8.ROSA

50 46 347
                                    

Assalamualaikum wahai mahluk bumi

Apa kabar hari ini?

Kalian udah bagi rapot belum?

Yang udah kerja, semoga lancar gaji-nya😂

Ada yang kangen author gak sih?

Tim bubur di aduk / tim bubur gk di aduk?

Mapel favorit kalian apa?

Seperti biasa sebelum baca Vote dulu ya

Jangan lupa juga komen yang banyak

Happy reading









GUK! GUK! GUK!

Diki dan Diko seketika mematung. Suara itu terdengar jelas di telinga mereka. Jantung mereka sekarang mulai berdetak kencang bukan karena jatuh cinta tapi karena rasa takut yang meliputi mereka.

Suara itu bagai alarm dari neraka. Terdengar sangat mengerikan memang.

Keringat mulai muncul dari dahi mereka. Mereka saling menatap satu sama lain.

Diki menatap Diko yang saat ini menatapnya. Diki menyerahkan satu mangga pada Diko sedangkan dirinya membawa dua mangga.

"Hitungan ke tiga kita lari." Ucap Diki dengan suara lirih. Diko mengangguk sebagai jawaban.

"Satu ... Du-"

"TIGA!" Teriak Diko memotong ucapan Diki dan berlari kencang meninggalkan kembarannya yang saat ini sedang mematung.

Diki yang sadar pun akhirnya langsung ikut berlari mengejar Diko yang meninggalkan dirinya. "Kembaran laknat lo Diko!" Umpat Diki sambil berlari.

Dua anjing penjaga milik pak RT itu dengan semangat kemerdekaan mengejar si kembar.

Diki berlari dengan sangat cepat entah dapat kekuatan dari mana ia bisa berlari secepat itu dan sekarang Diki sudah berhasil menyusul Diko.

"Lo bener-bener ya! Enak aja main lari duluan!" Omel Diki pada Diko sambil terus berlari.

"Lo ngitungnya lama!" Ucap Diko.

GUK! GUK! GUK!

Gonggongan itu berhasil membuat mereka berdua semakin ketar ketir sendiri. Mereka kompak melihat kebelakang sebentar dan ternyata kedua anjing itu semakin dekat dengan mereka.

"MAMA TOLONG! HUAAA!" Teriak Diko sambil terus berlari kencang. Bodo amat ia berlari kemana yang penting dirinya selamat.

"MAK ANAKMU JADI ATLET DADAKAN!" Teriak Diki heboh sambil terus berlari mengikuti arah lari kembarannya.

"DIKI GUE KEBELET PIPIS GIMANA NIH?! GUE GAK MAU NGOMPOL!" Diko menatap kembarannya itu dengan pandangan memelas. Anjing kurang ajar! Menyusahkan saja! Dirinya ingin kencing saja tidak bisa.

"TINGGAL PIPIS SAMBIL LARI APA SUSAHNYA!" Sahut Diki.

Diki sangat heran kenapa kembarannya itu sempat untuk memikirkan untuk kencing padahal mereka sedang di kejar oleh dua mahluk hitam gagah yang memiliki kecepatan berlari seperti atlet profesional.

ROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang