Chp. 31

91 15 8
                                    

***

Keesokan harinya setelah kejadian itu berlangsung. Hanami memilih beristirahat dirumah sekarang, ia tak akan kemana mana dalam kurun waktu yang lama. Karena luka tembak yang sebelumnya terbuka lagi, dan ditambah luka yang ia dapatkan saat kejadian tersebut.

"Hanami, buka mulutmu. Ayo makan," bujuk Tsukasa sembari menyodorkan sesendok bubur.

Hanami yang tadi tengah menatap keluar jendela melirik ke arah Tsukasa. "Sudah kubilang, aku tidak lapar," ucapnya lemah.

"Ayo lah Hanami. Sedikit saja. Dari kemarin kau tidak makan apapun."

"Tidak. Aku ingin tidur," kemudian Hanami membaringkan tubuhnya perlahan, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"H-hey, Hanami!"

Final, Hanami sudah menolak 3 kali sejak awal dibujuk makan oleh Tsukasa. Tsukasa menghela napas. Ia pun menaruh kembali bubur tersebut ke microwave lalu menuju kamarnya.

"Bagaimana? Dia mau makan?" tanya Ghislaine yang tengah duduk di sofa yang ada dikamar Tsukasa bersama Taeru.

Tsukasa menggeleng lemah. "Tidak, dia menolak."

Taeru menghela napas. "Dia memang keras kepala sekali. Setelah sekian lama ia tak memperhatikan kesehatannya, kini ia kembali lagi seperti ini!" Tambah Taeru.

"Setelah sekian lama?"

"Hanami pernah seperti ini. Kami dapat info itu, langsung dari mulut ayahnya Hanami. Jika kau sudah diberitau soal mantan kekasihnya Hanami, kau mungkin mengerti," sahut Ghislaine.

Tsukasa tertegun. "Jadi, dia dulu pernah seperti itu?"

Mereka berdua mengangguk serempak. Tsukasa kembali memasang wajah khawatir.

"Tidak usah terlalu khawatir Tsukasa. Kau juga, jaga kesehatanmu. Meskipun Hanami seperti itu, kau jangan ikut ikut dia," tegur Ghislaine.

"Sepertinya kita perlu bantuan."

Tsukasa dan Ghislaine menoleh ke Taeru. Taeru mengeluarkan ponsel, "aku akan menghubungi Senku. Kurasa dia bisa membujuk Hanami."

"Senku?"

"Dia adiknya Hanami, Tsukasa." Ghislaine menjawab kebingungan Tsukasa.

***

Setelah 30 menit. Senku sampai di apartemen Hanami, Senku di suruh masuk ke kamar Tsukasa.

"Iya iya. Tak usah dijelaskan, Yumeri telah memberi tau semuanya," ucap Senku sembari mengorek telinganya.

"Oh begitu. Baguslah, kami tak usah berkata panjang lebar," Ghislaine merasa lega.

"Dan kau, kau yang dibicarakan Hanami terus menerus di pesan kan?" tanya Senku ke Tsukasa sembari menunjuk nunjuk.

'Terus menerus?' batin Tsukasa.

"Uhm. Kurasa iya," jawab Tsukasa.

"Hehh ... ini merepotkan, seharusnya kau saja sudah cukup untuk membujuknya." Senku mendengus.

[✓] Sympathy ; Tsukasa Shishio x Readers [Dr.stone Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang