Jangan lupa vote, dan komen ya...
Selamat datang dan selamat membaca
Abaikan typo!
"Bang. Bang apa yang epik?"
"Hum... Bangkai?"
"Salah!"
"Apaan deh."
"Bang bang bang." Jawab Jeongwoo dengan nada lagu salah satu boyband Korea, Big Bang.
Jihoon menoyor kepala adiknya itu. Sudah tidak biasa Jeongwoo berlaku seperti itu. Jadi tak heran juga Jeongwoo selalu mendapatkan pukulan bahkan kata-kata busuk yang keluar dari mulut Kakaknya. Toh, itu salahnya sendiri.
Keduanya tengah bermain PlayStation di ruang tamu dan tak sadar jika sedari tadi ada orang yang mengetuk pintu rumahnya. Keduanya begitu asik sembari mengoceh tidak jelas sampai melupakan tamu yang sedang datang.
Tok tok
Tok tok
"Bukain deh Woo." Jeongwoo menyetujuinya ia segera berjalan ke arah pintu sebelumnya terlebih dahulu ia melihat ke jendela, takutnya tidak ada siapa-siapa di luar sana.
Sebelum membuka pintu itu, terlebih dahulu ia berdoa. Berdoa agar yang mengetuk pintu tampak kaki dan tidak pucat.
Satu
Dua
Tiga
Dor!
"BANGSAT!" Umpat Jeongwoo memegang dadanya yang sudah berdegub tak karuan. Tak lupa juga memukul siapa yang berani datang malam-malam begini di rumahnya.
"Bang Yoshi?"
Yoshi. Pemuda tampan itu tersenyum manis kearah Jeongwoo dan tak lama Jihoon juga menghampiri keduanya. Entah apa yang membawa perawakan itu malam-malam begini.
Jihoon menyuruh Yoshi untuk masuk dan berbincang ada gerangan apa dia datang kerumahnya.
"Hoon, lu berdua kan lagi di tinggal orang tua ke Sumatera. Gue boleh gak hari ini nginep di rumah kalian?"
Jeongwoo saling memandang dengan Jihoon.
"Emang rumah lu kenapa bang?"
"Panjang ceritanya Woo. Btw tadi gue di telepon sama Jaehyuk katanya besok bakal ada acara di rumahnya bang Hyunsuk. Lu mau kan pergi?"
"Kalau kita berdua ma, mau-mau aja. Asalkan gak ngeluarin duit sih. Gue sama bang Jihoon akhir-akhir ini lagi bokek, soalnya goput mulu."
"Lu aja ya tai. Gue mah udah masak banyak-banyak buat elu, tapi lu malah mesen goput. Kagak ada akhlak emang jadi adek lu ya."
"Salah sendiri ngapain masak."
Yoshi hanya cengengesan melihat kedua temannya yang beradu mulut. Tak heran sih, emang kelakuan kakak adik ini emang selalu saja seperti itu. Tak kenal waktu maupun tempat.