Bab 5. Kali Kedua

29 4 2
                                    

Setelah kejadian itu, kepercayaan Evelyn tak lagi sama seperti awal mula. Charles juga mulai berhati-hati dalam berteman dengan wanita. Meskipun kejadian itu hampir membuat hubungan mereka berakhir, nyatanya mereka masih saling tak bisa melepaskan.

"Kak ini berapaan ya?" Tanya Charles kepada kakak OSIS yang sedang membuka stand Valentine Corner

"Bunga plastiknya 5000. Coklatnya start dari 10.000 - 20.000."

"Beli bunga yang pink sama coklat yang ini deh satu."

Ngapain Charles disitu? Kok kayak terburu-buru gitu sih. Evelyn yang tidak sengaja melihat Charles dari kelas di lantai atas mulai merasa curiga dengan gerak-gerik kekasihnya itu. Tapi Evelyn berusaha untuk berpikir positif dan yakin bahwa Charles pasti akan menceritakannya nanti.

Oh itu Charles. Kok dia nggak nyamperin aku ya? Buat siapa dong itu? Charles memasuki ruang kelas langsung duduk dan tidak mengunjungi Evelyn seperti biasanya. Sepanjang pelajaran Evelyn kesulitan untuk fokus. Di kepalanya hanya berisi pertanyaan kepada siapa barang itu nantinya diberikan.

Bel pertanda istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa bergegas mengemas barang untuk melakukan moving class.

"Evelyn." Evelyn menatap Charles dengan tas di dada.

Charles mengeluarkan sebuah tas berbahan kertas. "Ini buat kamu, maaf ya kalau tahun ini gak se prepare tahun kemarin. Semoga kamu tetep suka."

"Happy Valentine's day beb." Bisik Charles.

"Happy Valentine's day too." Bisik Evelyn membalas.

"Tau nggak sih aku tadi udah hampir negative thinking lo."

"Aduh kamu jangan mikir aneh-aneh ya." Dielusnya kepala Evelyn.

Selayaknya anak SMP yang sedang menjalin asmara hal apapun pasti dilakukan agar bisa bertukar kabar dengan sang pacar. Di saat malam ketika semua sudah mulai tertidur terkadang Evelyn menyempatkan waktu untuk mengirim pesan ke Charles. Ada masa dimana mama Evelyn bangun untuk minum dan ia melihat anaknya yang asik dengan hp di tengah kegelapan dalam kamar. Hal ini membuat ia merasa curiga bahwa anaknya memiliki kekasih.

Kecurigaan itu akhirnya terbongkar ketika ia mendapatkan panggilan dari sekolah dan harus datang sesegera mungkin.

"Bu, apakah ibu tau kalau Evelyn ini sudah memiliki pacar?" tanya bu Jasmine selaku guru BK

"Belum bu, tapi saya sudah mulai curiga dengan sikapnya akhir-akhir ini."

"Iya bu jadi Evelyn lagi dekat dengan Charles yang kebetulan satu kelas. Setiap hari mereka nempel terus seperti amplop dan perangko. Tolong diingatkan ya bu, saya khawatir nilai Evelyn jadi turun."

"Baik bu, terima kasih sudah memperhatikan anak saya."

Keesokan harinya setelah pemanggilan Evelyn tiba di sekolah dengan wajah cemberut dan mengerutkan dahinya. Ia berjalan menuju meja Charles.

"Ini ada surat buat kamu." Evelyn memberikan surat kepada Charles.

"Dari siapa beb?"

"Dari aku, hpku disita sama mama."

"Pantesan BBM ku nggak kamu bales."

"Sejak bu Jasmine manggil mama itu hpku jadi disita terus. Sebel deh." Jawab Evelyn dengan wajah cemberut.

"Heh, jangan gitu nggak baik." Charles menjewer ringan telinga Evelyn.

"Untung kita sekelas."

Semejak mereka berada di kelas yang sama, tidak ada halangan atau rintangan karena orang ketiga dalam hubungan mereka. Rasa kepercayaan mulai kembali terlebih Charles selalu ingat untuk memberikan hadiah kecil dan menunggu Evelyn dijemput ketika pulang sekolah. Hanya saja banyak guru yang mulai sensitif dan mengawasi lebih. Bahkan beberapa guru terpaksa mengancam karena mereka terlalu sering berdua.

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang