Tak terasa sudah masuk bulan kesembilan kehamilan jaemin. Memang 5 bulan belakangan ini ia sudah memutuskan untuk cuti dari kuliahnya. Belum lagi jeno yang semakin overprotektif. Apa-apa yang ingin jaemin lakukan selalu dibatasi,seolah jaemin seonggok daun kering yang jika di tergesek sedikit akan robek.
Seperti pagi ini,saat mau memasak jaemin lupa kalau semalam gas dirumahnya habis. Ia memutuskan untuk pergi ke toko di ujung gang depan rumahnya dengan jeno. Iya,mereka sudah pindah kerumah pemberian orangtuanya setelah 1 bulan pernikahan mereka.
Saat jaemin sudah membuka pintu terdengar teriakan dan suara derapan langkah lari di tangga cukup keras.
"STOPPP!!!"
Jaemin sudah bisa menebak. Suaminya itu akan mulai lagi overprotektifnya. Sungguh ia sebetulnya senang jeno terlihat sangat mengkhawatirkan nya dan bayi nya. Namun,jika terlalu berlebihan kan juga tidak enak,seperti di kekang.
"Yak! Sayang kau ini apa-apa an?"
Jaemin memutar bola matanya malas. Apalagi kali ini? Hanya karena sebuah gas?
"Apasih jenooooo lee!!! Aku ingin memasak sarapan untukmu,dan gas habis. Jadi sekarang aku akan pergi untuk membelinya. Kau cepat bersiap,bukankah hari ini kau ada diskusi dengan dosen mu? Jadi jangan terlambat"
Ucap panjang lebar jaemin tapi tetap saja manusia pucat itu masih enggan menyingkir dari pintu. Membuat jaemin kembali berdecak.
"Biar aku saja nana yang beli. Kau kan bisa bilang padaku. Jangan membawa sesuatu yang berat-berat"
"Aigoooo,kau ini lebay sekali. Hei jenoyaa ini hanya tabung kecil,aku masih bisa. Lagipula kau kan juga harus bersiap."
Jeno yang mendapat respon jaemin seperti meremehkan langsung mengernyit. Ia tiba-tiba kesal mendengar jaemin mengatainya lebay.
"Aku hanya khawatir padamu dan bayi kita. Jika kau memang merasa bisa sendiri baiklah. Terserah." setelah mengatakan itu jeno berlalu ke kamarnya.
Terdengar debuman pintu kamar cukup keras. Jaemin hanya menghela napas,kenapa suaminya yang merajuk?
"Ah nanti saja membujuknya. Sekarang aku harus membeli gas dulu,segera membuatkannya sarapan" gumam jaemin
Jaemin kembali dari toko,ia tak sengaja mampir sebentar untuk membeli beberapa sayuran di kang sayur keliling.
Ia tak melihat mobil jeno di halaman rumahnya. Apa jeno sudah pergi? Tanpa berpamitan dan menunggu sarapan jaemin?
Jaemin masuk kedalam rumah mencari ponselnya dan segera men dial suami nya itu.
Empat kali panggilan jaemin tak ada yang diangkat. Jaemin heran,tak biasanya. Apa jeno masih merajuk gara-gara perkara gas tadi pagi?Jaemin tak mau berkalut dengan pikirannya tentang jeno. Mungkin jeno memang merajuk,tak apa nanti saja membujuknya. Suami nya itu tak akan bisa lama-lama merajuk. Pikirnya.
Tak terasa jaemin menyibukkan diri dari memasak,mengepel,dan menata setiap ruangan dirumahnya ia baru tersadar bahwa pukul sudah hampir menujukkan waktu makan malam.
"Wah tak terasa,aku akan mandi dan menyiapkan makan malam" gumamnya
Setelah selesai membersihkan diri dan menyiapkan makan malam. Jaemin mengecek ponselnya. Tak ada balasan pesan atau telepon dari suaminya itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi nya kembali. Karena jam segini harusnya jeno sudah tak ada jam kuliah lagi.
"Kau ini kemana sih lee jeno!" gerutu jaemin kesal.
Ia bersumpah akan memarahi lelaki lee itu karena sudah abai lada telepon nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me🔞 | NOMIN√
FanfictionJADI PEMBACA YANG BIJAK YAA🔞 #1 -ml 10/11/21 #9 -candu 05/09/21 #8 -candu 06/09/21 #4 -harshword 11/09/21 #175 -jeno 23/12/21 #224 -jaemin 23/12/21 #201 -nomin 23/12/21