4 - Charlotte

233 44 1
                                    

Aza membuka gerbang Mansion, dan masuk kedalam. Bola matanya memutar kesal melihat mobil Agatha yang terparkir di halaman Mansion. Entah ocehan apa lagi yang akan Aza dengarkan.

Aza membuka pintu utama Mansion. Di ruang tamu, Agatha sudah menunggu. Tangannya melipat di dada dan menatap Aza marah.

"Sini kamu," perintah Agatha sedikit membentak.

Aza berjalan menuju Agatha dengan malas. Agatha mulai mengomel tanpa henti, seperti biasa Aza tak mendengarkan sama sekali. Justru pandangannya kini tertuju pada tangga. Siapa itu..

Setelah Aza melihatnya, gadis itu berlari keatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Aza melihatnya, gadis itu berlari keatas.

Plak!

"DENGAR MAMA? JANGAN DIAM SAJA SEPERTI ANAK BODOH."

Tamparan Agatha membuat Aza sadar telah melamun. Aza memegangi pipi nya yang mulai memerah. Ia tak tahan dan pergi ke kamar nya.

Aza mencuci muka nya di wastafel, ia menatap dirinya di cermin, sungguh gadis yang menyedihkan. Aza menghela nafasnya. Rasanya hari ini begitu melelahkan.

Ia pergi menuju lemari untuk mengambil piyama. Kurang satu langkah sebelum sampai ke lemari, suara aneh terdengar dari dalam sana. Ada seseorang yang tertawa dari dalam sana.

Aza memberanikan diri untuk membuka pintu lemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aza memberanikan diri untuk membuka pintu lemari. Tangannya sudah berada pada gagang lemari, dengan perlahan ia membuka pintu lemari tersebut.

Deg!

Ia menelan ludahnya, ia menutup kembali lemari itu dan melompat ke atas kasurnya. Dengan cepat ia membalut tubuhnya dengan selimut. Jantungnya kini berdetak tak karuan. Ia hanya bisa diam dan berharap sosok yang ia lihat tadi cepat menghilang.

Bukannya menghilang, suara tawanya malah semakin mendekat. Suara nya seperti berada tepat di samping telinganya. Aza menutup telinganya tak ingin mendengarkan suara tawa yang menakutkan itu.

Sret..

Mata Aza melotot, kakinya seperti ditarik seseorang. Dengan sigap ia menarik kakinya masuk ke dalam selimut lagi. Aza tak bisa berpikir, ia menutup matanya rapat.

Undisclosed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang