Kita bagian dari Galaxy, serupa Langit, Bumi, Mars, Angkasa atau siapa saja, termasuk tukang tulisnya juga bagian dari Galaxy yang jago main rahasia-rahasian. Apalagi tentang merahasiakan jodoh, baik jodoh sendiri maupun jodoh orang yang lebih menar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marska Omar Al-Faruq punya tuduhan ini itu yang mengarah tentang dia playboy yang suka menebar harapan ke banyak perempuan tentunya tidak datang sekonyong-konyong. Semua ada asal muasalnya, bisa jadi itu datang atas kepribadian dasar Ofar yang sensitif terhadap lingkungan-- Ofar seperti memiliki tingkat kepekaan yang luas dengan orang-orang disekitarnya.
Kebanyakan orang cenderung tidak memiliki banyak waktu untuk mengamati dan mengambil keperdulian pada orang lain. Tetapi rasa-rasanya Ofar bukan termasuk didalamnya. Dia seperti memiliki banyak waktu untuk begitu perhatian pada sekitarnya. Dia tahu cara membuat orang merasa nyaman untuk ngobrol dengannya. Ofar seperti memiliki berbagai macam pengetahuan tentang metode mendekati orang lain dan membaur.
"Dek, suka naik viking nggak ?" tanyanya memecah suara Tory Kelly yang sedang menyanyikan lagu Dear No One di mobilnya. "Kalau vikingnya lagi diem suka sih kak" Kata Tata lalu ketawa berikut tawa Ofar pula didalamnya, "Sama" balas Ofar, dia kemudian menoleh sekilas ke Tata dari fokusnya menyetir mobil "Jodoh nggak sih dek kalau sama gitu"
"Belum, belum. Kan baru sekali" "Harus berapa kali dek memang kalau jodoh biasanya ?" "Tiga kali mungkin ?"jawab Tata ragu, "Kok kaya minum obat ?" "Kaya jadwal mandi juga kak" "Emang mandi juga pakai jadwal dek ?kok kaya ujian aja" "Hahahaha"
Tata ketawa kecil, sebenarnya dia tahu tujuan Ofar bertanya adalah untuk memecah keheningan berikut kecanggungan yang menyelimuti Tata selagi berdua dengan Ofar di mobil dalam perjalanan yang Ofar sebut main.
Ofar bukan peramal yang bisa tahu bahwasanya isi kepala Tata dipenuhi dengan kebingungan soal dia harus bertanya apa ke Ofar, membuat topik obrolan apa dengan Ofar supaya tidak terlihat canggung, tetapi secara alami Ofar memahami tentang kerut cemas di dahi itu.
Obrolan dengan Ofar memanjang, mengisi kejenuhan malam Tata sampai ia lupa Biru menunggu sejak lama, mungkin sejak tadi waktu magrib.
"Ya Tuhan lupa" katanya spontan ketika berada di meja makan yang sudah bermenukan ini itu pesanan Ofar.
"Tuhan lupa apa ?" sahut Ofar "Lupa rundown" "Kok ?" "Rundown untuk acara Sambung Dana Bencana besok. Ditagih jam 19.00 sama kak Biru. Tata lupa kak" keluhnya panik, sementara jam dinding restoran masih terus berputar giat tak perduli meski ada orang yang lupa waktu, itu pukul 18.50 WIB "Oh rundown SDB, biar kak Ofar bantu"
Tab kecil Ofar sudah nyala dan jemarinya lihai menginsert ikon-ikon chart untuk rundown, sementara ponsel Tata berdering gaduh di meja. Deringnya berasal dari yang bernamakan sama gaduhnya, ialah Biru.
"Hallo.." baru sapaan singkat yang Tata ucap nyatanya berbalas omelan panjang dari penelpon yang jaraknya kiloan meter dari restoran itu. Gila saja, jarak kiloan meter tak mempan menahan intonasi kesal yang serasa dekat didepan mata disebelah telinga, "Rundownnya mana ? jam elo 19.00 juga kan sekarang !" "Iya kak Biru ini lagi dikerjain" "Jadi rundownnya lagi dikerjain apa udah dikerjain ? gue bilangnya jam berapa emang ? kenapa baru dikerjain ?" "Iya kak Biru. Bentar lagi dikirim" "Jangan iya iya aja"