14. Pulang ke Bintang

93 24 12
                                    

Aroma paling memikat saat dicekat penat adalah kepulan asap dari kopi hangat, Tata dan Erza sepakat soal itu.

"Teh Seli nggak ikut Za ?"
"Lieur ceunah, nyusul kalau udah nggak pusing"
"Oh"

Obrolan terjeda, kopi disesap sekilas tak sampai tandas. Nafas dihembus dalam, batinnya ikut berantakan, perempuan itu galau.

Erza mengeluh,

"Kenapa sih lo. Beban hidup lo berat banget kayanya"
"Gue habis ketemu Hanggar lagi Za" kata Tata membuka sesi-sesi curhat panjangnya ke Erza. Yakin, cuma Erza satu-satunya penduduk di muka bumi yang Tata rasa paling paham soal kisahnya dengan Hanggar Antariksa.
"Gak apa-apa Ta...emang udah saatnya lo ketemu Hanggar. Udah saatnya elo memaafkan diri sendiri" Erza batuk, sendoknya mengaduk ke kopi yang sanggup menghilangkan kantuk "Selesaiin Ta, ada gue. Gue akan selalu sama elo. Gimanapun elo, apapun keadaan elo, bagaimanapun situasi elo, ada gue bareng elo, dan elo juga pasti tau, gue nggak pernah ninggalin elo"

Tata mengangguk pelan-pelan. Semua omongan Erza tepat membidik ke sasarannya. Keano Erza Bintang memang persis dengan yang dideskripsikannya sendiri. Erza itu,

"Sahabat terbaik gue emang elo Za"
"Pret" balas Erza
"Haha"  Tata ketawa, matanya menyipit hidungnya terangkat kecil nyengir.
"Masih naksir gue lo ?" lanjutnya tanpa basa basi dan pikir panjang.

Erza terkejut,
Mengenal Danurdara Tata Surya yang unik memang bukan sehari saja, tapi tindakan uniknya masih sulit di toleransi, Erza masih sering kesulitan menghadapi hal-hal random yang Tata lakukan.
"Gimana sama Ofar ?" jawabnya tak acuh.
"Baik sih.. nggak usah cemburu tapi elo" kata Tata ringan, lalu menoleh ke kiri, tepat ke Erza yang duduk dekat kaca kafe bertuankan pemuda pemudi anti galau di malam Minggu. Pemuda pemudi yang bersusunkan jutaan rencana di Minggu malam itu.

Tangannya mengerat  memeluk, kepalanya bersandar tanpa beban ke dada bidang Erza. Tata bilang,
"Sahabat terbaik gue cuma elo, teman gue paling pengertian cuma elo. Sepupu gue paling asik cuma elo. Erza doang pokoknya"

Tata senyum
Erza bingung

Ah, deg-degan juga ternyata hatinya. Gagah badannya tak mampu menopang baper hatinya,

"Lo nggak mandi kesini ?" keluh Tata ditengah pelukannya yang segera dilepas itu

Erza ketawa.
"Hemat air, belum isi token listrik gue. Mama papa di Bali soalnya haha"
"Anjir jorok" omel Tata mendorong Erza.

Erza nyengir

"Ini kita ngapain sih Ta kesini ?"
"Kan elo yang ngajakin gue ke sini marmut ! Lo bilang lagi suntuk"
"Oh gue ya"
"Ampas emang elo"
"Haha"
"Ketawa lagi. Suntuk kenapa sih lo ?"

Erza diam, alih alih menjawab Tata ia lebih sibuk menjawab pikirannya sendiri. Pada dasarnya Erza tau, tujuannya kesini bukan karena suntuk. Suntuk itu cuma akibat dari keinginannya datang kesini saja, selebihnya adalah karena memang dia ingin ketemu Tata saja.

"Suntuk gue Ta, rumah gelap. Males isi token listrik"
"Astagfirullah Erza"
"Iya ?"
"Nggak jadi..yaudah sih, yang penting gue di traktir kopi di traktir makan"
"Anterin gue belanja bulanan"
"Ngerepotin banget"
"Kan lo tau gue bingung bedain shampo sama conditioner"
"Ya makannya dibaca dulu Erza...dibaca"
"Lama..males. Pokoknya ambil ambil ambil pulang. Beres"
"Gundhulmu"
"Haha"

Dengan Erza, Tata bisa kemana saja tanpa beban dan rasa khawatir. Dia juga tidak perlu bertindak dengan hati-hati, kentut misalnya, dia bisa sembarangan dan sembrono kentut di mobil tanpa malu, sudah begitu pakai ngadu segala,

"Za Za...gue pengen kentut" katanya, disusul bunyi suara yang bagi Erza terdengar tak menyenangkan.
"Jorok jorok jorok" omel Erza yang fokusnya membuyar sejenak dari setir mobil demi menutup hidung mancungnya.

"Haha"
"Tata....duhhh jorok banget sih perempuan satu ini"

Tidak lama, kentut itu berbalas serupa dari Erza.

"Lo kentut ya ?" omel Tata
Erza nyengir "Haha"
"Resek lo...ih bau...ih Erza...bangke banget" omel Tata meninju berulang lengan yang lebih lihai memutar stir mobil dibanding mengangkat barbel itu.

"Za, ini dong lagunya Jill Jackson yang Hey Handsome Boy" kata Tata yang tertular berselera tua sepertinya.
"Hai juga"  kata Erza nyengir
"Bodo amat. Gue play sendiri"
"Ofar habis tengkar sama Raka ?" celetuk Erza membagikan sedikit informasi yang dia tahu.
"Serius lo ?"
"Gue kalau bercanda mana pernah sih yang kaya ginian. Nggak masuk bahan candaan gue materi kaya gini"
"Belagu" Cibir Tata, "Eh tapi kenapa deh tengkar ?"
"Gara-gara temen gue yang kaya charger mito"
"Untung gue charger Samsung" kata Tata mengelus dadanya singkat, "Za Za serius deh, itu kenapa berantemnya ? kok bisa gara-gara gue ?"

Erza mendecih enggan, dia bilang "Tanya sendiri ke Ofar apa Rakanya"
"Ah elo mah kaya sate Padang di Surabaya. Nggak jelas"
"Ha ?"
"Maunya Padang apa Surabaya"
"Madagaskar"
"Haha"
"Haha hehe lo"
"Za..blokiran Hanggar gue buka ngga sih enaknya ?"
"Terserah"
"Ck ..malesin ah elo mah"

Obrolan-obrolan itu terus berlanjut ke topik-topik yang meluas, sebagaimana belanjaan bulanan yang juga mulai terpenuhi di troli,

"Nanti gue kalau berumah tangga sama kak Ofar mau pakai kitchen set warna apa ya Za enaknya"
"Ijo neon yang gonjeng nyala"
"Ck... dengki aja elo mah"
"Lo jadinya mau ke siapa sih Ta ? Raka, Ofar apa Hanggar ?" omel Erza "Atau ke gue ?"

Tata diam
Erza cemas berikut deg-degan juga hatinya.

Sementara Tata masih diam

Lalu terbahak

"Ya sama elo dong" jawabnya ringan

Erza hampir bersenyumkan kesenangan kalau saja Tata tidak lanjut bilang "Majikan kan harus selalu bareng sama jongosnya"
"Anjir kampret" omel Erza memiting lekas Tata dalam lengannya.

Dengan Erza percakapan sederhana akan selalu jadi lebih variatif dan tidak membosankan, entah karena Erza memang tipe orang yang nyambung diajak ngobrol atau memang mereka sudah terlanjur sama-sama nyamannya, yang jelas kamu sudah tahu persisnya, bahwasanya dimana ada Tata disitu ada Erza, mereka teman. Selebihnya, biar Erza yang nanti bicarakan.

Keano Erza Bintang yang sanggup menahan beban lebih berat dibanding besi barbel di sudut dikiri kanan untuk diangkat. Beban berat yang berlebih itu diberi nama cinta bertepuk sebelah tangan.

Author Notes:

Selamat tahun baru 2022
Semoga suka

Tolong cintai juga #TujuhBelasUniverse

Nuhun

The Galaxy - Hwang Minhyun |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang