09. Tingginya Langit

95 30 13
                                    

Tata cemas, pada dasarnya dia tipe orang yang tidak banyak memikirkan hal-hal yang ada diluar kendalinya, dia tidak mau memikirkan anggaran negqrq lebih banyak dihabiskan pada sektor apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tata cemas, pada dasarnya dia tipe orang yang tidak banyak memikirkan hal-hal yang ada diluar kendalinya, dia tidak mau memikirkan anggaran negqrq lebih banyak dihabiskan pada sektor apa. Dia lebih suka memikirkan weekend nanti lebih baik tidur sepanjang hari atau begadang dengan drama sepenuh malam, dan kadangkala benar, dia juga manusia biasa yang di catatan sipil berjenis kelamin perempuan, lalu menurut beberapa pendapat yang entah dari mana asal usulnya, perempuan dikatakan mahluk  yang penuh perasaan. Termasuk di dalamnya adalah rasa cemas, bersalah dan tidak enak hati. Pokoknya, seperti yang dirasakan Tata sepanjang hari bersama dengan Biru dan Kajo untuk menyalurkan bantuan dari korban banjir di salah satu daerah di Indonesia tercinta. Indonesia, kami cinta ke kamu, sungguh.

Dan Tata juga sungguh, dia ingin minta maaf, sebagaimana manusia pada umumnya. Kalau bersalah maka minta maaf. Tata pula, tapi dia sama sekali tidak berkesempatan untuk ngobrol berdua dengan Biru. Ketua OSIS yang glow up dari ari-ari, Gaduh Biru Langit ini terlalu sibuk sampai tidak bisa menyempatkan diri untuk sekedar ngobrol santai membahas persoalan rundown kemarin atau ngobrol soal masa depan barangkali bisa.

Sayang, geraknya kelewat gesit, pemikirannya cepat, mengorganisir segala rupa yang jadi tanggung jawabnya. Benar kata Duan, Biru tipe yang sat set sat set  ia bergerak dengan cepat setelah susunan yang ditetapkan. Lalu tiba-tiba hari sudah sore, termakan lalu lalang sibuknya Biru.

"Bi, gue duluan ya. Laporan dari Sekbid kerohanian berkaitan dengan kegiatan hari ini udah gue kirim ke email OSIS. Barakallah pokoknya. Assalamualaikum wahai kawan-kawan OSISku yang baik budi pekertinya" pamit Obarus berdiri diikuti Sauci yang merapikan berkas-berkasnya.

"Sauci juga kak Bi, laporan keuangan mengenai pengeluaran biaya untuk kegiatan hari ini sudah Sauci kirim ke email OSIS, untuk hardcopy nota-notanya ada di mas Raka, lagi dikerjain" katanya berbalas acungan jempol dari Raka.

"Thank you Bar, Sa...hati-hati" balas Biru sederhana. Bukan bermaksud tidak menghargai, itu justru bentuk apresiasi dari Biru yang bicaranya suka hemat pangkal tidak kaya-kaya.

Pamitnya Sauci dan Obarus bersambung dengan pamitnya Duan, Abra, Cinta, Kajo dan Senja. Lalu setelahnya Ofar ikut membereskan laptopnya dengan kepala yang tidak sepenuhnya fokus kearah laptop itu, sebagiannya fokus ke Tata untuk bilang,

"Ta, pulang sama siapa ?"
"Eh ..iya kak ?"
"Kamu pulang sama siapa ? kak Ofar lagi nggak bisa nganterin karena harus anter mama. Erza juga lagi sakit kan ?"
"Tata naik ojol kak, tenang, Tata kan perempuan milenial yang independen dan modis" ucapnya
"Hati-hati ya perempuan milenial yang independen dan modis" kata Ofar menirukan penyebutan Tata, "Abang ojolnya kalau ngebut bilangin ke kak Ofar ya" lanjutnya
"Buat ?"
"Buat diceritain aja sih, biar kita tetep komunikasi, jaga silahturrahmi kata Obarus, nggak usah ngebut. Hidup harus santai ngikutin ritme. Ya kan ?"
"Ck.." Tata mendecih diikuti batuk sebentar "Kak Ofar hati-hati juga ya"
"Hatinya sekali aja" balas Ofar
"Karena ?"
"Karena biar isinya juga cuma satu. Kamu aja"
"Pret Far pret" Sahut Raka tanpa diundang

The Galaxy - Hwang Minhyun |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang