7.ROSA

69 65 337
                                    

Assalamualaikum Guys

Gimana kabarnya hari ini?

Udah pada makan belum?

Ada yang kangen author gak?

Yg jomblo angkat ginjal, karena kita satu planet 😭🤣

Jangan lupa vote sebelum membaca.

Jangan lupa komen yang banyak ya







"HA! NGAMBIL MANGGA DI RUMAH PAK RT!" Teriak Diki dan Diko secara bersama'an.

Diki dan Diko saling bertatapan.

"EDAN!"

"GILA!"

"Gimana gampang kan?" Ujar Rosa.

"Gampang bapak lo kayang! Susah banget itu mah!" Sewot Diki dengan wajah kesal setengah mati.

"Kenapa gak ngambil mangga di belakang mansion aja kan bisa? Atau tempat om Burhan. Kenapa harus tempat pak RT sih?!" Diko memijit kepalanya. Dirinya sangat pusing mendengar permintaan Rosa yang ingin mangga di rumah pak RT.

"Ya karena gue pingin mangga yang ada di rumah pak RT."

"Plis ganti tempat Sa! Lo tau kan di rumah pak RT ada dua bodyguard yang super duper galak. Udah galak, item, gagah, sensitif lagi! Plis Sa ganti tempat." Mohon Diki dengan muka yang sedih seolah-olah ia mahluk paling lemah di bumi.

Padahal di mata Rosa Diki terlihat seperti gembel yang kelaparan.

"Iya Sa ganti tempat ya?" Sahut Diko.

"No, no, no! Gue mau-nya mangga pak RT. Gak yang lain, kalo kalian gak mau ngambil mangga-nya gak ada yang namanya ketemu gue selama sebulan!" Ancam Rosa.

"JANGAN!" Teriak kompak Diki dan Diko.

"Oke kita ambilin mangga-nya. Gue ngga sanggup kalo gak ketemu lo sehari gimana kalo sebulan." Ujar Diki dan Diko mengangguk menyetujui ucapan kembarannya.

Walaupun Rosa sangat-sangat laknat, tapi Diki dan Diko sangat menyayangi Rosa. Mereka tidak akan sanggup jika terpisah dari Rosa.

Diki dan Diko sudah berteman dengan Rosa sejak kelas 5 SD. Mereka akrab karena mereka tetangga. Rumah mereka hanya berjarak beberapa meter saja.

Apa lagi mereka juga satu SD jadi tidak heran jika mereka bertiga sangat dekat. Dan si kembar sangat lengket pada Rosa.

"Nah gitu dong! Nah sekarang waktunya untuk melaksanakan misi! Go go go! Semangat sahabat ku!" Rosa dengan semangat menarik tangan Diki dan Diko. Ia membawa Diki dan Diko ke depan pagar mansion-nya.

"Sebagai sahabat yang baik, gue doa'in semoga kalian selamat setelah menjalankan misi ini." Dengan tak berdosa-nya Rosa mengatakan hal itu. Tak tau kah ia jika jantung Diki dan Diko sedang goyang dumang dengan ritme yang cepat.

Diki memegang bahu Diko. "Semangat! Kita pasti bisa! Kita pasti selamat."

"Semoga aja." Pasrah Diko.

ROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang