13 - Kota Itturia

142 38 15
                                    

Setelah pesta penyambutan Rayen kemarin malam, Aza cukup merasa lelah. Hal itu membuatnya masih tenggelam didalam dunia mimpinya. Kasur yang selembut awan ini membuatnya tak ingin bangun dari tidur.

Rayen tentu sudah mengetahui hal ini akan terjadi, ia pun mengirim seorang pelayan menuju kamar Aza, sebut saja pelayan itu Eliana.

"Nona, sebentar lagi makan pagi akan segera dimulai" Ucap Eliana lembut.

Aza segera tersadar mendengar suara asing di kamarnya. Matanya yang baru terbuka sedikit terkejut melihat Eliana berdiri di samping kasurnya menggunakan setelan maid berwarna putih dan coklat susu.

"ah! maaf maaf, maaf aku bangun kesiangan!" Aza terduduk dan terus menerus membungkuk.

Eliana diam terpaku melihat apa yang dilakukan Aza. Tapi ia segera menampilkan senyumannya lagi, "tidak apa apa, makan pagi akan dilaksanakan 45 menit lagi, maaf jika saya lancang membangunkan anda" Ucap Eliana membungkuk.

"HEEE, tidak tidak, jangan membungkuk, aku bukan siapa siapa disini, lagipula aku hanya tinggal disini sementara" Ucap Aza.

"baik"

"Jadi.. siapa yang mengirim anda kesini? eh aku lupa! siapa namamu?"
Tanya Aza sedikit berbelit.

Eliana tertawa kecil, "Saya Eliana, Pelayan Kerajaan dengan nomor 28. Saya dikirim Tuan Pangeran Rayen untuk membantu keseharian anda di Istana. Saya harap saya bisa membantu anda" Ucap Eliana memperkenalkan diri.

"Ohh begitu, Terimakasih ya hehe, jadi sekarang aku harus melakukan apa?" Tanya Aza polos.

"Itu tergantung anda ingin melakukan apa, saya disini siap membantu"

"sekarang jam berapa?" Tanya Aza lagi.

"Pukul 8.17 pagi"

"makan pagi jam berapa?" Tanya Aza yang ketiga kali.

"Pukul 9 pagi"

"Untuk makan pagi, apa ada baju tertentu yang harus digunakan?"

"Tidak, tapi diwajibkan memakai pakaian formal"

"jadi gaun biasa saja kan?"

"Ya, benar sekali"

"OKEEE, aku akan mandi dulu, maaf jika sedikit menunggu" Ucap Aza sambil menunjukan deretan gigi putihnya.

Eliana menghela nafasnya, baru kali ini ia mendapat seorang seperti Aza. Sebenarnya ia sangat menyukainya, Aza sangat menggemaskan dimatanya. Ia juga begitu sopan padanya, tak seperti bangsawan lain yang membentak ketika Eliana membuat sedikit kesalahan.

Eliana masih berdiri disamping kasur Aza menunggu gadis itu selesai mandi. Beberapa menit kemudian Aza keluar dengan handuk yang melilit di badannya.

"Jadi aku pakai apa?" Tanyanya sambil mengeringkan rambutnya.

"anda bebas memilih gaun mana saja" Jawab Eliana.

"Aku bingungg, bisa tolong pilihkan untukku? hehe"

Eliana tersenyum lalu mengangguk, ia berjalan menuju lemari pakaian Aza lalu mulai mengambil sebuah gaun dari sana.

Eliana tersenyum lalu mengangguk, ia berjalan menuju lemari pakaian Aza lalu mulai mengambil sebuah gaun dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Undisclosed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang