1 - Verborgen

907 57 2
                                    

Siang ini terasa begitu panas. Rasanya matahari seperti berada tepat diatas kepala, dan terus mengikuti kemana saja. Saat seperti ini membuat orang orang sangat malas melakukan apapun bukan? begitu juga dengan Aza dan sahabatnya, Kiara.

Aza menyedot jus mangga nya yang sudah hampir habis. Tangannya terus mengibas membuat angin kecil yang hampir tak ada rasanya.

"Gila, panas banget cuy!" Ujar kiara dengan kipas menyala ditangannya.

"Minjem kipas lu ki, ga tahan gue sumpah." Aza merebut paksa kipas di tangan kiara, ia langsung mengarahkannya ke bagian leher nya yang terasa panas.

"Ah, main rebut aja lo," ucap kiara.

Kiara berdiri dari duduknya, ia merapikan seragam serta rambutnya. Aza pun ikut berdiri dan menahan Kiara untuk pergi.

"Ih mau kemana, ikutt," ucapnya kemudian.

"Kelas lah, sayangkuu," jawab Kiara. Tangannya memainkan pipi sahabatnya gemas.

Akhirnya Kiara menggandeng tangan Aza lalu membawanya pergi menuju kelas.

Yaah, beginilah hari hari Aza di sekolahnya, tak ada yang spesial. Walaupun mempunyai paras cantik dan cukup populer, Aza tidak mempunyai banyak teman dekat. Kiara hanyalah satu satu nya teman dekat yang Aza punya.

Walau Kiara harus sabar menghadapi Aza yang terbilang lemot dan juga kekanak-kanakan, ia selalu ada kapan pun Aza membutuhkan nya.

Sering kali Kiara bertanya pada Aza, apakah dia tidak ada niatan untuk memperluas pertemanan? Setiap kali bertanya Aza selalu mengangkat kedua bahunya tak peduli. Sebenarnya Kiara hanya khawatir suatu saat ia tak bisa membantu Aza.

Apalagi sekarang mereka sudah menginjak kelas 2 Menengah Atas, bukankah menyedihkan jika tidak mempunyai teman ketika lulus nanti? Tapi Kiara yakin Aza akan bisa berbaur suatu saat nanti.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Yang mana artinya, sekolah sudah selesai, dan para siswa diperbolehkan untuk pulang.

"Hari ini lu pulang naik taksi lagi?" Tanya Kiara pada Aza.


Aza hanya mengangguk, ia sibuk memasukkan barang barang nya ke dalam tas.

"Gue duluan kalo gitu ya, bye." Kiara menepuk pundak Aza lalu pergi keluar kelas.

Aza memasukkan kursinya ke dalam meja. Menggendong tas nya dan pergi keluar kelas. Di luar Kiara sudah tak terlihat, tampak nya ia sudah benar-benar pulang.

Aza berjalan menuju halte, ia menunggu taksi yang lewat sambil memainkan handphone nya. Sore ini halte tak cukup ramai. Aza lega, tidak ada anak anak yang akan mengganggunya sore ini.

Tak lama kemudian sebuah taksi terlihat di kejauhan. Aza pun bersiap-siap untuk memberhentikan taksi tersebut. Tangannya terangkat meminta taksi untuk berhenti.

Yap! Lagi-lagi itu adalah taksi favorit Aza, taksi yang dikendarai pak Alben.
Aza dan pak Alben menjadi sangat dekat sejak Aza selalu pulang menggunakan taksi.

"Hai pak! tumben hari ini rada telat," sapa Aza ketika mobil itu berhenti di depannya.

"Haha iya, saya kira hari ini jalanan lebih padat." Ucap Alben dengan senyuman hangat nya.

Undisclosed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang