Chp. 15

183 21 21
                                    

ೋ❀❀ೋ

Malam hari angin berdesir kencang, membuat suasana malam yang dingin dan damai membuat siapa saja betah berada dikasur lebih awal. Jam dinding menunjukan pukul 9 malam.

Bel pintu berbunyi. Tsukasa segera menuju pintu untuk membukakan pintu.

"Oh, Hanami, selamat datang," sambutnya.

Hanami mengucek matanya. "Aku pulang," ucap Hanami lemas.

Hanami langsung menerobos masuk. Ia melepas sepatunya dan jaketnya. Ia lempar dengan sembarangan, karna ia sedang sangat malas untuk menaruhnya dengan rapi.

Hanami langsung menerjang kasurnya. Hangat dan nyaman, rasanya ia ingin tidur lebih cepat hari ini.

Tsukasa dengan ragu mendekati gadis bersurai putih hitam tersebut. "Um ... H-hanami."

"Hng?"

"S-setidaknya kau mandi dulu, atau tidak makanlah sedikit," saran Tsukasa.

"Tidak tidak, biarkan aku tidur, aku sangat mengantuk," ucap Hanami, gadis itu sambil melambai lambaikan tangan seperti sedang menghalau lalat yang tengah menganggunya.

Pria dengan surai coklat panjang tersebut menghela napas dan memelankan suara, "Hanami...." Tsukasa sedikit jengah dengan tingkah Hanami, tapi mau bagaimana lagi, begitulah Hanami.

Gadis surai putih hitam tersebut mungkin memang sangat kelelahan. Dari pagi pagi sekali ia membuat kue kecil, lalu ke pelatihan militer, kemudian ke rumah sakit untuk membagikan kue.

Tsukasa duduk di sisi kasur Hanami. Ia menyentuh pucuk kepala Hanami. "Kau sangat kelelahan hm? Baiklah kalau begitu." Ia pun membiarkan gadis itu tidur.

Mulut Hanami terkatup rapat, ia membeku, ia sulit untuk mencerna kata kata dengan kondisi badan yg sangat kelelahan. Ia pun terlelap dengan mudahnya

Tsukasa dengan telaten merapikan jaket dan sepatu Hanami. Ada sedikit rasa balas budi dalam diri Tsukasa, Hanami selama ini selalu merapikan apapun yang berantakan dikamarnya ketika ia tak ada. Sudah sewajarnya, Tsukasa melakukan hal sebaliknya.

***

Keesokan harinya. Jam menunjukan pukul 6 sore. Matahari mengeluarkan sinar warna jingganya, awan awan kini makin menipis dan menampakkan warna merah muda dan jingga gelap.

Tsukasa mengambil shift di cafe tempat Hanami bekerja sambilan. Pria dengan rambut di kuncir sedikit namun tetap membiarkan beberapa helaian rambut bawahnya terurai begitu saja, ia tengah mengelap gelas gelas yang telah dicuci. Ia tak sengaja melirik ke depan, sorot matanya langsung tertuju pada 2 gadis yg tengah duduk sembari menatap kagum pada dirinya dari kejauhan.

Ia berinisiatif untuk menyapa mereka dengan lambaian tangan, mereka pun kegirangan bak mendapatkan sesuatu yang spesial. Helaan napas keluar dari mulutnya, ia lalu kembali kegiatannya.

"Uuu~ tiap hari ada saja gadis yang menyapa. Orang tampan memang hebat," goda Kohaku sambil menyikut pinggang Tsukasa. Manik biru milik Kohaku melirik Tsukasa dengan tatapan jahil.

"Hahaha, terimakasih," ucap Tsukasa singkat.

Ia kembali lagi ke kegiatannya. Tangannya masih sibuk mengelap, namun pikirannya dipenuhi dengan ucapan Richard kemarin.

Ia penasaran dengn tipe pria Hanami. Mungkin, Hanami suka tipe pria yang berambut pendek, atau tidak berambut panjang. Jika berambut panjang, mungkin ia bisa menjadi tipenya Hanami.

"Eh?" Kata tersebut tak sengaja keluar dari mulutnya.

Pyangg!

Gelas dari tangan Tsukasa jatuh selang sedetik dari gumannya. Semua pelanggan bahkan Kohaku yang berada disampingnya terkesiap oleh suara nyaring tersebut.

[✓] Sympathy ; Tsukasa Shishio x Readers [Dr.stone Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang