yes or no?

171 32 2
                                        













"Maaf...," kata Karina. Jeno tampak kecewa mendengar itu. Lelaki itu menghela nafasnya.

"Gapapa rin, mungkin lo memang belum s—" kata kata Jeno terputus oleh Karina.

"B-bukan, bukan itu yang gue maksud," kata Karina. Lelaki itu menatap Karina dengan penuh tanda tanya.

"Maaf, tapi... lo serius?" tanya Karina dengan perlahan. Jeno yang merasa lega itu langsung mengangguk dengan semangat. Lalu setelahnya Karina hanya diam menatap kosong ke depan.

"Jadi?" tanya Jeno dengan hati hati. Karina mengangguk, tetapi tidak menatap Jeno. Karena Jeno tidak yakin dengan jawaban gadis itu ia menangkup wajah Karina membuat Karina menatap dirinya.

Tetapi tidak disangka air mata Karina turun. Jeno sangat terkejut dan panik. Ia segera menghapus air mata Karina yang turun dengan ibu jarinya.

"Kenapa?" tanyanya dengan lembut. Karina hanya menggeleng.
"Lo belum siap ya?" tanya Jeno. Karina hanya diam menatap Jeno dan tidak menjawabnya.

"Bilang aja, Karina," ucap Jeno dengan lembut. Karina masih saja diam hingga akhirnya ia memeluk Jeno.

"Gue sebenernya juga suka sama lo dari lama Jeno," katanya.
"Maaf, gue jadi emosional," kata Karina. Jeno hanya membiarkan kekasihnya itu menangis di pundak lebarnya. Lelaki itu hanya mengelus elus punggung serta kepala Karina.

"Sekarang lo nggak sendiri lagi Karina, ada gue di sini," kata lelaki itu. Jeno bisa merasakan Karina mengangguk di dalam pelukannya.




Setelah beberapa menit Karina berhenti menangis dan melepaskan pelukannya dari sang kekasih. Benar bukan? saat ini Jeno sudah menjadi kekasihnya.

Karina menghapus sisa air mata yang ada di wajahnya dan berkata, "Maaf ya, Jen," katanya sambil menatap Jeno.

Jeno menggeleng, "Gapapa," katanya sambil mengelus kepala Karina. Mereka bertatapan sambil tersenyum. Setelahnya pipi Karina memerah, sontak Jeno mengejeknya.

"Pipi lo merah tuh," kata Jeno sambil tertawa kecil.

Karina langsung menutupi pipinya dengan kedua tangannya, sedangkan Jeno hanya tertawa hingga kedua matanya berbentuk seperti bulan sabit. Karina yang malu itu turun dari mobil dan berlari menjauh dari lelaki itu. Jeno tentu saja mengejarnya dan mereka akhirnya berkejar kejaran.




••••••••••





Matahari sudah tenggelam saatnya mereka untuk pulang. Pasangan baru itu menikmati sore hari mereka berdua dengan bahagia. Keduanya kini hendak pulang, tetapi sebelum itu mereka harus mencari makan malam untuk dimakan. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat ramyeon di rumah Karina.

Selama perjalanan keduanya sesekali bergurau dan tertawa bersama. Mereka merasa sangat bahagia dan berharap itu akan terjadi selamanya. Tetapi apakah itu mungkin?





















••••••••••







Mereka sudah sampai di apartment Karina. Yang harus mereka lakukan pertama-tama adalah mencuci tangan dan membersihkan badan. Untung saja Jeno membawa baju ganti di mobilnya. Akhirnya keduanya membersihkan diri dan tentu saja di tempat yang berbeda. Jeno menggunakan kamar mandi yang ada di luar, sedangkan Karina menggunakan kamar mandi di kamarnya sendiri.

Karina sudah selesai terlebih dulu jadi ia memutuskan untuk segera memasak ramyeonnya agar setelah Jeno selesai mereka bisa segera memakan ramyeon bersama. Ia menyiapkan bahan bahannya seperti mie instan tentu saja, lalu beberapa potong sayur, dan telur sebagai topping. Ternyata sebelum Karina menyelesaikan kegiatan masaknya Jeno sudah selesai membersihkan dirinya. Lelaki itu duduk di meja makan dengan ponsel yang ia genggam. Jeno tidak bisa melepas pandangan dari ponselnya. Karina yang melihat itu menghampiri kekasihnya dengan ramyeon yang ia buat.

My Angel | Karina JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang