11 - Kisah baru

153 41 1
                                    

"Hyaaah!"

Teriaknya sebelum akhirnya terjatuh diantara akar pohon. Ia memegangi sikutnya yang terasa sakit.

"Sakit?" Tanya Rayen yang berdiri di sampingnya.

"RAYEN? LO BENERAN DORONG GUE?"

Rayen hanya mengangkat bahunya, ia berjalan meninggalkan Aza yang sibuk membersihkan bajunya. Aza segera berdiri lalu mengejar Rayen yang sudah mulai menjauh. Keduanya berjalan keluar dari tempat yang dikelilingi dinding batu ini. Mereka melewati sebuah pintu yang ditutupi banyak tanaman liar yang menjulur di setiap temboknya. Aza menyingkirkan tanaman tanaman yang menggantung dihadapannya, akhirnya mereka bisa keluar dari sana.

Disini, di tempat Aza dan Rayen berdiri, terlihat banyak pepohonan hijau sejauh mata memandang. Suara suara dari serangga terdengar jelas di telinga. Aza melihat keatas nya, sinar matahari yang masuk melalui sela dedaunan pohon membuat mata menyipit. Tunggu, sudah pagi?

"Rayen, disini pagi?" Tanya Aza.

"Iya" Jawabnya singkat, ia kembali berjalan menyusuri hutan ini. Aza tak banyak bicara dan hanya mengikuti saja, lagipula ini tempat baru baginya, tak bisa bersikap seenaknya.

Rayen berhenti disebuah rumah kecil berdinding kayu dan beratapkan jerami. Ia membuka pintunya perlahan lalu masuk kedalamnya. Ternyata oh ternyata, ini bukan sebuah rumah melainkan gudang kecil.

"ini gudang siapa" Tanya Aza dengan matanya yang melihat sekitar.

"gua" jawabnya, Rayen mengambil sebuah pedang beserta sarungnya. Ia mengalungkannya kebelakang badan.

"ganteng, beneran kaya pangeran :'"

"kita ke desa Rood dulu, baju lu kotor banget" Ucap Rayen.

"loh gue kira kita bakal ke istana"

"ngarep, tapi nanti kita kesana"

Rayen mulai berjalan kembali mendahului Aza. Begitupun Aza yang mengekor di belakangnya. Sepanjang perjalanan Aza sangat terkesima dengan pemandangan alam disini. Di bumi, ah tidak mungkin hanya di kotanya yang padat berisikan gedung gedung tinggi. Jadi merupakan momen istimewa dapat melihat pemandangan indah seperti ini.

Salah satu yang membuat Aza sedikit shock, selama perjalanan Rayen terus saja disapa oleh banyak hewan disini. Ternyata benar tentang hewan yang dapat bicara itu. Ia semakin tertarik saja dengan dunia sini.

"Heyy! Rayen kembali, Rayen kembalii" Teriak salah satu penduduk ketika Rayen dan Aza menginjakkan kakinya di sebuah desa. Ia berteriak untuk memberitahu penduduk tentang kembalinya Rayen.

"Yo, Lama tidak bertemu, Dean" Sapa Rayen pada seorang pemuda yang baru saja berteriak kegirangan itu.

"Haha, kau tak banyak berubah, hee siapa gadis ini? pacar barumu? Alyna bagaimana?"

"a-ah aku bukan"

"yah, begitulah nanti ku ceritakan semuanya padamu" Rayen menepuk bahu Dean-sahabat lama nya.

Rayen terus berjalan menuju sebuah rumah, sedari tadi banyak penduduk yang terus memandang kearah sini. Aza semakin penasaran siapa sebenarnya Rayen itu.

Rayen berhenti di depan pintu, ia membuka kan pintu itu untuk Aza. Aza kemudian masuk kedalam. "Tunggu disini, nanti aku antarkan baju" Ucap Rayen, lalu ia keluar dan menutup pintu itu.

Aza terduduk di sebuah kursi kayu, ia sangat bingung. Tak mengerti apapun dari tempat ini. Dan juga pikirannya masih teringat dengan Kiara yang tak sadarkan diri di rooftop. Aza harap dia baik baik saja. Untuk hempasan gelombang itu.. Aza juga tidak mengerti. Bagaimana bisa ia melakukan hal seperti itu?

Undisclosed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang