20. Mencari Tahu tentang Antariksa

97 27 17
                                    

Urusannya dengan Ofar belum tuntas, justru kini bertambah lagi. Dengan orang yang sudah lama dia hindari selihainya, Hanggar Antariksa.

Antariksa mengirim sebuah pesan singkat berupa "Hi" saja awalnya, tapi lama kelamaan pesan singkat yang berbalas oleh Tata itu jadi tak sesingkat "Hi" dia lebih panjang dan mengimbuhkan tawaran untuk nonton ke bioskop sampai dengan nonton ke acara konser band indie sekolah.

Pembalas pesan itu bingung sekarang,

"Terus gue harus gimana mas ?" curhatnya ke Fano
"Nih gue mau komentar tapi endingnya elo ngeledek bilangnya gue nggak relate karena ditikung pas OSN" kata Fano balas mengeluh
"Haha" adiknya ketawa "Engga engga..kali ini gue serius"
"Ya kalau kata gue mah, itu artinya elo masih suka dia. Dia juga masih suka elo"

"Dari mana lo tahu gue suka dia apa engga ? ha ? jangan ngadi-ngadi lo"

"Ck.. anak bawang ..dikasih tau malah ngeyel aja. Nih ya dek... buktinya itu elo masih bales chat dia" Kata Fano

Tata meragu, tapi tetap mengangguk. Sopan santun antar adik kakak, anggaplah begitu.

Tetapi dia banyak ragunya, kelewat banyak sampai menimbulkan tanya-tanya lainnya yang berujung rasa penasaran.

Lalu,

Rasa penasaran itu dibawanya ke Biru di ruang kepala sekolah untuk membahas evaluasi classmeeting sebelum event puncak penutupannya

"Terus gue harus gimana kak Bi ?" katanya setelah panjang lebar curhat tak lihat-lihat tempat.

Biru menghela panjang napasnya, bayangkan betapa kesalnya Gaduh Biru Langit yang sedang menunggu kepala sekolahnya di rapat lain untuk membahas dan evaluasi classmeeting tetapi dalam sesi menunggu itu ada mahluk bawel yang curhat tanpa pandang latar tempat.

Biru enggan menanggapi,
Tata enggan pula menyerah, panggilannya kian menyerbu,

"Kaakk Biiiiiii..." rengeknya,

Biru bukan Erza yang mempan dengan sekali rengekan. Biru ini cukup sulit di terka, kadang dia baik dengan sendirinya dan lebih sering dia tak acuh dengan semaunya.

"Kak" panggil Tata kembali,

Biru mengembuskan dalam-dalam napasnya untuk kali kesekian. Kalau bisa dia juga ingin menghebuskan  jauh-jauh Tata lewat helaan napas itu.

"Ya elo kalau penasaran itu cari tahu. Kalau elo mau ketemu jawabannya ya elo harus hadapi persoalannya, bukan hindarin" Katanya menasehati, "Yang akan jadi paling tahu jawabannya itu elo. Bukan gue"

Tata cemberut, pipinya menggelembung tapi cukup kurangajar. Dimana pipi yang menggelembung itu harusnya terlihat tak enak, dan kurangajarnya ketika itu Tata yang begitu justru terlihat menggemaskan. Biru sampai ingin membingkisnya untuk parcel lebaran nanti.

"Iya deh, nanti gue coba cari tahu"
"Good luck" kata Biru
Tata mengangguk kecil, "Kak Biru gimana sama kak Cinta ?"
"Semua laporan kegiatan yang udah berjalan sejauh ini udah lo resume belum ?" jawabnya mengalihkan topik,  profesionalitas kalau kata Biru.

Tata kalah, dia mengangguk atas nama profesionalitas.

"Siang Biru, Tata" Sapa pak Adim, kepala sekolah yang trendy, panutan dan menyenangkan
"Siang pak Adim" jawab keduanya kompak,

"Duduk..aja..santai" Pak Adim memang begitu, gayanya fleksibel "Jadi gimana acaranya Bi...apa aja yang belum terealisasikan"

Biru menjelaskan, dengan bagaimana tata bahasa formalitasnya yang diluar jangkauan, soal hal-hal begini dia jagonya. Tata dan pak Adim sepakat untuk itu,

"Tata..."
"Iya pak ?"
"Jadi gimana punya ketua OSIS ganteng dan sat set gini ?" tanya pak Adim

Tata heran, kenapa banyak orang yang bertanya hal yang serupa.

"Eung...lumayan lah pak" jawabnya enteng, Biru mengerutkan dahi.

"Lumayan apa Ta ?"
"Lumayan lieur pak..ehehe" candanya,
"Hahaha" Pak Adim ketawa lalu berpesan "Bu Ayu kan lagi di Jogja.. nah..ini ada pesan titipan dari bu Ayu buat kalian"

"Pesan apa bapak ?" tanya Biru
"Selesai classmeeting nanti kalian akan dihadiahi acara liburan ke Jogja sama bu Ayu" kata Pak Adim, yang padahal itu ide pak Adim sendiri, memberi hadiah untuk kerja keras anak-anak tangguh yang mau mensukseskan acara classmeeting sekolah.

Tata senang bukan main, senyumnya merekah mewah tanpa sadar ada pak Adim yang berbisik ke Biru,

"Cantik ya Bi"

Biru ketawa canggung,
Tau-tau kewarasannya tandas dibawa senyum lugas Danurdara Tata Surya sesaat. Duh, pantas Ofar dan Raka terjerat senyum singkat yang memabukkan itu.

"Buruan di gebet Bi... pak Adim ada di team kamu. Hahahaah" lanjut pak Adim berbisik dan ketawa keras.

Tata melirik canggung,

Aduh pak Adim.
Membuyarkan fokus saja.

Padahal ini kan bab yang diperuntukan untuk membahas Hanggar Antariksa, mantan yang belum resmi dan sah disebut mantan.

Tentang bagaimana kisah masa lalu Tata dengan Hanggar adalah hal yang nantinya perlu dibahas, sebetulnya itu singkat, tetapi gengsinya yang tinggi mengikat.

Masa lalu itu tak jauh-jauh dari hal kekanakan yang Tata tak bisa akhiri sampai saat ini. Bahkan, dia juga tak tahu tentang hatinya masih ke Hanggar atau sudah tak bertempat lagi di Hanggar Antariksa.

Dimanapun hati Tata berada, Hanggar Antariksa masih jadi satu-satunya yang melekat dan membuatnya penasaran, masihkah ada rasa berdebar-debar tak karuan ketika mendengar suara Hanggar memanggil namanya ?

Masihkah bersemu-semu merah jambu pipi kanan kiri itu ketika Hanggar menaut erat jemarinya ? Atau masihkah gejolak cemburu memburu ketika Hanggar menghabiskan tawa dengan perempuan lain selain dirinya ?

Tata penasaran tentang itu, sebagaimana penasarannya dia tentang Hanggar yang apakah masih berhubungan dengan Bulan. Perempuan yang selalu membuatnya merasa insecure. Satu tokoh yang tanpa melalukan apapun sudah menang, membuat Tata merasa terintimidasi, Bulaninggit Ayuarsi adalah yang jadi tokoh pokok di cerita Tata dan Hanggar.

Perempuan yang membuatnya salah paham tentang Hanggar, perempuan yang Tata pikir sebagai orang yang Hanggar suka, sebagai orang yang Tata salah pahami jadi selingkuhan Hanggar. Pikirannya sekekanakan itu, cemburunya setinggi tembok cina, egoisnya semenjulang menara eiffel membuat hubungannya dan Hanggar berakhir tanpa diputuskan untuk diakhiri dengan benar.

Karena itulah, sepatutnya ia mencari tahu ulang soal siapa Hanggar Antariksa baginya.

Apakah dia penghuni tetap bagi hatinya, atau penghuni yang masa huninya telah usai, Tata harus tahu arah hatinya, harus paham supaya kelak tak bimbang untuk membuka hati seluas-luasnya bila itu bukan lagi Hanggar, atau mengunci dengan serapat-rapatnya bila itu masih Hanggar Antariksa.

Jadi, mari periksa dengan teliti kembali hati Danurdara Tata Surya yang arah perginya ingin ke siapa.

"Tanda kalau gue masih suka ke dia gimana kak ?" tanya Tata ke Biru sebagai wujud kongkrit untuk mencari tahu isi hatinya pada Hanggar
"Lo khawatir kalau ngelewatin dia sekali lagi. Lo cemas kalau mengulang kehilangan dia lagi" kata Biru, "Soal itu gimana kongkritnya, lo yang lebih paham sendiri. Tapi kalau lo nggak merasa cemas untuk kehilangan, artinya tempat dia sudah kosong. Hati lo sudah bukan untuk dia huni lagi" tutupnya memberi nasehat. Dia memang yang paling berbakat untuk jenis hubungan yang demikian, ya karena dia pelakunya.

Author notes :

Sudah kebayang visual Hanggar Antariksa ?

The Galaxy - Hwang Minhyun |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang