Bab 12. Kamu

11 3 0
                                        

Evelyn berjalan menuju lobby sekolah dan duduk di sana. Pulang atau nggak ya? Apa aku nyamperin Theofilus dulu? Okeh aku samperin dia dulu deh.

"Alice!" Teriak Evelyn.

"Loh, kok belum pulang?" Tanya Alice.

"Aku mau nyamperin Theofilus bentar." Jawab Evelyn.

"Oh dia lagi keluar tadi sama temennya, mungkin jajan dulu. Kelas khusus baru mulai jam 2 siang soalnya."

"Ya udah aku tunggu sini aja deh. Nggak apa kan?"

"Iya nggak apa."

Drtt..Drtt..

Alice mengambil hpnya yang tersimpan pada saku roknya. Tanpa sadar ia tersenyum membaca pesan yang baru saja masuk. Evelyn yang berada di sampingnya heran dan penasaran apa yang membuat Alice tersenyum. Evelyn melirik pelan ke arah hp Alice dan tampaklah foto wallpaper Alice dengan seorang pria.

"Ehem.. Siapa tuh?" Tanya Evelyn.

"Oh bukan siapa-siapa kok." Alice kembali memasukkan hpnya ke dalam saku rok.

"Masak sih? Kok sampe senyum-senyum gitu. Cerita aja nggak apa, nggak aku bocorin siapa-siapa. Aku nggak ember kok."

Perlahan Alice mulai menceritakan siapa pria yang bersamanya itu. Ternyata lelaki itu adalah seseorang yang cukup dekat dan selalu membuat Alice tersenyum ketika menerima pesan dari orang tersebut. Merasa bahwa Alice begitu percaya kepada Evelyn, Evelyn pun ikut membagikan kisahnya selama menjalin hubungan dengan Theofilus.

o0o

"Jawab nanti pulang sekolah ya, aku tunggu di lobby. Kayaknya sih hujan dan aku nggak akan pulang duluan. Bukan karena nggak bawa jas hujan tapi nunggu jawaban kamu."

Evelyn terkejut, dan mulai bingung jawaban apa yang harus ia berikan kepada Theofilus. Bahkan selama pelajaran Evelyn sulit berkonsentrasi karena satu pertanyaan yang harus segera dijawabnya beberapa menit lagi.

Jam pelajaran telah selesai, siswa bisa meninggalkan kelas.

"Cepet banget sih hari ini kelasnya. Padahal biasanya terasa lama." Evelyn membereskan buku pelajarannya.

Akhir pelajaran selalu ditutup dengan doa bersama, setelah selesai berdoa bersama, Evelyn bergegas pulang agar tidak bertemu dengan Theofilus. Setibanya di lobby ia tidak melihat siapapun dan segera berjalan keluar untuk menunggu di depan sekolah. Baru saja Evelyn merasa berhasil lolos dari Theofilus, tiba-tiba seseorang menepuk pundak kirinya dari belakang. Belum sempat Evelyn membalikkan badannya orang tersebut melontarkan pertanyaan yang jelas membuat Evelyn tahu siapa orang itu.

"Gimana? Kok kabur, kayak aku preman aja." Theofilus berjalan dan berdiri di depan Evelyn.

Kalau dipikir lagi aku juga lumayan tertarik sama dia, lagian untuk kembali sama Charles suatu hal yang sangat mustahil.

"Ayo." Jawab Evelyn singkat.

"Kamu beneran mau?" Tanya Theofilus memastikan.

"Iya beneran."

o0o

"Yah kurang lebih gitulah ceritanya."

"Wah seru juga ya. Oh ya Lyn, aku mau jujur sesuatu nih sama kamu."

"Apa nih? Kok jadi serius gini." Tanya Evelyn penasaran.

"Sebenernya dulu waktu awal-awal aku lihat kamu dan geng kamu waktu kelas 10. Aku agak kurang suka aja sih. Aku merasa kalian sombong dan sulit aja untuk berteman sama orang kayak aku gini."

SATU DEKADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang