3. ROSA

217 254 386
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
Tandai kalo ada typo
.
.
.
.
Jangan lupa Vote dulu sebelum membaca
.
.
.
.
Bagi emot 💚 nya dong
.
.
.
.
Lebih suka anggur atau kelengkeng?
...




Matahari mulai terbit, cahayanya mulai menyinari bumi dan isinya. Udara segar sangat terasa. Dan suasana tenang yang menenangkan dapat dirasakan.

Namun tidak dengan suasana di dalam vila dimana Rosa dan lainnya berada.

Di dalam vila terjadi keributan penyebab utamanya adalah kehadiran hewan pengerat penyuka keju sekaligus musuh dari hewan berbulu yang takut dengan air.

Kejadian ini di awali Diki yang kerasukan setan subuh. Sekitar pukul 05.00 Diki terbangun dari tidurnya. Ia memutuskan membangunkan Diko untuk mengajaknya solat subuh bersama.

Setelah selesai solat, Diko memutuskan untuk tidur lagi. Sedangkan Diki pergi ke dapur karena merasa tenggorokannya seperti dilanda kemarau. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari hujan agar tenggorokannya tak kemarau lagi.

Diki mengambil segelas air dan meminumnya dengan santai. Ia duduk di kursi yang ada di dapur. Sambil melihat pemandangan keluar jendela. Walaupun masih agak gelap namun pemandangan dari atas bukit dari vila sangat lah indah.

Diki bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke jendela. Namun saat berjalan ia merasakan ada sesuatu yang lembut dan dingin menyentuh kakinya.

Diki menundukkan kepalanya untuk melihat hal apa yang ada di kakinya. Matanya melotot melihat hewan yang dibencinya tengah asik nongkrong di kakinya. Ia reflek melompat sambil berteriak-teriak.

"Hus hus sana woy! Gue terlalu suci buat lo sentuh dasar tikus ganjen". Celetuk ngawur Diki dengan muka ketakutan.

Jujur dia geli sekali melihat hewan yang merupakan musuh dari Tom itu. Ia langsung naik ke atas meja dapur demi menghindari kejaran maut sang tikus.

Dengan wajan sebagai tameng dan centong sebagai senjata ia seperti siap untuk bertempur sekarang.

"Jangan deket-deket gue! Atau gue pukul lo pake centong, lo tau ni centong bisa bawa lo ke neraka tau gak?!". Sepertinya Diki sedikit gila karena berbicara dengan tikus.

"WOY JANGAN DEKET WOY!". Teriak Diki heboh saat si tikus berjalan mendekat kearah meja.

"WOY BANGUN! TOLONGIN GUE ANJIR! GUE DI SERANG!". Diki berteriak dengan kencang berharap para manusia yang ada di vila bangun dan menolong dirinya.

"Ini kuping mereka yang budek apa gue yang kurang keras teriaknya, masa kagak ada yang bangun nolongin". Gumam Diki dengan mata tak lepas mengawasi pergerakan si tikus.

"TOLONG WOY! TOLONG! KEBAKARAN! KEBAKARAN!". Teriak Diki dengan volume lebih keras dari yang tadi. Ia berharap ada yang mendengar teriakannya yang heboh. Walupun teriakannya mengandung seribu persen kebohongan.

Terdengar suara gaduh dari ruangan lain dan beberapa langkah kaki juga terdengar dengan suara yang bergemuruh.

"MANA APINYA WOY!".

"APA YANG KEBAKARAN NJIR?".

"WOY AER MANA AER?".

Mereka semua yang tertidur tadi langsung bangun saat mendengar ada kebakaran. Dan keluar kamar dengan heboh di sertai teriakan-teriakan yang membagongkan.

ROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang