnya beranjak untuk keluar dari kamarnya dan memutuskan membuat sesuatu untuk sarapan sebelum akhirnya pergi mandi.

Pagi ini ia hanya ingin menghabiskan waktu untuk beristirahat di apartmentnya agar memiliki banyak energi saat berkerja paruh waktu sore nanti. Ya, seperti yang sudah dikatakan saat awal tadi walaupun terlahir dari keluarga yang kaya raya tetapi gayanya tetap merakyat. Karina sengaja melakukannya dan menyembunyikan hal ini dari kedua orang tuanya. Alasannya simpel, ia hanya ingin memiliki penghasilan sendiri agar ia tahu bagaimana rasanya bekerja keras walaupun sejak bayi ia sudah menggunakan sendok emas. Selain itu ia juga menyumbangkan sebagian besar dari gajinya untuk orang orang yang membutuhkan, Karina gadis yang sangat baik bukan?

Ia bekerja di sebuah cafe yang ada di tengah kota dan ramai pengunjung. Akan sangat mengejutkan jika semua orang tahu ia sebenarnya memiliki keluarga yang mampu membeli apapun yang ia inginkan.

Saat sedang asik menonton tv, ponselnya tiba tiba saja berdering. Lalu ia melirik ke arah ponselnya yang berada di atas meja. Ternyata itu adalah telfon dari sang kakak laki lakinya.

"Halo?"

"Udah bangun?" tanya kakaknya di seberang sana.

"Udah, kenapa nelfon?"

"Mau nanya, sore senggang ga?"

"Kerja kak, masa kakak lupa sih?"

"Ya ampun dek, lo tu ngapain masi kerja sih, kita tu bisa bayarin kamu" Ya hanya kakaknya, Taeyong yang mengetahui hal ini.

"Suka suka aku dong kak"
"Aku ga suka ya kakak nanya kayak gitu terus, aku pingin usaha sendiri"

"Terserah lo dek, mama papa mau pulang nanti siang trus ngajakin makan malem"

"Besok nggak bisa?"

"Mama Papa di sini cuma malem ini besok siang udah flight lagi, sayang banget kalo lo ga dateng dek"

"Yaudah kalo bisa aku dateng, agak maleman mungkin"

"Nanti gue jemput di cafe, ok?"

"Iya, makasih"

Telfonnya diputus oleh Karina. Ia melanjutkan kembali acara menonton tvnya. Lalu tak lama ponselnya kembali berdering. Ternyata itu telfon dari temannya Xiyeon. Ia segera mengangkatnya.

"Rinaa"
"Lo tau ga si, oh my god"

"Apa? kenapa?"

"Jeno ngajak gue jalan!!! gue seneng banget!!!" Raut muka langsung Karina berubah, tetapi tidak dengan nada bicaranya.

"Hah, beneran? Ciee dapet lampu ijoo"
"Congrats, yeonn"

"Makasiii"
"Oiya gue tutup yaa, bye"

My Angel | Karina JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang